Berita  

Aydin Anwar, Hijabers Pejuang Hak Muslim Uighur di China

youtube.com

Seruni.id – Pemerintah China memberlakukan peraturan yang sangat memberatkan Muslim Uighur, Xinjiang. Sejak beberapa tahun lalu, mereka dilarang beribadah, bahkan sekadar mengucapkan kata Tuhan pun tidak diperbolehkan. Hal ini menjadi perhatian banyak orang, termasuk Aydin Anwar.

Image result for Aydin Anwar
religionnews.com

Padahal, di abad ke-20, Muslim Uighur sudah mendeklarasikan diri mereka sebagai negara kesatuan, East Turkestan (Turki Timur). Namun, wilayah ini dijajah menjadi kekuasaan penuh China pada tahun 1949.

Meski disebut sebagai kawasan otonomi, nyatanya Muslim Uighur tetap mengalami perlakuan yang tidak adil, bahkan keji. Mayoritas ‘dipenjara’, dan harus melakukan kerja paksa di kamp-kamp.

Mirisnya, tidak banyak media yang mengangkat kondisi nyata mereka. Kenyataan pahit inilah yang mendorong seorang wanita etnis Uighur, yang kini tinggal di Amerika, Aydin Anwar, bergerak menyuarakan kegelisahannya. Aydin Anwar kerap mengangkat permasalahan Muslim Uighur dengan berbagai cara, baik itu melalui video, hingga gerakan-gerakan sosial.

Dan melalui sebuah video yang tayang di Now This News, Aydin Anwar mengungkapkan kejamnya perlakuan pemerintah China di pada Muslim Uighur. Mereka yang ada di kamp-kamp, disiksa dengan ular, kursi ‘tiger’, hingga kehilangan nyawa.

“Orang-orang dikirim ke camp ini atas alasan yang berbeda-beda. Bisa karena mengontak saudara di luar negeri, atau punya saudara di luar negeri, atau berhubungan dengan keagamaan seperti puasa dan mengucap kata-kata Tuhan saat berbicara. Alasan tersebut dinilai cukup untuk menjebloskan mereka ke camp ini. Kemudian sekitar ribuan orang dipindahkan dari camp ini, ke penjara,” ungkap Aydin Anwar, seperti dilansir dari video Now This News.

Berikut video yang dilansir dari Now This News:

 

 

 

 

Mahasiswi lulusan Duke University di Durham, New York ini, sudah menyuarakan penderitaan Muslim Uighur sejak ia kecil. Aydin Anwar, semasa kecil pernah ikut demonstrasi bersama ayahnya, Anwar Yusuf Turani, di depan kantor kedutaan China di Amerika.

Kepeduliaannya terhadap saudara-saudara di Xinjiang, terus melekat hingga ia SMA dan kuliah. Bahkan, ia pernah terbang ke Turki untuk mewawancarai Muslim Uighur yang mengungsi ke sana.

Tahun 2017 lalu, Aydin Anwar juga menggalang dana untuk Muslim Uighur yang mengungsi dan ditahan di Mesir. Ia mengumpulkan dana melalui GoFundMe untuk mendistribusikan makanan dan dukungan lainnya.

Meski perubahan terasa sangat sulit dilakukan, Aydin Anwar tetap ingin meningkatkan kesadaran orang-orang di dunia, terhadap apa yang terjadi pada Muslim Uighur. Menurutnya, terlalu banyak media yang tutup mulut, karena memiliki hubungan erat dengan pemerintah China.

Jumat (21/12/2018), Aksi solidaritas untuk Muslim Uighur China pun digelar di depan Kedutaan Besar China, Mega Kuningan, Jakarta. Upaya ini sampai ke telinga Aydin, ia me-retweet beberapa unggahan yang dibagikan massa aksi solidaritas.

Lantas, bagaimana dengan kita? Maukah kamu berjuang bersama? Atau justru ikut berdiam? Jawab dengan hati nuranimu. Dan mari berjuang bersama Aydin!