Seruni.id – Berbohong merupakan perilaku yang “umum” dilakukan kalangan anak-anak. Mereka bisa mulai berbohong sejak balita atau ketika duduk di bangku TK. Sebagai orang tua, di sini kita perlu melakukan sesuatu agar anak tidak jadi pembohong, dan lebih memahami pentingnya mengutarakan kebenaran. Karena kejujuran adalah harum yang harus dipelihara.
Setelah dilakukan penelitian ekstensif pada anak pra-sekolah soal kebiasaan berbohong, ditemukan fakta ketika anak pra-sekolah berbohong, artinya mereka sedang menguji kemampuan kita. Mereka mulai memahami kalau mereka bisa memiliki pikiran, pengetahuan, dan keyakinan mereka sendiri.
Anak-anak memang akan terus berkembang dan menjelajahi dunia barunya, sehingga mereka jadi lebih peka terhadap berbagai kemungkinan baru. Mereka mulai paham soal emosi dan perasaan. Mereka jadi tahu mana yang bisa membuat mereka berada dalam masalah dan mana yang tidak.
Nah, agar anak tidak jadi pembohong, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan, apa saja? Mari bahas bersama Seruni!
Ketahui Alasan Anak Berbohong
Mengapa anak-anak merasa perlu berbohong? Apakah karena mereka tidak memiliki konsep moral, atau karena mereka menganggap berbohong sebagai pilihan satu-satunya untuk bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan? Pada anak usia sekolah (AUS), berbohong sering dilakukan untuk mendapatkan sesuatu yang mereka anggap berharga.
Misalnya, untuk memperoleh benda yang diinginkan, mendapatkan penghargaan atau pujian. Selain itu, anak berbohong juga biasa dilakukan untuk menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan, seperti hukuman atau menutupi rasa takutnya. Agar anak tidak jadi pembohong, kita harus mengetahui alasan apa yang dia pakai.
Cari Tahu Penyebabnya
Sebagian besar anak berbohong karena merasa takut dimarahi orang tua, atau takut dengan hal tak menyenangkan lainnya. Maka itu, akhirnya ia memilih untuk berbohong agar bisa selamat. Jadi, agar anak tidak jadi pembohong, penting untuk lebih dulu mencari akar penyebab anak berbohong, barulah menyesuaikan pendekatan kita agar anak tak lagi memilih berbohong hanya karena takut akan sesuatu.
Jangan Langsung Menyalahkan
Saat kita tahu kalau si kecil berbohong, jangan langsung menyalahkannya. Tapi cobalah untuk menatap matanya, dan katakan padanya kalau kita sebenarnya tahu hal yang sebenarnya telah terjadi.
Sambil memeluknya lembut, nasihati juga agar lain kali dia bisa berkata jujur. Beritahu kalau berbohong itu adalah perilaku yang salah, dan hanya dilakukan oleh orang yang pengecut. Tegaskan pada anak soal pentingnya mengungkapkan kejujuran, agar anak tidak jadi pembohong.
Beri Pujian Saat Ia Jujur
Saat anak akhirnya berkata jujur setelah sebelumnya sempat berbohong, puji ia karena telah menjadi anak yang berani mengakui kesalahannya. Kalau nanti anak berbohong lagi, ingatkan lagi soal kejadian saat dia berani berkata jujur, dan dorong dia untuk selalu berkata jujur setiap saat.
Baca Juga: 6 Bisnis untuk Ibu Rumah Tangga ini Sangat Menjanjikan
Jangan Memberi Pembenaran Atas Sebuah Kebohongan
Kata-kata yang diucapkan anak bisa terdengar sangat lucu dan manis sekalipun sedang berbohong. Di sini kita jangan sampai lemah. Jangan memberikan pembenaran atas perilaku berbohongnya. Jangan pernah mengatakan, “Tak apa sedikit berbohong,” karena nantinya hal ini akan membuat dia terus menggunakan dalih itu untuk berbagai hal lainnya.
Jadilah Panutan
Anak merupakan peniru yang ulung. Dia bisa langsung melakukan hal-hal yang dilihat dan didengarnya. Anak akan bingung jika kita sering menghukumnya saat berkata bohong, sementara kita sendiri sering berbohong pada mereka dan sekitar kita.
Kalau kamu tak ingin anak jadi pembohong, maka jangan jadi orang tua yang pembohong, ya. Tetap semangat dalam mengajarkan pentingnya kejujuran. Saat anak sudah paham akan pentingnya berkata jujur, perkembangan mentalnya pun akan lebih baik lagi ke depannya. Sanggup, kan?
Tekankan Jika Berbohong adalah Kebiasaan Buruk
Jika sudah mengetahui alasan yang membuat anak kita berbohong, maka beritahu dia jika berbohong bagaimanapun bentuknya adalah suatu hal yang tidak baik. Ajarkan padanya mengenai kejujuran, dan pentingnya melakukan suatu hal sesuai dengan kenyataan. Karena jika tidak diberi pengertian, dan langsung diberi hukuman, si anak juga tidak akan paham dengan kesalahannya.
Anak adalah Manusia Biasa
Banyak anak yang memilih berbohong hanya karena takut dimarahi oleh orang tuanya saat berkata jujur. Maka, yang perlu kita ingat adalah anak kita hanya manusia biasa, dan dia tidak sempurna, maka jangan berharap dia akan selalu menjadi juara kelas atau mendapatkan nilai sempurna. Jangan marah juga jika anak mendapatkan nilai buruk.
Karena kemarahan orang tua ini hanya akan membuat ke depannya anak memilih berbohong, agar ia bisa selamat dari amarah orang tuanya. Kita harus bisa mencoba untuk menghargai setiap apa pun yang dihasilkan anak, jadi meskipun dia mendapatkan nilai jelek, sebagai orang tua sebaiknya kita tetap memberikan semangat padanya, agar ia bisa meningkatkan prestasi di hari depannya.
Ciptakan Rasa Aman
Menciptakan rasa aman adalah salah satu hal yang harus dilakukan orang tua untuk anaknya. Sebenarnya, saat anak berbohong, dia tidak memiliki niat yang jahat, karena dia hanya ingin mencari aman. Saat anak berbohong, biasanya dia sedang merasa terancam atau tidak aman.
Misalnya, saat anak membolos sekolah atau les, karena kemungkinan ada hal yang tidak aman yang ia rasakan di sekolah atau di tempat lesnya. Sebagai solusi, kita sebagai orang tua harus memastikan apa alasan dia membolos, dan jika alasan sudah di dapat, maka kita bisa langsung menanyakan pada pihak sekolah atau mengawasinya secara langsung, atau mencari jalan keluar lainnya.
Untuk mendeteksi kebohongan anak, kita bisa melakukan beberapa cara, yakni:
- Periksa kondisi fisik anak dengan meraba kening atau mengecek suhu tubuh anak dengan menggunakan termometer, atau
- Tanyakan keluhan apa yang sedang dia rasakan.
Sebagai jalan keluar bersama, tanyakan perlakuan apa yang mereka harapkan dari kita sebagai orang tuanya:
- Perhatikan tingkah laku anak, apakah mereka terlihat gembira saat kita mengatakan mereka boleh beristirahat atau tidak.
- Lantas, jika mereka terbukti berbohong, apa yang harus orang tua lakukan agar perbuatan itu tidak diulangi terus menerus?
- Tanyakan apa yang sebetulnya mereka inginkan.
- Tanyakan apa kesulitan yang mereka hadapi.
- Bimbinglah mereka untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi tanpa berbohong.
- Berikan hadiah atau support saat mereka bersikap jujur dan berani menghadapi kesulitan.
- Dan, sesekali hadiahkan hukuman, sebagai sanksi, apabila mereka mengulangi kebohongan yang sama.
Sebenarnya, semua masalah keluarga, serunyam apa pun akan bisa kembali lurus dengan komunikasi yang baik. Bukan yang terbaik untuk orang tua, bukan juga yang terbaik untuk anak, tapi yang terbaik untuk semua pihak.