Seruni.id – Hijrah merupakan sebuah proses mengubah diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Meninggalkan apa yang dibenci Allah SWT menuju jalan yang dicintai-Nya. Istiqomah dalam berhijrah bukanlah perkara mudah. Saat memulainya, seorang akan merasakan beratnya ujian.
Pun saat menjalaninya, ujian itu justru bukan berakhir melainkan akan terus bertambah. Mengingat tak ada ujian yang lebih mudah untuk naik tingkat. Pun untuk menuju tingkatan di sisi-Nya.
Tak sedikit seorang yang gagal berhijrah. Mereka tak sabar menghadapi ujian dan tergoda kembali ke kehidupan lamanya. Karena itulah perlu kiat khusus saat memulai kehidupan baru dalam berhijrah. Berikut upaya yang bisa dilakukan agar selalu istiqomah dalam berhijrah.
Niat Hati yang Ikhlas
Saat memutuskan untuk hijrah, kita harus benar-benar niatkan untuk merubah diri menjadi lebih baik lagi. Salah satu cara untuk memperkuat niat adalah menemukan alasan kuat kenapa kita harus berubah? Kenapa kita hatus menjadi baik?
Contohnya ada yang hijrah ketika Allah selamatkan ia dari sebuah musibah, ada yang ingin hijrah atau berubah ketika ditinggal meninggal oleh orang-orang yang dicintai, ada juga yang hijrah ketika ingin berdoa kepada Allah untuk orang-orang yang tercinta yang sedang sakit keras.
Ada pula yang hijrah karena ingin dapat jodoh terbaik, ingin membahagiakan orang yang dicintai, ingin berjuang meraih ridho Allah dan syurga. Dan tentu sebaik-baiknya alasan adalah untuk mendapatkan ridho Allah semata.
Bersahabat dengan Orang Sholeh
Salah satu kunci penting agar istiqomah dalam berhijrah ialah memiliki sahabat yang mendukungnya berhijrah. Bukan berarti meninggalkan teman lama, melainkan menambah pertemanan dengan orang-orang baru yang jelas kesalihannya dan baik akhlaknya.
Allah Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).” (QS. At-Taubah: 119).
Rasulullah juga bersabda, “Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Al Bukhari).
Sungguh agama seseorang bergantung agama temannya. Jika agama temannya baik, maka baik pula agamanya. Berlaku pula sebaliknya. Karena itulah amat sangat penting berteman dan bersahabat dengan orang-orang saleh agar selalu istiqomah dalam berhijrah. Tinggalkan kegiatan kumpul-kumpul bersama teman-teman yang melanggar larangan Allah. Sebaliknya, hadirilah kajian Islam bersama sahabat yang sholeh.
Memahami Syahadat dengan Baik
Syahadat adalah dasar dalam agama. Kalimat ini tidak sekedar diucapkan akan tetapi kalimat ini mengandung makna yang sangat mendalam dan perlu dipelajari lebih mendalam.
Allah menjelaskan dalam Al-Quran bahwa kalimat syahadat akan meneguhkan seorang muslim untuk kehidupan dunia dan akhirat jika benar-benar mengilmui dan mengamalkannya. Allah Ta’ala berfirman,
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan Allah memperbuat apa yang Dia kehendaki” (QS. Ibrahim: 27).
Maksud dari “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh…” sebagaimana dalam hadits berikut.
“Jika seorang muslim ditanya di dalam kubur, lalu ia berikrar bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir ayat: ‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat’” (HR. Bukhari dan Muslim).
Bersihkan Hati, Jiwa, dan Raga
Terkadang hati kita susah tersentuh oleh hidayah Allah, susah tersentuh oleh nilai-nilai kebenaran adalah ketika hati dan jiwa masih kotor masih ada rasa hasad, dendam, dengki, dongkol serta berbagai macam penyakit hati lainnya.
Begitu juga dengan raga kita, raga yang didalamnya dialiri oleh darah yang berasal dari makanan yang tidak halal seperti uang hasil korupsi, riba, serta transaksi-transaksi haram dan transaksi subhat (transakasi abu-abu).
Maka sekali lagi perhatikan apapun yang masuk kemulut dan keperut kita, perhatikan setiap rupiah yang masuk kekantong kita. Perhatikan makanan yang kita makan, jika ke mall jangan mudah terpengaruh dengan makanan-makanan yang kelihatannya “keren” brandnya international, namanya aneh-aneh dan harganya selangit tapi belum memiliki sertifikat halal, hati-hati karena bisa jadi itu makanan bercampur dengan barang yang Allah haramkan mungkin itu babi, mungkin itu arak yang banyak ditambah sebagai pelezat makanan.
Maafkan dan meminta maaf, mengikhlaskan sesuatu yang hilang dan meridhoi adalah cara membersihkan hati, sementara membersihkan harta tentu dengan berzakat, memutuskan semua jalan-jalan rezeki yang haram dan syubhat.
Mempelajari Al-Qur’an dan Mengamalkannya
Telah banyak ayat yang menyebutkan keutamaan Al-Qur’an sebagai peneguh iman seseorang serta memberikan keistiqamahan kepada pembacanya.
Di antaranya Firman Allah, “Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman” (QS. Fushilat: 44).
Allah juga berfirman, “Katakanlah: ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Quran itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)’” (QS. An Nahl: 102).
Jika diibaratkan, berhijrah adalah sebuah perjalanan panjang dan Al-Qur’an adalah petanya. Bayangkan jika seseorang menempuh suatu jalan tanpa adanya petunjuk arah menuju tujuan. Jika ia tak tersesat, maka ia akan keluar dari jalur atau memilih berhenti dan kembali.
Berdo’a Memohon Keistiqomahan dan Keikhlasan
Berdoalah, karena Allah selalu mengabulkan doa. Sungguh mudah bagi Allah untuk menetapkan hati di atas agama dan membuat seseorang selalu istiqomah dalam berhijrah. Beberapa doa yang bisa dilantunkan di antaranya yang dicontohkan Rasulullah,
“Ya muqallibal quluub, tsabbit qalbiy ‘alaa diinika (wahai dzat yang haha membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).” (HR. At Tirmidzi).
Dapat pula melantunkan doa yang ada dalam kitabullah,
“Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitanaa wa hab lanaa min-ladunka rahmatan, innaka antal-wahhaab. (Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah dzat yang maha pemberi (karunia)).” (QS. Ali Imran: 8).
Beramal
Di awal hijrah, semangat masih menggebu hingga menjalankan beragam amalan dari yang mudah hingga yang tersulit sekalipun. Namun, ingatlah bahwa suatu hari mungkin semangat itu akan mengendur, semangat di awal akan mulai luntur.
Karena itulah Rasulullah bersabda, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang terus menerus walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim).
Pertahankan amalan yang telah dilakukan. Bukan memperbanyaknya, melainkan mempertahankannya. Teruslah berusaha agar amalan selalu dikerjakan meskipun sedikit. Suatu saat ketika keimanan dan ilmu meningkat, amalan pula akan bertambah dan sanggup konsisten dengan amalan yang banyak.
Baca Juga: Menunda Amal Hingga Ada Waktu Luang, Kebodohan Jiwa
Itulah tujuh kiat agar istiqomah dalam berhijrah bagi muslimah, semoga saudari semua jadi makin sholeha, makin baik amalnya dari hari kehari. Aamiin.