Seruni.id – Kemarin, Seruni sudah membahas perjalanan hijrah Jinghan Naan, yakni kisahnya yang diizinkan menjadi seorang mualaf oleh orangtuanya. Kini, ada seorang wanita berdarah China, yang tinggal di Malaysia, juga memutuskan untuk masuk Islam, Amira Ann Lee. Ia menceritakan bagaimana awalnya hingga bisa memantapkan hati untuk hijrah, membagikan apa ujian terberatnya untuk menjadi seorang muslimah, dan seperti apa tanggapan keluarga atas keputusannya ini. Berikut penuturan Amira:
“Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh. Nama saya pemberian dari ayah dan ibu adalah Lee Eng Hui. Dan nama yang saya pilih setelah saya memeluk Islam, Nur Amira Ann Lee Binti Abdullah. Saya dari Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia,” ujarnya mengawali cerita.
Saat ditanya bagaimana kisahnya hingga bisa memeluk Islam, Amira pun menjelaskan dengan sangat lugas.
“Bagaimana bisa memeluk Islam? Karena, unik melihat orang Islam, begitu susah payah, banyak yang harus dilakukan, yakni puasa, menutup aurat, perlu melakukan banyak hal, saya anggap ini sebagai batasan. Tapi orang Islam justru terlihat gembira, dan bisa dengan cepat menerima kenyataan yang terjadi pada hidupnya. Contoh mungkin saat mereka kehilangan orang yang mereka sayang, mereka bisa cepat menerima dan move on,” ungkap Amira.
Dalam hal apa Amira merasa Islam itu indah?
“Islam itu indah, subhanallah. Islam itu jalan hidup. Seolah-olah setiap perkara sejak buka mata di pagi hari, kita dibimbing bagaimana melakukan sesuatu. Apa doa bangun tidur, apa doa masuk kamar mandi, semua, Islam adalah panduang hidup,” jawabnya.
Lantas, bagaimana akhirnya Amira bisa sampai memeluk Islam?
“Kalau ada faktor lain, mungkin karena orang yang membagikan kata-kata semangat, memberitahu tentang Islam. Tapi saya mengkaji tentang Islam, dan saya mempelajari tentang apa itu Islam. Saya tanya banyak hal, dan tiap-tiap pertanyaan selalu mendapatkan jawaban yang meyakinkan. Seperti kenapa orang Islam harus sholat lima waktu? Kenapa orang Islam harus melakukan ini itu? Semua ada jawabannya yang membuat saya semakin yakin untuk menjadi seorang mualaf,” tutur Amira.
“Dan pada tahun 2009, saya yakin dengan keberadaan Allah Azza wa Jalla. Saya yakin Allah itu ada, saya yakin Allah itu satu. Allah yang paling berkuasa, dan Allah yang sudah menciptakan saya. Bukan hanya saja, tapi semua yang nampak pun tidak dalam pandangan saya,” jawabnya yakin.
Tapi bagaimana tanggapan keluarga Amira tentang keputusannya ini?
“Pada awalnya, tentu perubahan terasa begitu drastis. 22 tahun saya hidup bersama keluarga, kemudian tiba-tiba saya bilang ingin masuk Islam. Mereka pun merasa seperti tak ingin lagi menjadi keluarga kita. Dan saya ingin menjelaskan bahwa itu tidak tepat. Karena, jika sudah menjadi seorang Islam, seperti saya sudah 9 tahun, tapi saya masih duduk dengan ibu saya yang belum masuk Islam. Dan banyak orang yang tidak masalah, karena tetap bisa bersama dengan keluarga mereka yang masih belum beragama Islam. Kalian masih bisa hidup bersama sebagai keluarga,” ujar Amira.
Adakah perbedaan yang Amira rasakan sebelum dan sesudah masuk Islam?
“Tentu, dari segi fisik harus menutup aurat. Awalnya mungkin susah, tapi apa pun itu tetap dijalani. Keluarga juga tidak senang karena saya terasa sudah menjadi sosok lain. Mungkin mereka merasa kesulitan saat makan bersama harus mencari tempat makan halal. Tapi kita harus kuat iman, mencari makanan halal karena Allah,” ungkapnya.
Apa ujian paling hebat yang Amira rasakah sebelum masuk Islam?
“Melihat ibu yang membesarkan kita dengan susah payah, menangis. Ibu sedih, ia merasa akan kehilangan anaknya. Padahal sebelumnya saya adalah anak yang tak pernah membuat ibu menangis. Itu pertama kalinya saya membuat ibu menangis, saya katakan, jangan menangis. Saya ingin menjelaskan jika Islam tidaklah seperti apa yang ibu pikirkan. Namun, waktu, ilmu, kekuatan, keberanian saya belum cukup waktu itu. Tapi masya Allah ibu akhirnya memahami dan sekarang kita sudah kembali duduk bersama. Dan doakan dia, dia bilang dia masih belum mendapatkan hidayah,” kenang Amira.
Baca Juga: Alquran Memberiku Hidayah, “Saya Sangat Bangga dengan Hijab Saya”
“Dan setelah saya masuk Islam, saya masih kerja di perusahaan yang tidak memperbolehkan pekerjanya menutup aurat. Itu pun cobaan yang besar, karena saya harus meninggalkan pekerjaan yang sudah biasa saya lakukan. Saya harus mulai dari awal lagi. Tidak mudah, tapi juga tidak mustahil. Tidak ada yang mustahil bagi Allah, maka yakin saja pada Allah, dan terus berusaha,” tambah Amira.
Tanggapan saudara-saudara Amira, apakah langsung bisa menerima?
“Pada awalnya kakak tidak paham kenapa harus pakai kerudung. Kakak marah. Banyak orang yang tak pakai, padahal dia Islam. Mereka Islam, tapi tak pakai juga. Kakak saya seorang guru dan sekarang menjadi kepala sekolah. Maka saya jelaskan padanya, kakak adalah seorang guru yang mengajar murid-murid, kakak pasti ingin anak murid mengikuti apa yang kakak ajarkan, ‘kan? Begitu juga dengan saya, setelah saya mengucapkan dua kalimat syahadat, maka saya harus mengikuti ajaran Islam, sebagai seorang muslimah. Saya ingin Allah memandang saya dengan bahagia. Saya ingin cari ridho Allah,” jelasnya pada sang kakak.
Usai menikah, suami Amira pun meninggal dunia. Lantas, bagaimana Amira bisa melewati semua ujian ini?
“Saya rasa itu ujian dari Allah. Allah mengambil apa yang kita sayang, dan Allah pun memberikan pelajaran. Saya akan mengucap Alhamdulillah kalau Allah mengambil nyawanya dalam keadaan seperti itu. Saya rasa Allah uji dia dengan sakit, Allah ampunkan dosa-dosanya, aamiin. Dan dia diizinkan mengucapkan dua kalimat syahadat saat dia dijemput oleh Allah. Almarhum pun berpesan agar saya menjadi orang Islam yang baik karena Allah,” ujar Amira Ann Lee.
Adakah nasihat dari Amira untuk siapapun di luar sana yang baru atau akan memeluk Islam?
“Saya ingin memberikan pesan atau kata-kata motivasi. Saya Amira Ann Lee, saya seorang China muslim, dan kamu tidaklah sendirian. Karena banyak kawan dan saudara yang senantiasa siap membantu apa pun yang kita bisa. Meski awalnya kita pikir sulit, nyatanya tidak sesulit itu. Islam itu mudah, Islam itu indah, Islam adalah jalan hidup. Dan Islam membuat saya menjadi orang yang lebih baik,” pesannya.
“Dan untuk kerabat pun keluarga, tak perlu khawatir jika ada sanak saudara yang ingin memeluk Islam, karena Islam begitu mengedepankan silaturrahim. Bahkan, kita akan lebih sayang, dan lebih menghargai keluarga kita, teman kita. Tak akan ada perubahan, kalaupun ada perubahan hanyalah dari segi penampilan, dan tentunya ke arah yang lebih baik lagi,” tutup Amira.
View this post on Instagram
Masya Allah, semoga Amira Ann Lee bisa terus istiqomah, ya. Aamiin.