Apa itu Munggahan? Tradisi Unik Menyambut Bulan Suci

Apa itu Munggahan? Tradisi Unik Menyambut Bulan Suci
megatrust.id

Seruni.id – Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, mayoritas umat Islam, biasanya melakukan sebuah tradisi yang disebut dengan munggahan. Kamu mungkin sering mendengar istilah tersebut, tetapi tidak tahu arti yang sebenarnya?

Sebelum Seruni membahas lebih lanjut tentang munggahan, sebenarnya munggahan merupakan sebuah tradisi yang berasal dari Suku Sunda, Jawa Barat. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk rasa suka cita dan syukur, khususnya bagi umat Muslim, dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Untuk lebih lengkapnya, mari simak artikel berikut ini sampai selesai, ya. Selamat membaca!

 

Apa Arti Munggahan?

Menurut laman resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, munggahan adalah tradisi masyarakat Muslim SUnda, yang dilakukan sebelum bulan Ramadhan. Munggahan sendiri berasal dari bahasa Sunda yaitu ‘unggah’, yang artinya naik ke bulan suci yang memiliki derajat lebih tinggi, yaitu Ramadhan.

Tradisi ini disebut sebagai ‘munggahan’, karena memiliki arti untuk umat Muslim agar bersiap memasuki bulan Ramadhan. Di mana pada bulan tersebut, derajat manusia akan ditinggikan dan setiap kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya. Sehingga diharapkan, bulan tersebut jadi satu titik perubahan diri manusia untuk menjadi lebih baik, secara lahir maupun batin.

 

Apa Sih Tujuan dari Munggahan?

Munggahan diartikan sebagai kegiatan untuk menyambut datanya bulan Ramadhan. Biasanya, kegiatan ini bertujuan untuk berkumpul bersama keluarga, serta saling membersihkan diri dari hal-hal yang kurang baik yang kita lakukan selama satu tahun sebelumnya.

Sehingga nantinya, secara lahir dan batin, seseorang akan lebih siap dalam menjalani ibadah di bulan puasa. Di sisi lain, kegiatan ini juga dilakukan agar umat Muslim bisa terhindar dari perbuatan yang tidak baik. Agar nantinya ibadah di bulan Ramadhan bisa berjalan maksimal.

 

Kapan Munggahan Dilaksanakan?

Tidak ada waktu yang spesifik untuk melakukan munggahan. Tradisi yang satu ini sangat beragam di setiap daerah. Hanya saja, biasanya dilakukan menjelang datangnya bulan Ramadhan, atau di akhir bulan Syaban, sekitar seminggu atau 1-2 hari sebelum hari pertama puasa Ramadhan.

Bukan hanya waktunya saja yang bervariasi, sebutan munggahan di berbagai daerah pun berbeda-beda. Seperti di Bandung, munggahan lebih sering dikenal dengan sebutan ‘papajar’. Sementara di Bogor, banyak yang menyebutnya dengan ‘cucurak’.

 

Apa Kegiatan yang Dilakukan dalam Tradisi Munggahan?

Kegiatan yang dilakukan saat munggahan, sebenarnya tidak terlalu formal. Artinya, tidak ada aturan atau tata cara khusus dalam melakukannya. Mayoritas masyarakat Indonesia melakukannya dengan cara berkumpul bersama keluarga dan kerabat dekat. Di mana dalam acara tersebut, ada kegiatan makan bersama, berdoa bersama, bersedekah, dan diakhiri dengan saling bermaaf-maafan.

Selain itu, momen tersebut juga kerap dimanfaatkan untuk melakukan ziarah kubur ke makam sanak saudara, orang tua, maupun kerabat yang sudah mendahului mereka. Tujuannya untuk membersihkan area makam, serta mengirimka doa kepada anggota keluarga yang sudah meninggal dunia.

 

Munggahan Menjadi Tradisi yang Penuh Makna

Tak hanya berhubungan dengan sisi keagamaan, munggahan juga memiliki beragam makna tersirat lainnya, yaitu:

  • Menapaki Jalan Menuju Ramadhan: Munggahan menjadi simbol perjalanan spiritual untuk mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan. Dengan membersihkan diri dan hati, diharapkan individu siap menjalani ibadah puasa dengan penuh kekhusyu’an.
  • Mempererat Tali Silaturahmi: Tradisi munggahan menjadi momen penting untuk berkumpul bersama keluarga, teman, dan kerabat. Saling bermaafan dan berbagi kebahagiaan menjadi esensi penting dalam mempererat tali silaturahmi.
  • Melatih Diri dan Mempersiapkan Diri: Tradisi munggahan juga menjadi pelatihan diri untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan mempersiapkan diri secara mental dan spiritual untuk menjalani ibadah puasa.
  • Memperkuat Kebersamaan dan Solidaritas: Tradisi munggahan sering kali diwarnai dengan kegiatan berbagi, seperti membagikan makanan kepada tetangga dan orang yang membutuhkan. Hal ini mencerminkan nilai kebersamaan dan solidaritas dalam menyambut bulan Ramadhan.
  • Melestarikan Budaya dan Tradisi: Munggahan merupakan tradisi turun-temurun yang perlu dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan budaya dan tradisi lokal. Tradisi ini menjadi identitas dan pemersatu masyarakat dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

Baca Juga: 50 Kumpulan Ucapan Maaf Menjelang Ramadhan 2024, Agar Ibadah Semakin Tenang

Tradisi munggahan tak hanya sekadar tradisi kuliner, tetapi sarat akan makna dan nilai spiritual, sosial, dan budaya. Tradisi ini menjadi momen penting untuk mempersiapkan diri secara lahir dan batin dalam menyambut bulan suci Ramadhan.