Seruni.id – Sesungguhnya kita dianggap baik karena Allah menutupi aib kita. Bayangkan bagaimana jadinya jika Allah SWT membuka kekurangan dan kejelekan kita, bukan tidak bukan orang-orang akan menjauhi dan mencibir kita.
Sebagai manusia, kita tak lepas dari kesalahan dan keburukan. Kebaikan dan keburukan akan membawa pengaruh besar bagi hidup kita. Kita tentu tak ingin jika keburukan tersingkap dan diketahui leh orang lain. Sebab, keburukan adalah aib yang semestinya ditutup rapat-rapat.
Begitupun demikian, kita juga perlu berusaha menghindar dari upaya mengetahui aib orang lain. Apabila kita mengetahuinya, maka berusahalah untuk menutupinya. Betapa tidak pantasnya kita membuka aib orang lain, sementara Allah menutupi aib kita. Mengumbar aib, tak penah mendatangkan manfaat sama sekali. Justru hanya akan menciptakan keburukan lebih besar lagi. Oleh karena itu, kita perlu menjaga aib agar selalu tetutup, baik aib sendiri maupun aib orang lain. Selain itu, agar Allah menutupi aib kita, rutinlah mengamalkan doa berikut ini:
Doa Agar Allah Menutupi Aib Kita
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي، وَدُنْيَايَ، وَأَهْلِي، وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
“Allahumma inni as’aluka ‘afiyah fid dunya wal akhirah, allahumma inni as ‘alukal ‘afwa wa ‘afiyah fi dini wa dunyaya wa ahli wa mali. Allahummastur ‘aurati wa amin rau’ati. Allahummahfadhni min baini yadayya wa min khalfi wa ‘an yamini wa ‘an syimali wa min fawqi. Wa a’udzu bi ‘adhmatika an ughtala min tahti.”
Artinya: “Ya Allah, aku memohon keselamatan dunia dan akihat pada-Mu. Aku mohon ampunan dan keselamatan agama, dunia, keluarga, dan hartaku. Tutupilah segala kekuranganku, tenangkanlah hatiku, jagalah depan, belakang, kanan, kiri, dan atasku. Aku berlindung pada-Mu dari musibah yang tak terduga.”
Aib yang Diperbolehkan Dibuka
Allah menutupi aib kita, maka kita tidak boleh membukanya lagi. Jadikanlah hal tersebut sebagai rahasia bagi diri sendiri, serta pembelajaran agar dapat menjadi lebih baik. Membuka aib orang lain, adalah larangan yang patut kita ikuti. Hal ini sebagaimana penggalan hadis Rasulullah berikut ini,
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
Artinya: “Barangsiapa menutupi aib orang lain, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat.”
Namun, aturan hadis di atas tidak berlaku untuk alasan berikut ini:
1. Mengungkap Kesalahan untuk Melindungi Orang Lain
Aib yang diperbolehkan dibuka ialah ketika hendak melindungi orang lain dari kemungkinan bahaya yang mungkin ditimbulkan orang sejumlah orang. Contohnya, jika seseorang tidak dapat dipercaya dalam urusan keuangan atau diketahui melanggar kepercayaan. Maka, kita perlu membocorkan karakter buruk ini kepada mereka yang berpikir unutk menjalin kemitraan bisnis dengan orang tersebut.
2. Menentukan Kelayakan untuk Menjadi Pasangan
Kita juga boleh membocorkan aib seseorang, apabila hal tersebut sangat dibutuhkan. Misalnya, tentang seseorang yang kita kenal untuk menentukan kepantasannya menjadi pasangan pernikahan. Kita perlu mengungkapkan apa yang kita ketahui tentangnya. Meskipun tidak perlu secara rinci dan spesifik.
3. Jika Dimintai Kesaksian di Pengadilan
Ketika kita diminta untuk menjadi saksi di pengadilan tentang suatu masalah, di mana kita tahu faktanyanya, maka kita boleh membukanya di sana. Dengan begitu, juri atau hakim dapat memberikan putusan yang adil.
4. Mengungkapkan Apa yang Diketahui untuk Melindungi Diri
Kita harus mengungkapkan apa yang kita ketahui untuk melindungi diri sendiri, terlebih jika kita memiliki kekhawatrian yang tulus tentang keselamatan diri sendiri. Ini juga berlaku untuk pasangan pernikahan, di mana misalnya seorang istri disakiti secara serius oleh suaminya. Maka dalam hal ini, ia dapat mengadukan suaminya kepada mereka yang memiliki otoritas untuk melindunginya.
5. Ketika Seseorang Menyebarkan Praktik Sesat
Apabila kita mengetahui seseorang tengah menyebarkan kesesatan, maka kita wajib mengingatkan orang-orang, agar mereka tidak mudah tertipu dan dapat diselamatkan.
6. Sebagai Tujuan Meminta Nasihat
Jika tujuannya untuk meminta nasihat, misalnya dengan mengucapkan “Suami saya telah berbuat seperti ini kepada saya, apakah perbuatan tersebut diperbolehkan? Bagaimana caranya agar saya tidak diperlakukan demikian lagi?”
Ungkapan tersebut diperbolehkan. Namun, akan lebih baik jika mengutarakannya dengan perumpamaan. Misalnya, “Bagaimana hukumnya bila ada seseorang yang berbuat seperti ini kepada istrinya, apakah itu diperbolehkan?” Ungkapan seperti ini, lebih baik karena tidak menyebut orang tertentu.
Baca Juga: Inilah Dosa Besar yang Menanti Bagi Orang yang Suka Mengumbar Aib
Demikianlah doa agar Allah menutupi aib kita, serta penjelasan mengenai diperbolehkannya membuka aib orang lain dengan alasan tertentu. Semoga Allah selalu melindungi kita semua dan menutup rapat-rapat aib yang telah kita perbuat. Aamiin.