Seruni.id – Fujianti Utami Putri alias Fuji membagikan kabar yang kurang menyenangkan. Tante Gala Sky itu mengumumkan bahwa dirinya mengidap skoliosis. Melalui akun Instagram pribadinya, Fuji memperlihatkan tiga slide foto.
Foto pertama, tampak Fuji mengunjungi salah satu rumah sakit. Ia terlihat mengenakan hoodie dilengkapi dengan masker hitam. Kemudian pada slide foto kedua, ia menunjukkan potret hasil rontgen atas nama dirinya, yang memperlihatkan tulang belakang bengkok ke kiri. Sementara pada foto ketiga, Fuji mengunggah potret wajahnya dengan mata yang terlihat berkaca-kaca sambil memanyunkan bibirnya.
“Namanya juga hidup, kadang lurus, kadang miring, hehe.” tulis Fuji sebagai keterangan postingan Instagramnya itu.
Sebenarnya, apa sih skoliosis itu dan apa penyebabnya? Yuk sama-sama kita cari tahu melalui artikel berikut ini. Sehingga kita bisa mencegahnya sedini mungkin.
Apa itu Skoliosis?
Skoliosis merupakan sebuah kondisi medis yang ditandai oleh kelengkungan abnormal pada tulang belakang. Pada kondisi ini, biasanya tulang belakang penderita akan membentuk lengkungan ke samping, yang dapat mempengaruhi postur tubuh dan menyebabkan pergeseran posisi pinggul dan bahu.
Kelengkungan tulang belakang ini, dapat terlihat seperti huruf “C” atau “S” tergantung tingkat keparahannya. Kondisi ini dapat dialami di berbagai usia. Namun umumnya, paling sering terjadi pada masa pertumbuhan anak-anak dan remaja, sekitar usia 10 sampai 18 tahun. Akan tetapi, pada beberapa kasus, skoliosis juga bisa muncul di usia dewasa, loh.
Apa Penyebabnya?
Ada berbagai faktor yang bisa menjadi penyebab skoliosis. Penyebabnya pun bervariasi antara individu satu dan individu lainnya. Beberapa faktor yang dapat berperan dalam menyebabkan skoliosis, di antaranya:
1. Kelainan Bawaan
Beberapa orang memiliki kelainan bawaan pada tulang belakang yang membuatnya lebih rentan terhadap kondisi tersebut. Misalnya, ada beberapa kasus skoliosis yang disebabkan oleh kelainan genetik yang mempengaruhi perkembangan tulang belakang saat bayi masih dalam kandungan.
2. Infeksi atau Cedera
Skoliosis dapat berkembang sebagai akibat dari infeksi atau cedera pada tulang belakang. Cedera berat atau infeksi tulang belakang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang dan menyebabkan kelengkungan yang tidak normal.
3. Gangguan Neuromuskular
Beberapa gangguan neuromuskular, seperti cerebral palsy atau muscular dystrophy, dapat mempengaruhi otot dan sistem saraf yang mengendalikan postur tubuh. Gangguan ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot dan memicu perkembangan skoliosis.
4. Pertumbuhan Asimetris
Skoliosis sering kali mulai berkembang selama masa pertumbuhan anak-anak dan remaja. Pertumbuhan tulang yang tidak simetris atau tidak merata bisa menyebabkan kelengkungan tulang belakang yang tidak normal.
5. Faktor Lingkungan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan tertentu, seperti posisi tidur yang tidak benar atau kebiasaan duduk yang buruk, juga dapat berkontribusi pada perkembangan skoliosis.
Namun, perlu kamu ingat bahwa pada banyak kasus skoliosis, penyebabnya tidak diketahui dan dianggap idiopatik. Artinya, skoliosis terjadi tanpa adanya kelainan bawaan atau faktor lain yang dapat diidentifikasi. Skoliosis idiopatik adalah jenis skoliosis yang paling umum terjadi pada remaja dan sering kali tidak memiliki penyebab yang jelas.
Bagaimana Gejalanya?
Skoliosis dapat menimbulkan gejala yang bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan kelengkungan tulang belakang. Ada beberapa gejala umum yang kerap terjadi, seperti postur tubuh yang tidak sejajar, satu bahu yang lebih tinggi atau lebih miring daripada yang lain, atau pergeseran pinggul yang tidak simetris. Pada kasus skoliosis yang parah, dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri punggung, kesulitan bernapas, atau gangguan pada organ internal.
Bagaimana Pengobatannya?
Untuk pengobatannya, biasanya tergantung pada tingkat keparahan kondisinya. Pengawasan secara teratur oleh dokter dan fisioterapis sering direkomendasikan untuk kasus ringan.
Sedangkan untuk kasus yang lebih parah, perawatan dapat meliputi pemasangan kawat atau alat penyangga untuk membantu mengarahkan pertumbuhan tulang belakang dalam posisi yang lebih baik. Dalam beberapa kasus yang sangat parah, operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki kelengkungan tulang belakang.
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Skoliosis pada beberapa kasus bisa disebabkan oleh faktor bawaan atau gangguan yang tidak dapat dicegah. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mencegah skoliosis atau meminimalkan risikonya. Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah skoliosis:
- Melakukan pemeriksaan secara rutin.
- Perhatikan postur tubuh, dindari duduk atau berdiri dalam posisi yang tidak sehat, atau membungkuk terlalu sering.
- Lakukan olahraga dan aktivitas fisik secara teratur untuk menjaga kekuatan dan fleksibilitas otot.
- Hindari mengangkat atau membawa beban berat.
- Memilih kursi yang tepat.
- Kalau kamu seirng menggunakan komputer atau laptop, pastikan setup tempat duduk dan meja kamu sesuai dengan prinsip ergonomi untuk mengurangi tekanan pada tulang belakang dan punggung.
- Terapkan gaya hidup sehat.
Baca Juga: Otot Kaku Karena Terlalu Lama Duduk? Atasi dengan Cara ini Yuk!
Jika seseorang didiagnosis dengan skoliosis, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional medis yang berpengalaman untuk menentukan penyebab spesifiknya dan merencanakan perawatan yang sesuai.
Pengobatan dini dan teratur bisa membantu mencegah kemungkinan perkembangan skoliosis yang lebih parah dan meminimalkan dampaknya pada kesehatan dan kualitas hidup individu tersebut.