Seruni.id – Kemarau panjang belum juga usai, hujan yang tak kunjung datang membuat persediaan air semakin terbatas. Namun, hal tersebut tidak dirasakan warga Desa Geneng, Kabupaten Wonogiri, mereka yang tinggal berada di lereng Gunung Lawu itu bisa bernapas lega. Pasalnya, air tetap mengalir meski kemarau panjang melanda. Hal ini tentu tidak lepas dari sosok Mbah Sadiman. Pria sepuh ini, adalah sosok pahlawan lingkungan yang sudah menyelamatkan warga dari kekeringan.
Mengapa Disebut Sebagai Pahlawan Lingkungan?
Mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya, apa yang dilakukan pria 68 tahun itu sampai bisa disebut sebagai pahlawan lingkungan. Sosok yang pernah dianggap gila ini memang sudah viral sejak 2016 lalu. Namun tak ada salahnya kan, untuk mengingatnya agar bisa diteladani?
Dulu, di dekat tempat tinggalnya terdapat dua bukit yaitu Nggendol dan Ampyang yang sangat gersang. Ketika musim penghujan tiba, area tersebut diterpa banjir besar, yang mengakibatkan longosor. Saat musim kemarau datang, kekeringan bisa berlangsung lama. Bahkan hingga membuat banya warga yang sakit hingga meninggal dunia.
Mbah Sadiman merasa sangat geram. Akhirnya, ia memikirkan bagaimana caranya agar masalah tersebut tidak berlanjut. Tahun 1996 “Investasi Hijau” pun dimulai. Mbah Sadiman menanami bukit tersebut dengan pohon beringin. Apakah ia hanya melakukannya sendiri? Jawabannya adalah iya.
Menanam Belasan Ribu Pohon
Semua dilakukannya sendiri, termasuk biaya untuk penanaman pun dari kantongnya sendiri, tak ada bantuan dari warga lain. Hingga saat ini, sudah lebih dari 11.000 pohon sudah ditanam. Bukit yang semula gersang kini sudah kembali menghijau.
Belasan tahun telah berlalu, usaha Mbah Sadiman telah menunjukan hasil. Belasan ribu pohon kembali menghijaukan bukit dan menciptakan mata air yang bisa mencukupi kebutuhan warga. Saat ini musim kemarau tiba, lebih dari 340 keluarga masih bisa menikmati air pegunungan yang sejuk melalui pipa-pipa swadaya.
Pada 25 Agustus 2019 lalu, ia berhasil meraih penghargaan Apresiasi Dukungan Instan Inspiratif dari BNPB. Penghargaan ini bernama Reksa Utama Anindha atau Penjaga Bumi Penuh kebijakan. Tak hanya itu, atas sumbangsihnya terhadap lingkungan, Mbah Sadiman juga mendapatkan dukungan serta sumbangan dana dari BRI sebesar 100 juta rupiah.
Di awal perjuangannya, Mbah Sadiman pernah dianggap kurang waras. Sebab, di saat warga lainnya menanam pangan, ia justru menanam pohon beringin yang menurut mereka tidak bisa menghasilkan uang apalagi untuk dimakan. Selain itu, kenapa juga repot-repot menanami bukit yang dianggap sebagai “tempat setan”?
Mengapa Harus Pohon Beringin?
Bukan tanpa alasan ia memilih pohon beringin untuk ditanami di bukit dekat tempat tinggalnya. Selain pohonnya yang kuat, beringin juga bisa menyuplai air serta udara. Pria yang dijuluki pahlawan lingkungan ini berharap, tidak ada orang yang iseng menebang atau merusak pohon yang telah ditanamnya itu.
Kisah Mbah Sadiman ini, patut kita jadikan teladan. Sebab, dia tak pernah meminta balasan apapun, selain kemakmuran warga sekitar. Satu hal yang paling ia harapkan adalah, kelak ada banyak orang yang sadar dan melanjutkan perjuangannya demi investasi hijau bisa terus berlangsung.
Mbah Sadiman tidak hanya membuat dua bukit kembali hijau aja, loh. Ternyata ia juga membuat jalan untuk sampai ke puncak Bukit Gendol. Ribuan anak tangga dibuatnya dalam waktu satu bulan. Tujuannya, selain agar lebih mudah untuk mengontrol pohon-pohonnya, juga agar anak-anak yang suka main di sana memiliki jalur yang mudah diakses.
Mbah Sadiman memang patut menyandang gelar pahlawan lingkungan. Di tengah kehidupan yang semakin modern ini, tidak ada alasan untuk kita tidak mencintai lingkungan. Rasanya kita perlu menjadi sosok Mbah Sadiman agar lingkungan tetap asri. Meskipun ia melakukan semuanya sendiri, namun semangatnya tak pernah pupus.
Kita perlu mengingat, bahwa jangan pernah pesimis untuk melakukan sesuatu demi terlaksananya perubahan. Apalagi kalau kamu berpikir, “Ah, percuma saja aku peduli. Toh, yang lainnya bodo amat kok.
Nah, berhenti ya untuk berpikir seperti ini. Kalau bukan kita yang mulai, lalu siapa lagi? Mbah Sadiman saja bisa melakukan apa yang ia inginkan meski sendirian dengan halang rintang dari mana-mana.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Berawal dari Tantangan Berpuasa, Wanita Pemabuk Ini Menjadi Mualaf
[/su_box]
Apa yang bisa kita pelajari dari sosok inspiratif ini adalah kemauannya untuk melakukan sesuatu meski hanya sendirian. Hal ini tidak hanya bisa diterapkan untuk bidang lingkungan saja, melainkan untuk berbagai masalah lainnya.
Perubahan harus dimulai dari hal-hal kecil, termasuk dari diri sendiri. Kita sebagai manusia biasa yang berdiri sendiri memang tak bisa mengontrol orang lain untuk berpikir dan melakukan hal yang sama dengan kita. Tapi kita punya daya untuk melakukan sesuatu kok, meski sebisanya.