Seruni.id – Zaman telah berubah, dan apapun telah dipermudah. Apalagi di era digital seperti saat ini, kita bisa bertukar kabar dengan teman atau saudara yang jauh via telepon pun email. Tak hanya dalam berbagi kabar saja, mengerjakan tugas sekolah pun kita bisa dengan mudah dengan adanya internet.
Menjual Keliping di Tengah Era Moderninasi
Namun siapa sangka, di zaman modern seperti ini, masih ada orang yang berprofesi sebagai penjual kliping. Ya, kliping biasanya berisikan potongan dari buku, koran pun majalah tentang ilmu pengetahuan, olahraga dan lainnya dan ditempelkan di selembar kertas.
Dia adalah Harsoyo, pria 70 tahun yang sudah separuh usianya dihabiskan untuk berjualan kliping di Solo. Sebenarnya, apa sih yang membuat pria paruh baya itu tetap bertahan meski zaman sudah serba digital?
Harsoyo mengaku, tetap bertahan berjualan kliping karena bisnis tersebut masih menguntungkan. Namun, warga Jalan Parangkusmo, Sondakan, Kecamatan Layewan, Solo ini tak menampik jika keuntungan yang didapatkannya saat ini tidak sebanyak dulu.
“Kliping ini ramai pada 1984 sampai 2002. Saat itu penghasilan saya bisa lima kali lipat dari UMR. Setelah ada internet, jadi berkurang drastis,” kata Harsoyo seperti yang dikutip dari Detik, Kamis (5/12/2019).
Ia dan istrinya, yang kini telah berpulang ke pangkuan Sang Khalik, memiliki lima orang anak. Dari hasil berjualan kliping tersebut, mereka sukses menyekolahkan anak-anaknya hingga menempuh pendidikan ke perguruan tinggi. Tiga anaknya kuliah sampai dengan S1, sedangkan sisianya hanya sampai D3.
Untuk membuat kliping, Harsoyo setiap pekannya mendatangkan koran bekas sebanyak 1 kuintal. Dia berlangganan dari teman yang biasa mengambil koran bekas di hotel maupun di perkatoran lain. Satu bundel kliping dia hargai Rp 50-80 ribu. Dalam sebulan Harsoyo mengantongi paling sedikit Rp 4 juta.
“Koran 1 kuintal itu Rp 700 ribu. Ditambah untuk membeli kertas-kertas buat kliping. Kalau penghasil bersih ya ada Rp 2 juta sebulan,” ujarnya.
Baca Juga: Pesepak Bola Muslim Donasikan Beasiswa untuk Pelajar Kurang Mampu
Bahkan, sebelum sang istri meninggal, ia telah memberangkatkan istrinya ibadah haji dari hasil berjualan buku bekas dan kliping tersebut tanpa tambahan uang pribadi dari Harsoyo. Dalam ibadahnya, sang istri kerap berdoa untuk anak-anaknya.
“Doanya agar kehidupan anak-anak bisa lebih baik dari kehidupan orang tuanya. Alhamdulillah doanya terkabul. Anak saya lima sekarang kerja di Korea, Malaysia, Batam, Lombok, dan Yogyakarta,” pungkasnya.