Seruni.id – Arum Nazlus Shobah, mungkin namanya masih asing di telinga kita. Namun ternyata, prestasinya sungguh mengagumkan. Bahkan, ia berhasil membawa Indonesia harum di kancah dunia.
Atlet Panahan Berkuda yang Menyabet Juara
Gadis cilik kelahiran 14 Mei 2008 itu, merupakan atlet Panahan Berkuda Indonesia, yang tergabung dalam Perkumpulan Pahaman Berkuda Indonesia (KPBI).
Di usianya yang masih sangat muda, Arum Nazlus, berhasil menyabet gelar juara umum pada turnamen International Horseback Archery Championship 2021, yang digelar oleh Performa Horsback Archery Academy di Ankara, Turki.
Arum Nazlus berhasil menduduki peringat pertama. Bahkan, yang lebih menakjubkannya lagi, ia sukses menjadi juara umum pada pertandingan kategori umum dewasa, yang bertepatan dengan hari kemerdekaan RI ke-76.
Selain itu, Arum juga berhasil menyabet kembali trofi juara umum pada ajang Istanbul Cup 2021 atau International Horseback Archery Siege System di Istanbul, Turki, pada September 2021. Dia kembali memenangkan tiga kategori pertandingan sebagai peringkat satu dari 82 atlet pemanah berkuda.
Sudah Mengenal Olahraga Panahan Sejak Usia 8 Tahun
Sebelum menjadi juara, gadis belia yang belum genap 14 tahun itu, mengaku sudah mengenal olahraga panahan pada usianya 8 tahun.
“Saya belajar memanah terlebih dahulu pada usia delapan tahun. Tepatnya saat kelas 2 SD.” ujarnya beberapa waktu lalu seperti yang dikutip dari Republika (17/2/2022).
Ketertarikannya pada olahraga panahan karena terinspirasi dari kedua kakaknya, yakni Arsa Wening dan Kharisma Zaky. Mereka juga merupakan juara panahan.
Sejak awal, kedua orangtuanya memang mendidik anak-anaknya melalui olahraga sunnah itu. Tidak sekadar olahraga saja, panahan mampu mengasah mereka mejadi seseorang yang fokus dan disiplin. Terlbih olahraga panahan memang mengutamakan keduanya.
Sang ayah, Sunaryo Adiatmoko, yang merupakan Sekretaris Jenderal Komunitas Panahan Berkuda Indonesia (KPBI), begitu telaten mendidik Arum agar menguasai kemampuan memanah ground dan memanah cepat (fast shoot)
Kemampuan tersebut, mengharuskannya untuk dapat memanah cepat tanpa melihat busur dan panah. Hal tersebut, merupakan kemampuan yang menjadi syarat penting bagi seorang pemanah berkuda. Karena itu, sebelum berkuda ia harus menguasai insting memanah cepat dengan baik.
Awal pandemi melanda, tepatnya di tahun 2020, menjadi kesempatan bagi Arum untuk memperdalam proses belajar berkuda. Selain itu, masa pandemi juga dimanfaatkannya sebagai ajang latihan dan fokus terhadap panahan berkuda. Proses tersebut dilakukannya selama satu tahun penuh.
“Kondisi PSBB menjadi momen terbaik untuk saya memperdalam panahan berkuda,” jelasnya.
Diajarkan Tentang Banyak Hal
Selama proses berlatih, ia diajarkan banyak hal, terutama tentang tanggung jawab, kedisiplinan, dan kepemimpinan. Sebab, olaharaga panahan berkuda bukan hal mudah, tak sedikit risiko yang akan dihadapi. Maka dari itu, sangat dibutuhkan kemampuan mengendalikan kecepatan kuda tanpa memegang tali kekang sekaligus memanah hanya dalam hitungan detik.
“Olahraga ini mengajarkan saya untuk menjadi Muslimah yang kuat, sabar, dan mau berkorban untuk orang lain. Karena semua aktivitas ini membutuhkan tim yang solid. Dan terlebih, memanah berkuda merupakan anjuran Rasulullah SAW,” kata dia.
Peran orang tua dalam pengasuhan kepada Arum begitu besar. Dia menyebut, sang ayah merupakan sosok yang mengarahkan anak-anaknya untuk mengasah kemampuan dan anugerah dasar yang diberikan Allah, yakni panca indera dan insting. Dalam dunia panahan berkuda, besarnya potensi dari anugerah Allah tersebut akan terlihat apabila terus diasah.
“Sehingga saya memang hidup dan besar di lingkungan keluarga yang paham tentang panahan berkuda Indonesia,” kata Arum.
Baca Juga: 5 Manfaat Olahraga Memanah untuk Kesehatan