Seruni.id – Dari tahun ke tahun, biasanya jamaah haji sangat banyak yang berasal dari berbagai negara. Namun sayangnya, karena adanya pademi Corona, kuota berhaji pun dibatasi. Sehingga, mereka yang telah mendaftarkan diri harus merelakan impiannya tahun ini.
Merasa Sangat Senang
Bisa dikatakan, mereka yang menunaikan haji di tengah pandemi ini adalah orang-orang pilihan. Seperti Azra Aly, seorang jamaah haji asal Afrika Selatan, ia sangat beruntung karena dapat melaksanakan ibadah haji pada tahun ini.
Wanita 38 tahun ini, rupanya adalah guru Bahasa Inggris di Jeddah yang telah lama tinggal di Arab Saudi. Azra mengaku sangat senang, dan tak bisa melukiskan pengalaman spritiual hebatnya ini dengan kata-kata.
“Ini bisa menjadi awal dari sisa hidup saya,” ucap Azra, dikutip dari laman Saudigazette, Sabtu (1/8/2020).
Cucu dari Imama Masjid
Azra sendiri merupakan cucu dari Qassim Ali, imam masjid yang cukup dihormati pada saat itu. Azra dilahirkan sembilan tahun setelah kematiannya, tetapi terus-menerus mendengar kisah-kisah inspirasional tentang dirinya, karakternya, dan dedikasinya kepada komunitasnya.
Ia bahkan sempat heran, mengapa sang ayah tidak hidup dengan nilai dan prinsip yang sama seperti almarhum kakeknya. Pengalamannya berasama saudara-saudaranya di rumah cukuplah rumit. Terlebih kedua orangtunya berpisah saat usianya baru sembilan tahun. Ia sering mendapati dirinya bertanya kepada Allah mengapa hal itu bisa terjadi terhadap keluarganya.
“Pada 2011, setelah perdebatan sengit dengan keluarga saya, saya dengan berani menyatakan kepada ibu saya bahwa saya akan meninggalkan mereka dan pergi ke padang pasir,” tuturnya.
Mengajar di Universitas Ternamaa
Mengenang serangkaian pada Januari 2014 silam, saat itu ia menerima panggilan untuk mengajar di Universitas King Abdulaziz di Kota Jeddah. Dari sanalah ia mulai berpikir kembali ketika dia menyatakan bahwa dia akan meninggalkan keluarganya dan pergi ke padang pasir, dan pada saat itulah Azra menemukan jawaban untuk pertanyaan yang terus dia tanyakan kepada sang khalik.
Sejak kepindahannya ke Arab Saudi, di sana ia banyak mempelajari banyal hal. Salah satunya melakukan umrah. Bahkan, ia telah melaksanakan ibadah haji “ringan” itu sebanyak 18 kali. Sepanjang pengalaman ini, dia menjaga kakeknya di belakang pikiran dan jiwanya, hampir seperti penunjuk arah mental dan spiritual.
Hal yang paling luar biasanya baginya adalah tentang kakeknya, mengenai kisah kematiannya. Sebab, sang kakek meninggal dalam keadaan sujud, ketika memimpin shalat asar di hari Jumat pada 1973 silam.
“Kematiannya mengirimkan riak-riak di komunitas muslim ketika orang-orang menceritakan detail berulang kali satu sama lain, dan anak-anak mereka, dan cucu selama beberapa dekade,” kata dia.
Baca Juga: 8 Amalan Ringan yang Pahalanya Setara dengan Naik Haji dan Umroh
Kakek Azra telah mengubah hidupnya. Ketika pengumuman datang untuk berhaji tahun ini, Azra ingat betul bagaimana seorang kerabat pernah mengatakan kepadanya bahwa haji telah mengubah hidupnya.
“Aku tidak percaya! Gembira! Mungkin Dia (Allah) tidak meninggalkan saya. Mungkin Dia sudah menunggu untuk membantu saya memperbaiki apapun yang rusak. Saya tidak tahu apa yang diharapkan dari sini, tetapi yang saya tahu adalah bahwa saya ingin kejelasan, dan kedamaian. Saya merasa takut karena beberapa alasan tetapi pada saat yang sama, ini bisa menjadi awal dari sisa hidup saya,” tutup Azra.