Seruni.id – Bercadar bukanlah hal yang mudah. Sebab, saat ini penggunaan penutup wajah ini kian menjadi polemik yang menuai pro dan kontra. Pasalnya, pengunaan niqab memang kerap disalahgunakan untuk kegiatan yang negatif seperti aksi terorisme membawa dampak pada image cadar.
Suka Duka Menggunakan Niqab
Mereka yang telah memutuskan untuk menutup wajahnya dengan cadar banyak menghadapi stigma negative dari masyarakat. Seperti halnya yang dirasakan oleh fotografert bercadar Azthry Ibrahmin. Ia bercerita, dulu dirinya pernah dilempari batu oleh anak-anak hingga dituding sebagai penculik.
“Aku pernah di-bully, diteriakin setan, maling, suka ditakut-takutin ibu-ibu kalo anaknya lagi nangis. si ibu itu ngomong gini,”kalau nangis nanti diculik lho sama yang itu,” sambil nunjuk aku, parah banget,” kenang Azthry seraya tertawa.
Ternyata pengalaman serupa tak hanya dialami oleh Azthry, pendiri komunitas wanita bercadar Niqab Squad juga pernah diteriaki dengan perkataan yang kurang sopan oleh anak-anak kecil.
“Saya pernah saat pakai cadar diteriakin ‘woy setan’, anak kecil yang bilang. Dan kalau boncengan naik motor dibilang ‘batman!!!!’ karena saya kan hitam-hitam.” ujar Inda juga sambil tertawa.
Stigma Negatif Tentang Niqab di Tengah Masyarakat
Stigma negatif mengenai cadar rasanya sudah melekat di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, Diana Nurliana salah satu pendiri Komunitas Niqab Squad berserta rekannya bertekad untuk perlahan-lahan menghilangkan stigma tersebut.
“Ini menjadi PR besar buat aku dan teman-teman niqabis lainnya untuk terus berjuang menggeser stigma itu menjadi positif dengan langkah seperti yang dicontohkan Rasulullah yaitu dengan menunjukan akhlak yang baik, menebarkan salam pada yang dikenal maupun yang tidak dikenal, menunjukkan prestasi,” jelas seperti yang dikutip dari wolipop.detik.com.
Indadari menambahan, bahwa cadar menjadi sorotan masyarakat dengan dua sisi. Sisi pertama, ada masyarakat yang ingin mengetahui tentang cadar. Dan sisi kedua, banyak orang yang tidak suka dengan cadar dan menjatuhkannya.
“Akan tetapi karena kita dilatih untuk khusnudzon sama Allah SWT, Insya Allah kita memandang hal ini kebaikan untuk kita. Lewat kasus ini pemikiran orang akan semakin terbuka dan baca-baca lagi tentang cadar dan Insya Allah baik,” ucapnya.
Menurut mantan istri Caisar itu, pemakaian niqab perlu disosialisaikan kepada masyarakat agar lebih mengenal apa itu cadar. Hal tersebut karena pengetahuan mengenai niqab masih sangat minim diketahui masyarakat pada umumnya.
“Ada apa di balik cadar? Mengapa orang menggunakannya? Dan untuk yang sudah bercadar sendiri penting untuk bersosialisasi dengan masyarakat dengan melakukan hal-hal di masyarakat,” ujarnya lagi.
Baca Juga: Mendukung Penggunaan Cadar, Wanita Ini Justru Mendapatkan Perlakuan Rasis
Namun, Indadari tetap berharap kehadiran dirinya dan teman-teman satu komunitasnya bisa membantu menghapus stigma negatif tentang niqab. Dia memaklumi jika saat ini masyarakat belum banyak mengetahui tentang niqab karena masih sedikit Muslimah yang memakainya.
“Mudah-mudahan bisa mengubah stigma yang sudah terlanjur beredar di masyarakat bahwa cadar itu teroris, seram dan momok yang menakutkan,” pungkas wanita asal Bandar Lampung itu.