Seruni.id – “Ratu Matematika” sepertinya pantas dijadikan sebagai julukan bagi Anya Prameswari Firmansyah, siswi kelas 6 SD yang berhasil mengukir prestasi luar biasa di bidang matematika. Sejak duduk di bangku kelas 3 SD, Anya Prameswari telah menunjukkan bakat yang luar biasa dalam bidang matematika.
Ketertarikannya pada angka dan teka-teki matematika, mengantarkannya untuk aktif berkompetisi dalam berbagai ajang Olimpiade Matematika. Prestasi gemilangnya terpancar dari perolehan 18 medali yang berhasil diraihnya dari kompetisi tingkat internasional.
Awalnya Tak Tertarik Matematika
Namun siapa sangka, prestasi yang berahasil ia raih saat ini, berawal dari ketidaksukaannya pada matematika. Berdasarkan informasi yang dituip dari laman Sekolah Cikal, Anya mengungkapkan bahwa pada awalnya ia sama sekali tidak memiliki minat terhadap matematika.
Sebab menurutnya, matematika adalah hal yang sangat sulit untuk dipecahkan. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa keingintahuannya mulai tumbuh setelah ia mencoba mengikuti kompetisi matematika pertamanya saat berada di kelas 3 SD.
“Aku itu dulu sebenarnya tidak suka banget sama matematika, tapi aku lama-lama penasaran, soalnya kok, pas diaksih soal matematika (saat itu ibuku daftarin aku untuk kompetisi) tetapi aku gak bisa ngerjain waktu aku kelas 3 SD. Aku jadi penasaran,” cerita Anya.
Setelah mengalami kegagalan untuk pertama kalinya, Anya merasa dihadapkan dengan tantangan yang besar dari dirinya sendiri. Dalam perjalanannya, dukungan penuh dari sang ibu, Mita, turut memainkan peran penting dengan memberikan pendampingan berkala.
“Saat itu fokusnya ada di langkah Anya untuk memecahkan soal-soal matematika di kompetisi berikutnya. Karena Anya bertekad untuk ikut berbagai kompetisi matematika,” ungkap Mita.
Demi mewujudkan tekadnya itu, Anya melakukan latihan intensif dengan dukungan penuh dari orangtua serta mentor matematikanya. Meski pada awalnya Anya mengakui bahwa ini adalah hal yang sulit dilakukan.
Rutinitas harian Anya melibatkan menyelesaikan lima soal matematika setiap harinya. Kebiasaan ini secara bertahap membantu ia untuk memahami pola dan strategi penyelesaian soal-soal olimpiade dengan baik.
“Latihan aku itu gak ada jamnya, kadang 5 menit, 10 menit, atau 1 jam. Tapi yang pasti itu, aku mengerjakan lima soal setiap hari. Soalnya dari soal-soal olimpiade. Aku memiliki mentor matematika juga karena soal olimpiade itu susah banget,” tambah Anya.
Terungkap bahwa soal-soal dalam Olimpiade Matematika Internasional umumnya memiliki pola dan tipe yang berbeda dengan soal matematika konvensional.
Meraih 18 Medali
Dalam usaha untuk membantu Anya mengatasi tantangan ini, mentor yang mendampinginya selama latihan memberikan panduan langkah demi langkah serta tips yang berharga untuk menjawab berbagai jenis soal.
Berkat ketekunan yang dilakukan oleh Anya Prameswari Firmansyah, ia mampu meraih hasil yang memuaskan. Terhitung sejak tahun 2021 hingga 2023, ia telah mengikuti 18 Olimpiade Matematika di tingkat internasional.
Adapun kompetisi yang ia ikuti seperti Japan International Science and Mathematics Olympiads (JISMO), Singapore and sian Scholl Math Olympiad (SASMO), Singapore International Math Olympiad Challenge (SIMOC), American Mathematics Olympiads (AMO), Singa Math Competition dan VANDA (International Science and Math Competition). Dari 18 kompetisi itu, Anya meraih lebih dari 18 medali baik emas, perunggu, ruby, emerald, diamond, dan sertifikat penghargaan lainnya.
Seiring berjalannya waktu dan semakin seringnya ia berpartisipasi dalam kompetisi, fokus Anya bukan lagi hanya pada medali semata. Anya mengungkapkan, bahwa saat ini, ia lebih ingin memperoleh banyak teman baru dari berbagai kompetisi yang ia ikuti.
“Aku paling suka Global Final, soalnya banyak ketemu teman baru. Terus di sana, kompetisi itu all day. Aku mau ikut terus kompetisi matematika internasional untuk ketemu teman-teman di luar sana, tidak hanya di Indonesia,” ungkapnya.
Sebagai seorang ibu, Mita dengan bangga mengungkapkan dukungannya dan selalu mendukung Anya untuk berpartisipasi dalam kompetisi lainnya. Saat ini, Mita sepenuhnya mengikuti keinginan Anya untuk mewujudkan impian barunya, yaitu berkenalan dengan banyak teman baru dari berbagai tempat.
“Kami tidak memaksa Anya untuk juara dan lebih kepada, yuk, ketemu teman baru di kompetisi berikutnya,” tambah Mita.
Ingin Menjadi Psikiater
Walaupun masih berstatus sebagai siswi Sekolah Dasar (SD), Anya telah terlibat dalam berbagai kegiatan eksplorasi dan dengan mantap mengungkapkan cita-citanya. Ternyata, Anya memiliki impian untuk menjadi seorang Psikiater dengan tujuan membantu banyak orang yang kerap menyembunyikan luka dan masalah di dalam diri mereka.
“Aku ingin jadi Psikiater (Psychiatrist), karena kalau jadi psikiater itu kita mengobati yang tidak kelihatan. Banyak orang yang suka menutupi (lukanya) kadang-kadang, and they need help cuma gak mau bilang. Kadang malu,” ceritanya.
Demi mewujudkan impian tersebut, Anya mengungkapkan bahwa saat ini ia berkeinginan untuk memperdalam pemahaman pada berbagai hal yang ia gemari, agar nantinya bisa mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Kisah Haru, Seorang Ibu Mengayuh Sepeda Demi Menemani Anaknya Olimpiade
Baginya, tujuannya kini tak lagi terfokus hanya pada medali semata, melainkan lebih pada pengalaman dan pembelajaran baru yang memiliki nilai yang lebih berarti.