Seruni.id – Membiasakan diri menjadi lebih produktif merupakan hal yang positif. Namun, jika keproduktifan tersebut membuat diri kita menjadi terlalu sibuk, sampai kita lupa untuk beristirahat atau sekadar melakukan hal yang kita inginkan, tentu saja ini tidak baik dan memiliki dampak negatif.
Dan kita pun perlu waspada. Pasalnya, menurut psikolog Yale Univiversity, Laurie Santos menyebutkan, jika kita terlalu sibuk, akan mengantarkan kita pada kondisi “time famine”. Berdasarkan penelitian pada jurnal Administrative Science Quarterly, time famine merupakan perasaan ketika terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi kita tidak mempunyai cukup waktu untuk menuntaskannya.
Melansir dari CNN, time famine juga bisa berdampak pada peforma kerja dan burnout, loh. Bahkan, hal ini juga bisa berimbas pada kesehatan mental. Maka dari itu, Santos memberikan tiga solusi agar kira bisa menerapkan konsep “time affluence” atau memandang waktu seperti kita memandang uang. Yuk simak berikut ini:
1. Membatasi Penerapan
Time blocking adalah cara menjadwalkan waktu dengan menuliskan setiap rutinitas dalam kalender, termasuk istirahat makan dan waktu kerja. Sekilas, metode ini terlihat mengesankan karena membantu kita fokus dan menyelesaikan lebih banyak hal.
Namun, menurut Santos, jadwal yang terlalu ketat bisa membuat kita merasa tertekan dan tidak punya waktu untuk melakukan hal kecil seperti mengobrol dengan teman atau bermain game.
Solusinya:
- Jangan masukkan semua hal dalam jadwal. Luangkan waktu untuk mengerjakan proyek tanpa interupsi, tapi sisakan waktu fleksibel untuk hal-hal kecil yang menyenangkan.
- Gunakan metode “batching”. Kelompokkan tugas-tugas kecil yang serupa dan kerjakan bersamaan dalam waktu yang ditentukan.
- Istirahatlah secara teratur. Jangan lupa untuk menjadwalkan waktu istirahat untuk makan, minum, dan bersantai.
- Sesuaikan jadwal dengan kebutuhan. Jika kamu merasa tertekan, jangan ragu untuk mengubah jadwalmu.
Dengan cara ini, kamu bisa mendapatkan manfaat dari time blocking tanpa merasa tertekan dan stres.
2. Rayakan Waktu Luang
Kadang kala, kita bisa menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan lebih cepat. Sehingga kita masih memiliki waktu luang, yang bisa dimanfaatkan. Menurut Brigid Schutle, seorang penulis, waktu luang ini disebut dengan istilah “time confetti.”
Kamu bisa memanfaatkan time confetti ini dengan melakukan hal yang membuat kamu menjadi lebih baik. Seperti menonton, jalan-jalan sejenak, meditasi, atau sekadar berbincang bersama teman.
3. Menyisihkan Sejumlah Uang Jika Memang Diperlukan
Terlalu sibuk tentu saja sangat melelahkan, bahkan terkadang bisa membuat kita merasa stres. Maka dari itu, selain meluangkan waktu untuk sekadar beristirahat, sesekali kamu juga perlu menyisihkan uangmu untuk self-reward alias penghargaan untuk diri sendiri.
Misalnya, kamu bisa berbelanja apapun yang kamu mau, membeli makanan kesukaanmu, atau pergi ke tempat yang bisa membuatmu bahagia. Ini merupakan cara sederhana untuk menghargai pengorbanan yang dan pencapaianmu selama ini.
Baca Juga: Kamu Sibuk atau Produktif?
Jadi, itulah tiga solusi ketika kamu terlalu sibuk agar tidak berujung pada stres dan masalah kesehatan mental lainnya. Apakah kamu sudah pernah mencobanya?