Berita  

Rumah Sakit Indonesia di Gaza Berhenti Beroperasi, Bagaimana Nasib Pasien?

Rumah Sakit Indonesia di Gaza Berhenti Beroperasi, Bagaimana Nasib Pasien?
bbc.com

Seruni.id – Rumah Sakit Indonesia (RSI) yang berada di Jalur Gaza, kabarnya telah berhenti beroperasi sepenuhnya sejak Kamis, 16 November 2023 waktu setempat. Sejak agresi militer Israel di Jalur Gaza pada awal Oktober 2023 lalu, area sekitar Rumah Sakit Indonesia memang kerap dijadikan sebagai sasaran. Lantas, bagaimana nasib pasien yang ada di rumah sakit tersebut?

Melansir dari Al Arabiya dan Al Jazeera, Jumat (17/11/2023), situasi terkini di RSI diungkap oleh koresponden Al Arabiya di lapangan dan Direktur RSI Atef al-Kahlout.

Berdasarkan rekaman dari rumah sakit yang berlokasi di Beit Lahiya itu, menunjukkan warga Palestina yang mengalami luka-luka berbaris di lorong-lorong fasilitas medis. Bahkan, mereka terpaksa harus berbaring di tengah genangan darah. Saat ini, sedikitnya ada 45 pasien di RSI yang membutuhkan intervensi bedah segera.

“Kami tidak bisa menawarkan layanan apa pun lagi, kami tidak bisa menawarkan tempat tidur apa pun kepada para pasien,” tuturnya.

Saat ini, terdapat sekitar 500 pasien yang berada di Rumah Sakit Indonesia. Sementara rumah sakit tersebut hanya memiliki kapasitas untuk 140 pasien saja. Karena kondisi yang tidak memungkinakan, al-Kahlout meminta ambulnas untuk tidak membawa lebih banyak orang-orang yang terluka ke rumah sakit tersebut.

al-Kahlout juga menuturkan, bahwa departemen-departemen yang ada di RSI tidak bisa melaksanakan tugas-tugas mereka. Para tenaga kesehatan di rumah sakit itu menyebut adanya kekurangan pasokan yang parah.

“Kami tidak memiliki tempat tidur,” ucap salah satu tenaga kesehatan RS Indonesia saat mendampingi koresponden Al Jazeera berkeliling gedung rumah sakit.

“Orang ini membutuhkan unit perawatan intensif,” imbuhnya, sembari menunjuk ke seorang pemuda yang terletak di lantai saat ditangani oleh seorang perawat.

“Dan (di sini),” ujar tenaga kesehatan itu sambil menunjuk seorang pasien yang kakinya diamputasi, “Kami tidak mempunyai obat”.

“Kami menerima orang-orang yang terluka dari Wadi Gaza hingga Beit Hanoon. Beberapa dari mereka telah berada di sini selama 10 hari,” sebutnya.

Sudah Puluhan Ribu Korban

Sejak Israel melakukan penyerangan secara besar-besaran pada 7 Oktober 2023 hingga saat ini, nyaris 30.000 orang mengalami luka-lauka. Bahkan, korban meninggal dunia akibat serangan yang dilakukan oleh Israel pun terus bertambah. Diketahui korban meninggal dunia sudah mencapai angka 11.400 yang di dalamnya terdapat korban anak-anak sebanyak 4.600.

Bukan hanya melakukan penyerangan, Israel juga membatasi segala kebutuhan rakyat Palestina, mulai dari pasokan air, makanan, listrik, hingga bahan bakar. Badan-badan bantuan kemanusiaan memperingatkan adanya bencana kemanusiaan di daerah kantong Palestina tersebut.

Seorang pejabat Hamas mengatakan pada Selasa (14/11) waktu setempat bahwa pengeboman dan operasi darat Israel terhadap Jalur Gaza telah membuat 25 rumah sakit, dari total 35 rumah sakit, tidak bisa beroperasi secara layak.

“Mereka juga menghancurkan 94 gedung pemerintah dan 253 sekolah,” sebut seorang pejabat Hamas yang berbasis di Lebanon, Osama Hamdan, dalam konferensi pers di Beirut.

Baca Juga: Sejarah Rumah Sakit Indonesia di Gaza