Tahun awal pernikahan merupakan salah satu tahap awal pernikahan yang dapat dikatakan cukup berat. Banyak pasangan yang tidak sanggup menghadapi tahun pertama, karena merasa terkekang. Padahal hal seperti itu sudah hal lumrah dalam setiap pernikahan.
Jika kamu merasa tahun pertama pernikahan menjadi berat, cobalah kamu meminta saran kepada orang tua, atau kerabat yang sudah cukup lama menikah. Mintalah mereka memberi saran bagaimana menghadapi tahun pertama. Jangan menganggap tahun pertama sebagai tahun yang tidak bisa kamu lewati bersama pasangan.
Terkadang hal yang terjadi di masa wal pernikahan bukan hanya dari pasangan. Kamu juga akan mendapatkan berbagai hal dari luar pasangan, seperti mertua, orang tua, teman, dan keluarga besar lainnya. Mereka akan memberikan berbagai saran yang baik untuk kamu.
Mungkin beberapa hal ini menjadi suatu yang lumrah kamu temui, ketika kamu menghadapi tahun pertama pernikahan. Sehingga kamu dan pasangan bisa melewati tahun pertama pernikahan dengan bahagia tanpa harus selalu menghadapi konflik yang bisa membuat keretakan cukup parah pada pernikahanmu.
1. Belum punya kebiasaan dengan nama panggilan baru
Sampai kini kamu seringkali menyebutkan si dia sebagai ‘pacar’ atau ‘tunangan’, sesudah menikah pastinya panggilan untuk dia berubah menjadi ‘suami’ atau kamu memiliki panggilan sayang lainnya kepada suami kamu. Di tahun pertama pernikahan kata ‘suami’ ini masihlah merasa aneh untuk kamu. Mungkin saja dalam beberapa kesempatan kamu masihlah salah menyebutkan suami sebagai tunangan atau pacar.
Tetapi hal ini masih menjadi sebuah kewajaran dalam sebuah pernikahan, dengan berjalannya waktu kamu akan terbiasa dengan hal ini. Dan kamu akan merasa terbiasa dengan panggilan baru tersebut. Bahkan suami kamu pun mungkin akan memiliki panggilan khusus kepada kamu.
2. Gampang lupa
Beberapa minggu di awal otak kamu dipenuhi beragam pikiran mengenai persiapan pesta pernikahan. Saat ini sesudah pesta selesai, tidak sedikit wanita terasa sedikit tersesat. Ada beberapa yang mengalami post-party depression atau depresi sesudah pesta pernikahan selesai. Saat hal semacam ini terjadi, kamu mungkin saja gampang lupa. Untungnya proses ini tidak lama.
3. Siap menjawab pertanyaan ‘sudah hamil belum? ‘
Barusan menikah, siap-siap menjawab pertanyaan dari saudara, teman atau kerabat mengenai kehamilan. Bila kamu malas menjawabnya, cukup berikanlah jawaban simpel, belum serta pergi dari orang yang memberi pertanyaan itu.
Namun bila memanglah kamu tidak keberatan untuk menjawab dengan jelas, katakan saja yang sesungguhnya umpamanya bila kamu memanglah menunda serta menggunakan alat kontrasepsi. Yang butuh diingat, janganlah terasa sangat terpaksa atau mesti selekasnya miliki anak cuma lantaran omongan orang lain. Masalah anak yaitu bergantung bagaimana kesiapan kamu serta pasangan.
4. Kerap berkelahi serta berbaikan
Sesudah menikah, yakinlah, ada saja hal yang mungkin saja pemicu kamu serta pasangan bersitegang. Dari mulai rutinitas pasangan meninggalkan pakaian kotornya asal-asalan, kondisi tempat tinggal yang berantakan ketika dia pulang kerja atau cara tidur suami yang sukai mengorok, dan sebagainya.
Umumnya seluruh hal semacam itu dapat mengakibatkan pertikaian kecil serta kamu bakal dengan cepat berbaikan. Proses pertikaian serta berbaikan ini bakal makin menguatkan ikatan pada kamu serta suami.
5. Hubungan dengan mertua
Sesudah menikah, orangtua suami atau mertua saat ini juga jadi orang tua kamu. Jadi buat persiapan diri untuk membina hubungan sebaik-baiknya dengannya, termasuk juga bila mertua sering bikin kamu ‘gila’ dengan semua perbuatannya.
Tetap perlihatkan cinta serta penghargaan, tetapi janganlah lupa perlihatkan batasan hingga sejauh mana dia dapat ikut serta dalam soal rumah tangga kamu. Hal terpenting kamu harus tetap bisa menunjukan jika kamu selalu menuruti apa yang dikatakan sang mertua.
Jika kamu tidak bisa mau melakukan saran yang diberikan oleh mertua, maka kamu harus bisa menolak secara halus. Jangan sampai penolakan yang kamu lakukan malah membuat sang mertua makin tidak menyukai kamu.
6. Rindu rumah
Untuk kamu yang sesudah menikah langsung tinggal berdua dengan suami atau hidup berbarengan mertua, udah tentu rasa rindu pada tempat tinggal atau ibu akan tiba. Kamu bakal merindukan hari-hari berbarengan keluarga tersayang. Terlebih bila di awal semua suatu hal keperluan kamu disiapkan oleh ibu. Namun kini, kamu harus menyiapkan untuk suami, dan menunda apa yang ingin kamu lakukan.
7. Jadi lebih punya kebiasaan pada seks
Sebem menikah, seks jadi hal yang cukup aneh atau mungkin saja menakutkan untuk kamu. Seiring waktu berjalan, sesudah resmi jadi suami-istri, aktivitas intim itu jadi jadi hal yang dengan suka hati dikerjakan. Tetapi saat masa-masa bulan madu udah melalui, kamu semakin lebih punya kebiasaan pada seks. kamu mulai mengerti seperti apa hasrat serta rutinitas pasangan. Bahkan bisa jadi di masa-masa awal pernikahan suami selalu meminta untuk melakukan hubungan badan dengan mu.
8. Temukan kebiasaan pasangan yang di awal tidak disadari
Saat sebelum menikah, kamu serta pasangan terasa udah sama-sama mengerti kebaikan serta keburukan masing-masing. Yakin? Lantaran sesudah menikah, kamu mungkin menemukan beberapa hal baru dari pasangan. Kebiasaan pasangan ini mungkin saja bikin kamu amat sebal serta mau mengomelinya.
Umpamanya saja bagaimana dia begitu kerap menyimpan baju kotor asal-asalan, lupa tutup tutup pasta gigi, menyimpan botol minuman yang udah kosong didalam kulkas, dan sebagainya. Namun pastinya yang butuh kamu ingat, janganlah cuma karena rutinitas buruknya ini kamu jadi sebagian emosi terus-menerus kepadanya.
Pernikahan itu yaitu bagaimana kamu bersedia sama-sama menyukai, berkompromi serta mengulas seluruh permasalahan untuk temukan jalan keluar paling baik. Sehingga, jika ada yang tidak kamu sukai dari pasangan, maka kamu bisa mencoba untuk melakukan diskusi dan memberikannya masukan agar kesalahan tersebut tidak diulanginya lagi.
9. Konflik
Satu hal yang paling perlu dalam pernikahan yaitu mewujudkan komunikasi yang sehat. Janganlah mengendapkan permasalahan, baiknya terbukalah dengan pasangan untuk mengulas apa yang mengganjal di hati kamu berdua serta temukan pemecahannya bersama-sama. Saat hidup berbarengan, pasangan suami istri mesti dapat menekan ego masing-masing serta belajar untuk terima serta memaafkan.
Jangan sampai hanya masalah sepele membuat kalian terus-terusan melakukan konflik. Konflik yang selalu terjadi bisa semakin besar, dan bisa membuat pernikahan yang kamu jalankan bisa cepat berakhir, karena diantara kamu dan pasangan tidak ada yang bisa menekan ego masing-masing.
10. Masalah Keuangan
Thenest. com mengungkap kalau permasalahan keuangan kerap jadi penyebab retaknya rumah tangga. Menikah sama juga dengan bentuk kerja sama pada dua orang, wujudkan pernikahan yang bahagia jelas memerlukan peran keduanya.
Duduklah berbarengan pasangan untuk mengulas permasalahan keuangan serta buat ketentuan tentang arus pemasukan serta pengeluaran. Coba untuk berhitung serta buat rencana keuangan keluarga.
Ada baiknya permasalahan keuangan, sudah kalian bahas sebelum pesta pernikahan. Sehingga kamu dan pasangan memiliki beberapa peran dalam menangani masalah keuangan.
11. Bukanlah Membatasi Pertemanan
Menyandang status suami atau istri bukanlah memiliki arti kamu cuma menggunakan saat berdua berbarengan tiap saat. Kawan-kawan bisa bantu kamu ketika refreshing. Jika kawan-kawan lajang berkumpul, berikanlah saat untuk berkumpul berbarengan, seandainya janganlah lupa untuk memberitahukan pasangan supaya terlepas dari rasa berprasangka buruk.
Karena banyak pasangan yang ketika menikah sangat membatasi pertemanan terhadap pasangannya. Bahkan sebenarnya hal seperti ini sudah dilakukan pasangan ketika kalian berdua masih berpacaran. Jika dari awal kamu sudah mendapatkan hal seperti ini, maka kamu harus bisa memikirkan untuk berlanjut dengannya, karena jika akses pertemanan kamu ditutup, maka itu akan sangat menyulitkan. Apa lagi kalau dia masih sekedar pacar.
12. Keluarga Besar
Menikah tidak cuma punyai urusan dengan satu orang, tetapi satu keluarga. Keluarga pasangan juga jadi keluarga kamu serta begitu juga demikian sebaliknya. Jika kamu serta orang tua masihlah tinggal di satu kota, kerjakanlah kunjungan teratur baik ke tempat tinggal orang tua atau ke mertua.
Sebisa-bisanya, janganlah terlewat hari besar untuk berkumpul berbarengan keluarga besar. Tidak hanya itu berikanlah juga perhatian pada saudara-saudara serta coba melakukan tindakan seadil mungkin saja. Sehingga kamu dan keluarga besar bisa memiliki hubungan silahtuhrahmi yang kuat. Jangan selalu menutup hubungan dengan keluarga besar.
13. Keturunan
Bayi adalah anugerah yang didapatkan Tuhan pada tiap orang tua, oleh karenanya hal semacam ini tidak bisa dipaksakan. Janganlah terobesei untuk selekasnya mempunyai momongan.
Menjadikan momen ini untuk nikmati saat berbarengan pasangan serta liburan, tanpa mesti direpotkan dengan kepentingan bayi serta yang lain. Cobalah kamu pikirkan kapan kamu harus memiliki bayi, coba rundingkan hal ini.
14. Berbagi pekerjaan rumah tangga
Ingat, pekerjaan rumah tangga tetap mesti dibagi. Tidak cuma wanita yang perlu kerjakan pekerjaan rumah, tetapi juga pria. Pasangan yang baru menikah kerap alami pertikaian kecil tentang siapa yang kerjakan pekerjaan rumah yang berbuntut pada adu mulut yang tidak berkesudahan.
Pembagian pekerjaan memang sudah sepatutnya dibagi sejak awal, seperti halnya masalah keuangan. Ketika sebelum menikah, kamu dan pasangan juga harus membahas pembagian kerja rumah tangga. Sehingga setelah menikah, kamu berdua memiliki tugas masing-masing yang harus dikerjakan.
15. Obsesif
Pada tahun pertama pernikahan, tiap pasangan jelas terasa mau senantiasa berbarengan dengan pasangannya. Hal semacam ini lumrah, tetapi coba untuk sedikit menghimpit perasaan itu supaya pasangan tidak terasa terkekang. Berilah ruang bagi pasangan untuk berkumpul dengan teman-temannya. Sehingga ia bisa merasa leluasa.
16. Kebersihan diri pribadi
Rutinitas kotor serta jorok yang dikerjakan pasangan jadi penyulut pertikaian dalam rumah tangga. Bila rutinitas itu tidak dirubah, kedua pasangan selalu berkelahi serta selesai pada ketidakcocokan antar keduanya. Jadi kamu harus bisa mengatasi hal ini guys. Jangan sampai hanya masalah kebersihan, masalah pernikahan kamu berakhir.
17. Mempunyai Jadwal Baru
Saat masihlah sendiri, kita dapat bikin serta mengatur sendiri jadwal kita. Tetapi sesudah menikah, baik pria atau wanita mesti dapat sesuaikan jadwal dengan pasangannya. Termasuk juga saat untuk sendiri.
Meskipun udah menikah, pria serta wanita juga masihlah butuh mendapat saat untuk sendiri. Tidak dapat tiap detiknya, kita bakal menggunakan saat senantiasa berbarengan pasangan kita. Terkadang, kita juga masihlah mau dapat nikmati saat kita sendiri atau berjalan-jalan berbarengan teman dekat.
Kesibukan yang menyibukkan dapat juga jadi masalah yang butuh di ulas dengan pasangan. Kita harus juga kapan ketika yang pas untuk menikmati berlibur berbarengan pasangan, kapan melindungi keadaan agar tetap dapat kondusif di rumah saat pasangan tengah di kejar kejar untuk dapat menyelesaiakan pekerjaan di kantor. Bila jadwal tidak di atur dengan baik berbarengan pasangan, hal semacam ini dapat mengakibatkan perseteruan dalam pernikahan.
18. Miliki Keharusan Sosial Baru
Tiap mengawali hal hal baru, bakal keluar juga keharusan baru. Sebagai pasangan muda, pastinya bakal ada keharusan baru apakah sebagai istri atau suami. Kamu atau pasangan mempunyai peran baru yang perlu di kerjakan tetapi mesti memerhatikan perasaan pasangan. Peran sabagai istri, suami, sebagai menantu, serta nanti sebagai orangtua sesudah memiliki anak dari pernikahan Anda.
Pada tahun pertama umur pernikahan mungkin saja bakal banyak peristiwa romantis dengan pasangan serta jelas saja amat mengasyikkan. Tetapi, di tahun pertama pernikahan dapat juga bikin kamu tertekan, bingung, stres atau jadi depresi lantaran beberapa hal yang bakal kamu alami serta hadapi, tidak seperti ketika kamu belum menikah.
19. Berkelahi Dengan Pasangan
KAmu serta pasangan memanglah sama-sama menyukai satu sama lain, namun tidak memiliki arti rasa cinta itu bakal bikin tahun pertama pernikahan kamu jalan mulus. Sesudah bulan madu berlalu, kamu serta pasangan bakal hadapi kenyataan.
Seluruh karakter serta ciri-ciri yang sepanjang pacaran belum ketahuan bakal terungkap sesudah menikah. Hal itu punya potensi menyebabkan kesalahpahaman yang seringkali berbuntut pada pertikaian. Perlu selalu untuk mengingat maksud kamu serta pasangan menikah, serta ingatlah selalu untuk mengalah dan berkompromi.
20. Lebih Kerap Di Rumah Dari pada Hang Out
Ketika pacaran, kamu serta pasangan mungkin saja punya kebiasaan menggunakan malam minggu berbarengan dengan melihat film, makan malam diluar, atau menggunakan saat diluar rumah. Namun sesudah menikah, kamu berdua mungkin saja jadi lebih suka pada berdiam diri di rumah, walau ketika libur akhir minggu.
21. Mesti Dapat Memasak
Tahun pertama Anda berumah tangga umumnya tahun romantis saat kamu serta sang suami mau nikmati masa-masa berdua. Dari mulai berjalan-jalan, nonton berbarengan sampai memasak. Rata-rata sang suami mau merasakan masakan dari sang istri, tidak butuh takut atau cemas bila kamu tidak pernah sekalipun memasak di dapur, sekarang buku resep serta acara masak udah banyak di televisi atau lebih praktis lagi kamu dapat memakai layanan internet. Dengan aplikasi youtube kamudapat melihat beberapa cara memasak tanpa mesti tergesa-gesa.
Biasanya memasak menjadi hal penting ketika kamu baru menikah, Sehingga hal ini harus kamu lakukan dan kamu harus bisa melakukannya. Memasak menjadi hal yang paling riskan dalam sebuah pernikahan.
22. Pacar Seumur Hidup
Udah punya kebiasaan hidup mandiri, serta saat udah menikah kamu mesti bersiap hidup berbagi dengan pasangan kamu. Baik itu suka ataupun sulit. Tetapi, bukanlah memiliki arti tidak mungkin untuk kamu selekasnya menyesuaikan pada pola hidup berpasangan ini. Anggap saja setahun pertama selesai menikah ini seperti masa-masa pacaran, namun bedanya kamu serta suami hidup dalam satu atap serta senantiasa berbarengan tiap ketika.
23. Berinvestasi Untuk Masa-masa Depan
Menikah bikin kamu mempunyai maksud jangka panjang ke depan, baik itu rumah, pendidikan anak, mobil baru, serta lain sebagainya. Senantiasa diskusikan terlebih dulu dengan pasangan ketika punya niat untuk lakukan investasi. Pastikan investasi mana yang pas untuk kamu berdua.
Hal ini sangat penting agar kamu memiliki tabungan investasi yang cukup baik dan bisa menjadi salah satu program penting dalam rumah tangga kamu. Jika kamu memiliki hobi yang bisa menjadi bisnis, maka hal itu pun harus didiskusikan.