Seruni.id – Kota Palembang tidak hanya terkenal melalui pempeknya saja, loh. Kota yang berada di Sumatera Selatan ini, juga menyimpan banyak sejarah, termasuk tentang Jembatan Ampera Palembang yang dikenal seluruh Indonesia. Jembatan Ampera sudah menjadi lambang dari kota Palembang dengan menjadi penghubung antara kawasan sungai Musi.
Jembatan Apera Palembang merupakan ikon yang menjadi kebanggaan masyarakat di sana. Sebab, selain menjadi penghubung kawasan hulu dan hilir, jembatan ini juga membantu keberlangsungan transportasi. Oleh sebab itu, wajar saja jika jemabtan ini sangat mereka banggakan.
Perlu kita tahu, bahwa jembatan tersebut merupakan hadiah dari Presiden RI pertama, Soekarno, untuk masyarakat Palembang. Namun, seiring berjalannya waktu, tak sedikit kaum milenial yang tidak mengetahui sejarah tentang jembatan berwarna merah itu. Untuk itu, maka simak sejarahnya berikut ini:
Sejarah Jembatan Ampera
Sebenarnya, ide pambangunan Jembatan Ampera Palembang sudah ada sejak zaman pemerintahan colonial Belanda pada tahun 1906. Namun, baru terealisasikan pada tahun 1962. Sama halnya dengan dana yang digunakan untuk pembangunan Monas di Jakarta, dana pembangunan Jembatan Ampera Palembang juga diambil dari hasil perampasan saat perang Jepang, yaitu senilai 2,5 miliay Yen.
Semula, Jembatan Ampera yang terletak di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan itu, diberi nama Jembatan Soekarno. Nama tersebut dianggap sebagai bentuk penghormatan atas jasa yang telah ia berikan.
Kendati demikian, Soekarno justru tidak berkenan, karena ia tak ingin menimbulkan tendensi indivisu tertentu. Karena alasan tersebut, akhirnya nama jembatan tersebut disamakan dengan slogan bangsa Indonesia pada tahun 1960, yaitu Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera). Adapun struktur Jembatan Ampera Palembang dijelaskan sebagai berikut:
- Panjang Jembatan Ampera adalah 1.117 meter dengan lebar 22 meter.
- Tinginya adalah 11.5 di atas permukaan air, sedangkan tinggi menarara jembatan Ampera Palembang adalah 63 meter dari tanah.
- Antar menara memiliki jarak sekitar 75 meter dengan berat sekitar 944 ton.
Diresmikan Oleh Letjen Ahmad Yani
Jembatan yang dibangun pada April tahun 1962 itu, diresmikan pada 30 September 1965, oleh Letjen Ahmad Yani. Meski jembatan Ampera Palembang tersebut adalah hadiah dari Bunga Karno, tetapi Letjen Ahmad Yani dipercaya menjadi orang yang meresmikan penggunaan jembatan untuk pertama kalinya. Selain itu, peresmian tersebut merupakan agenda kenegaraan terakhir dari Letjen Ahmad Yani, sebelum akhirnya beliau menjadi salah satu korban G30S/PKI pada 1 Oktober dini hari.
Dengan panjang mencapai 1.117 meter dan lebar 22 meter, tak heran kalau Jembatan Ampera Palembang ini sempat menjadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara. Selain itu, jembatan ini juga tergolong canggih pada masanya, mengingat bagian tengah jembatan dapat diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat dibawahnya tidak tersangkut badan jembatan.
Bagi yang belum tahu, pada bagian tengah Jembatan Ampera Palembang dapat diangkat dengan peralatan mekanis dan dua dua bandul pemberat yang masing-masing berkisar 500 ton pada dua menaranya, dengan kecepatan sekitar 10 meter per menit dan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat seluruh jembatan ialah 30 menit.
Namun sayangnya, sejak 1970, mekanisme tersebut tak lagi dilakukan. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini, yaitu sekitar 30 menit, dianggap mengganggu arus lalu lintas. Terlebih sudah tidak ada lagi kapal besar yang berlayar di Sungai Musi. Hingga akhirnya di tahun 1990, dua bandul pemberat untuk menaikturunkan bagian tengah jembatan dibongkar dengan alasan keselamatan masyarakat yang melintasi jembatan.
Sejumlah Onderdil Dicuri
Kemudian pada masa orde baru, di bawah kepemimpinan walikota Eddy Santana Putra, Jembatan Ampera Palembang dihias sedemikian rupa untuk menjamin digunakan sebagai ikon utama Palembang. Hal disambut dengan apresiasi masyarakat dengan tujuan melestariakan warisan sejarah kemerdekaan Palembang. Berbagai ornamen pun digunakan, mulai dari lambu, dan pewarnaan. Hingga akhirnya jembatan tersebut benar-benar menuju ketenaran. Jembatan Ampera sering menjadi tempat diadakannya perhelatan besar dan event ternama yang mengatasnamakan kota Palembang.
Namun, ketika pada tahun 1997, kericuhan terjadi ketika berbagai ornamen penghias dan lampu lenyap dicuri. Beberapa onderdil jembatan tersebut dipereteli. Pencurian tersebut dilakukan dengan memanjat menata jembatan dan memotong beberapa onderdil jembatan yang tak lagi berfungsi. Warna pada jemabtan pun sudah mengalami tiga kali pergantian. Pada awal dibangun jembatan tersebut berwarna abu-abu, kemudian pada tahun 1992 menjadi warna kuning, dan terakhir pada 2002 hingga sekarang Jembatan Ampera Palembang berwarna merah.
Pada Juli 2018 lalu, menjelang digelarnya Asian Games, Jembatan Ampera sempat dilakukan rehabilitas. Kala itu dilakukan perbaikan pada atap pylon, perkuatan struktur pelat lantai, pengecatan rangka jembatan, penambahkan tinggi pagar jembatan, penataan trotoar di bagian kanan dank irk jembatar, serta dilengkapi dengan tempat sampah, kursi, dan lampu taman.
Selain rehabilitasi konstruksi jembatan, Kementerian PUPR meningkatkan aspek artistik jembatan dengan memasang jam analog seberat sekitar 200 kg dengan diameter 5,5 meter yang ditempatkan pada menara jembatan, baik yang ada di sisi ilir dan ulu. Upaya tersebut dinilai menambah keindahan Kota Palembang.
Ketika malam hari, Jembatan Ampera akan dihiasi lampu-lampu yang cantik nan indah, sehingga akan tampak begitu eksotis. Banyak yang berpendapat, menyaksikan Jembatan Ampera di kala malam seperti menyaksikan eksotika Venesia di Italia. Dari atas Jembatan Ampera akan terlihat Benteng Kuto Besak yang masih kokoh berdiri Tak heran jika banyak yang berpendapat, melancong ke Palembang belum lengkap jika belum menyaksikan keindahan Jembatan Ampera. Waktu terbaik untuk mengunjungi Jembatan Ampera adalah ketika senja dengan pantulan keemasan matahari di permukaan sungai atau malam hari dengan permainan lampu yang kontras dengan gelapnya langit.
Foto Jembatan Ampera dari Masa ke Masa
Berikut ini merupakan kumpulan foto Jembatan Ampera Palembang dari masa ke masa:
1. Jembatan Ampera pada Saat Dibangun Tahun 1962-1965
2. Jembatan Ampera Tahun 1970
3. Jembatan Ampera Tahun 1990
4. Jembatan Ampera Ketika Masih Bisa Dinaik-turunkan
5. Jembatan Ampera Tahun 2000
6. Jembatan Ampera Saat ini
7. Jembatan Ampera di Pagi Hari
8. Jembatan Ampera di Sore Hari
9. Jembatan Ampera dengan Sunset yang Indah
10. Jembatan Ampera di Malam Hari
Gambar Jembatan Ampera
Kalau yang berikut ini adalah beberapa gambar Jembatan Ampera Palembang berupa lukisan, sketsa gambar Jembatan Ampera:
Keren banget kan jembatan kebanggaan Palembang yang satu ini? Tak heran banyak orang yang tertarik bahkan menjadikannya latar dalam sebuah game. Jangan sampai kamu melewatkan Jembatan Ampera saat traveling ke Palembang, ya.
Baca Juga: 10 Jenis Kue Tradisional Khas Palembang, Bisa untuk Oleh-oleh Loh!
Dan juga, selain melihat kemegahan Jembatan Ampera, kamu juga bisa mengunjungi berbagai objek arsitektural keren lain disekitarnya. Mulai dari Monumen Penderitaan Rakyat (MONPERA), Benteng Kuto Besak (BKB), Masjid Agung Palembang, hingga menikmati lezatnya makanan khas Palembang di atas perahu di tepian Sungai Musi!