Seruni.id – Akhir-akhir ini kita mungkin sering sekali mendengar istilah proning atau prone position. Diketahui, proning merupakan salah satu teknik yang banyak dianjurkan dalam penanganan pasien COVID-19, sebagai solusi untuk tingkatkan kadar oksigen, baik pasien yang berada di rumah sakit, ataupun yang sedang melakuakn isolasi mandiri. Lantas, apa sih yang dimaksud dengan teknik proning?
Apa itu Proning?
Tak sedikit dari kita yang mungkin belum mengetahui apa itu proning position. Proning atau posisi terngkurap adalah teknik yang diklaim secara medis dan dipromosikan oleh Kementerian Kesehatan India dalam sebuah pedoman melakukan proning. Ini merupakan teknik di mana pasien harus berbaring terkurap dengan tujuan untuk meningkatkan kadar oksigen. Teknik ini memiliki manfaat yang dapat dirasakan langsung dalam menaikkan kadar oksigen. Teknik ini pun disarankan untuk dilakukan oleh pasien COVID-19, sehingga mereka tidak memerlukan dukungan oksigen tambahan.
Manfaat Proning
Melansir dari laman Liputan6, Jack Stewart, seorang ahli paru dari St. Joseph Hospital in Orange Country, California, Amerika Serikat mengatakan, membalikkan perut pasien dapat membantu pernapasan karena oksigen lebih mudah dalam posisi terngkurap. Menurutnya, ini adalah fugsi anatomi karena tubuh manusia memiliki lebih banyak jaringan paru-paru di bagian belakang tubuh daripada di depan. Apalagi, vrius SARS-CoV-2 ini, dapat menyebabkan cairan dan sekresi abnormal berkumpul ke arah belakang, di mana terdapat lebih banyak jaringan paru, sehingga menyebabkan gangguan yang lebih besar pada fungsi paru-paru.
Bukan hanya pada pasien kritis, sebuah panduan dari UK Intensive Care Society juga mengatakan, teknik ini dapat mengurangi kebutuhan akan ventilasi invasif, dan kemungkinan meninggal bagi pasien COVID-19, yang sadar sebelum mereka mencapai perawat intensif.
“Posisi ini membantu dalam meningkatkan aliran oksigen pada pasien yang kritis, yang pada gilirannya memastikan bahwa mereka cenderung tidak memerlukan dukungan ventilator,” kata Praveen Gupta, Direktur dan Kepala Departemen Neurologi, Fortis Memorial Research Institute, Gurugram, India.
Aturan dalam Melakukan Proning
Beberapa waktu lalu, sejumlah pakar di Kementerian Kesehatan India, juga mengeluarkan panduan dalam melakukan proning bagi pasien yang sedang isolasi mandiri, dengan kondisi saturasi oksigen rendah. Sebelum kamu mencoba untuk melakukan teknik proning, sediakanlah bantal terlebih dahulu. Satu pada posisi bawah leher, dua di bawah dada hingga melalui paha atas dan di bawah tulang kering dua buah bantal.
Apabila bantal telah tersusun tepat pada posisi atau bagian tubuh tersebut, barulah kamu dapat melakukan beberapa gerakan ini. Lakukan masing-masing selama kurang lebih 30 menit, usahakan jangan sampai melebihi waktu tersebut. Adapun langkahnya, yakni sebagai berikut:
- Awali dengan posisi berbaring tengkurap;
- Setelah itu, ubah posisi dengan badan miring ke kanan;
- Selanjutnya, duduklah dengan posisi kaki terentang di depan;
- Lanjutkan dengan berbaring ke sisi kiri;
- Akhiri dengan kembali berbaring tengkurap.
Teknik ini cukup mudah dan sederhana untuk dapat kamu lakukan secara mandiri, akan tetapi berbeda jika sednag mengalami sesak nafas. Seperti pada pasien COVID, sehingga harus dengan bentuan para tenaga medis. Meski teknik ini terbilang mudah, tapi ada beberapa anjuran dan larangan dalam melakuannya, loh. Apa saja?
Hindari tengkurap selama satu jam setelah makan, pertahankan proning sebanyak yang bisa ditoleransi dengan mudah, seseorang mungkin bisa tengkurap hingga 16 jam sehari.
Dalam beberapa siklus, selama merasa nyaman, bantal dapat kamu sesuaikan sedikit untuk mengubah area tekanan dan untuk kenyamanan setiap luka tekan atau cedera, terutama di sekitar tonjolan tulang.
Kondisi yang Tidak Boleh Melakukan Proning
Sekalipun proning dapat membantu bahkan menyelamatkan pasien, tetapi pada kondisi tertentu teknik proning tidak boleh dilakukan. Sebab, nantinya akan berakibat fatal. Bagi tenaga medis yang sudah berpengalaman, tentunya hal tersebut tidak menjadi masalah. Namun, berbahaya jika kamu melakukannya secara mandiri tidak mendapatkan pendampingan oleh seorang profesional. Adapun kondisi pasien yang tidak boleh melakukan teknik proning, yakni sebagai berikut:
- Terdapat luka terbuka;
- Adanya luka bakar;
- Memiliki kelainan jantung;
- Ibu hamil yang lebih dari 24 minggu;
- Terdapat patah tulang atau fraktur;
- Memiliki ketidakstabilan tulang belakang;
- Kondisi pasca operasi perut;
- Kondisi pasca operasi trakea.
Baca Juga: Cara Mudah Deteksi Gejala Happy Hypoxia
Itulah aturan dalam melakukan proning ketika sedang isolasi mandiri. Selain proning, untuk menaikkan kadar oksigen, kamu bisa bernapas dalam-dalam, pranayama yoga, akses yang cukup ke udara segar, tetap terhidrasi, serta mengonsumsi makanan kaya zat besi, dan berolahraga ringan.