Menurut Penelitian Shalat Tahajud Dapat Mempekuat Sistem Imun Tubuh

Menurut Penelitian Shalat Tahajud Dapat Mempekuat Sistem Imun Tubuh
dream.co.id

Seruni.id – Shalat tahajud merupakan shalat sunnah yang dikerjakan di malam hari atau sepertiga malam setelah terjaga dari tidur. Setiap orang yang menjalankannya akan mendapatkan tempat yang terpuji di sisi Allah SWT. Selain itu, menurut dunia kedokteran, shalat tahajud dapat memperkuat imun dalam tubuh.

Menurut Penelitian Shalat Tahajud Dapat Mempekuat Sistem Imun Tubuh
kompasiana.com

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji,” (QS. Al-Israa’: 79).

Melakukan Penelitian

Hal tersebut diketahui berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Mohammad Sholeh, Pensyarah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surabaya, salah satu shalat sunnah tiu bisa membebaskan seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker.

Dia menegaskan, jika tidak meyakini shalat tahajud dapat mengatasi hal tersebut, maka dia menyarankan agar rajin menjalankan shalat tahajud secara rutin dan benar.

“Tidak percaya? Cobalah Anda rajin shalat tahajud. Jika Anda melakukannya secara rutin, benar, khusyu’, dan ikhlas, niscaya anda terbebas dari infeksi dan kanker,” ucap Sholeh.

Pernyataan tersebut ia tegaskan dalam disertasinya yang berjudul ‘Pengaruh Shalat Tahajud Terhadap Peningkatan Perubahan Respons Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Psiko-neuroimunologi’.

Berkat disertasi yang disusunnya itu, ayah dua anak ini berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kdeokteran pada Program Pasca Sarjana Universitas Surabaya, yang dipertahankannya.

Menurutnya, selama ini ia hanya menilai shalat tahajud merupakan ibadah tambahan atau shalat sunnah saja. Namun, jika dilakukan secara benar, dengan gerakan yang tepat, khusyu’ dan ikhlas, shalat tahajud dapat menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imonologi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi.

Harus Dilakukan dengan Benar dan Ikhlas

Sholat tahajud yang dimaksudkan bukan hanya sekedar menggungurkan status shalat saja, namun Sholeh menekankan pada sisi rutinitas shalat, ketepatan gerakan, kehusyu’kan serta keikhlasan yang dilakukan.

Selama ini, kebanyakan ulama melihat masalah ikhlas sebagai persoalan psikis. Namun Sholeh menyebutkan bahwa hal ini dapat dibuktikan dnegan teknologi kedokteran. Iklhas yang selama ini dipandang sebagai misteri, dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol.

Parameternya dapat diukur dengan kondisi tubuh. Ketika kondisi tubuh dalam status normal, pada pagi hari jumlah hormone kortisol berada di angka 38-690 nmol/liter. Sementara pada malam hari, normalnya berada di 69-345 nmol/liter.

“Kalau jumlah hormon kortisolnya normal, bisa diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Begitu sebaliknya.” Ujarnya seraya menegaskan temuannya ini yang membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin.

Peneliatiannya itu dilakukan terhadap 41 respons siswa SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya. Dari 42 siswa, hanya terisisa 23 siswa yang masih bertahan menjalankan shalat tahajud selama satu bulan penuh.

Ketika diujui lagi, justru semakin berkurang menjadi 19 siswa yang masih sanggup shalat tahajud selama dua bulan. Sholat dimulai pukul 02.00-03.30 sebanyak 11 rakaat, masing-masing dua rakaat empat kali salam plus tiga rakaat. Selanjutnya, hormon kortisol mereka diukur di tiga laboratorium di Surabaya (Paramita, Prodia dan Klinika).

Hasilnya, ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajud secara ikhlas berbeda jauh dengan orang yang tidak melakukan shalat tahajud. Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan individual untuk menanggulangi masalah.

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Berada di Luar Angkasa, Hazza Al Mansouri Tetap Mendirikan Shalat
[/su_box]

Maka, kita tidak perlu menargetkan tahajud itu harus delapan rakaat atau lebih dan ditambah tiga rakaat witir. Karena yang terpenting bukan kuantitasnya tapi kualiatas dan seberapa ikhlas kita melakukannya. Sebab, tahajud merupakan bentuk sebuah komunikasi intents dengan Allah bahwa kita sadar sesadar-sadarnya sedang menghadap kepada yang Maha Kuasa, Maha Agung, dan Maha segala-galanya.