Sapardi Djoko Damono Jadi Ikon Google Doodle Hari ini, Siapakah Beliau?

Sapardi Djoko Damono Jadi Ikon Google Doodle Hari ini, Siapakah Beliau?
detik.com

Seruni.id – Sudahkah kamu melihat tampilan Google Doodle hari ini? Jika kamu mengakses Google hari ini, kamu akan “disapa” dengan ilustrasi sosok Sapardi Djoko Damono. Beliau merupakan seorang pujangga yang memiliki peran penting dalam dunia sastra Indonesia.

Google Doodle tersebut dibuat untuk merayakan Hari Ulang Tahun ke-83 Sapardi Djono Damono. Ilustrasi tersebut memperlihatkan sang pujangga tengah berdidi di tengah rintik hujan sambil membawah sebuah payung dan buku.

Ilustrasi tersebut, seolah menggambarkan salah satu kumpulan puisi terkenal yang dibuat oleh sang maestro perangkai kata, dengan judul Hujan Bulan Juni (1994).

 

Mengenang Sosok Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono Jadi Ikon Google Doodle Hari ini, Siapakah Beliau?
kompas.com

Sapardi Djoko Damono adalah seorang penyair, kritikus sastra, dan pengajar yang terkenal di Indonesia. Ia lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah, Indonesia. Ia merupakan putra pertama dari apsangan Sadyoko dan Saparian.

Sejak lulus dari bangku SMA, ia pun melanjutkan pendidikannya di Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahkan, beliau juga pernah memperdalma kajian kemanusiaan (humanities) di Universitas of Hawaii, Amerika Serikat (1970-1971).

Tahun 1980, Sapardi Djoko Damono memperoleh gelar doktero dalam ilmu sastra dengan disertasi bertajuk ‘Novel Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur’. Kemudian, pada tahun 1995, ia dikukuhkan sebagai guru besar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia.

Beliau tidak hanya berfokus sebagai dosen di beberapa kampus di Indonesia saja, ia juga aktif dalam berbagai lembaga seni dan sastra pada 1970-1980, di antaranya:

  • Direktur Pelaksana Yayasan Indonesia Jakarta (1973-1980)
  • Redaksi majalah sastra Horison (1973)
  • Sekretaris Yayasan Dokumentasi Sastra HB Jassin (sejak 1975)
  • Anggota Dewan Kesenian
  • Anggota Badan Pertimbangan Perbukuan Balai Pustaka Jakara (sejak 1987)

Lalu, pada tahun 1986, Sapardi mencetuskan mengenai perlunya mendirikan organisasi profesi kesastraan di Indonesia. Ia pun mendirikan organisasi yang bernama Himpunana Sarjana-Kesusastraan Indonesia (Hiski) pada 1988. Sapardi Djoko Damono terpilih sebagai Ketua Umum Hiski Pusat selama tiga periode.

Tidak hanya aktif di dunia sastra dalam negeri, ia juga kerap menghadiri berbagai pertemuan internasional. Seperti Translation Workshop dan Poetry International di Rotterdam, Belanda (1971), Seminar on Literature and Social Exchange in Asia di Australia National University Canberra, dan lainnya.

 

Peran Penting Sapardi Djoko Damono dalam Sastra Indonesia

Sapardi Djoko Damono Jadi Ikon Google Doodle Hari ini, Siapakah Beliau?
goodnewsfromindonesia.id

Sapardi Djoko Damono memiliki peran penting dalam dunia sastra Indonesia. Dalam Ikhtisar Kesusastraan Indonesia Modern (1988) karya Pamusuk Eneste, Sapardi dimasukkan dalam kelompok pengarang angkatan tahun 1970-an.

Dalam Sastra Indonesia Modern II (1989) karya A Teeuw, ia digambarkan sebagai cendekiawan muda yang mulai menulis sejak tahun 1960-an. Terlihat perkembangan jelas dalam puisi Sapardi terutama dalam hal susunan formal puisi-puisinya. Ia dianggap sebagai penyair yang orisinil dan kreatif.

Puisi milik Sapardi Djoko Damono dikagumi oleh banyak orang, bahkan sampai saat ini karyanya masih terus dicari. Pasalnya, banyak kesamaan dengan yang ada dalam persajakan Barat yang disebut simbolisme sejak akhir abad ke-19.

Sapardi Djoko Damono dikenal sebagai salah satu penyair yang romantis. Deretan puisi romantisnya mampu menyentuh hati masyarakat. Adapun salah satu puisinya yang paling populer adalah “Aku Ingin”, yang dimasukkan olehnya dalam buku kumpulan puisi berjudul “Hujan di Bulan Juni”.

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api, yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan, yang menjadikannya tiada.”

 

Deretan Karya Milik Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono Jadi Ikon Google Doodle Hari ini, Siapakah Beliau?
hai.grid.id
  • Duka-Mu Abadi (1969)
  • Mata Pisau (1974)
  • Perahu Kertas (1983)
  • Sihir Hujan (1984)
  • Arloji (1998)
  • Ayat-Ayat Api (2000)
  • Mata Jendela (2000)
  • Ada Berita Apa Hari Ini
  • Den Sastro (2003)
  • Kumpulan Cerpen Pengarang Telah Mati (2001)
  • Kumpulan Sajak Kolam (2009)

Buku Karya Sapardi Djoko Damono:

  • Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978)
  • Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang (1979)
  • Kesusastraan Indonesia Modern: Beberapa Catatan (1999)
  • Novel Jawa (1950-an)
  • Telaah Fungsi, Isi dan Struktir (1996)
  • Politik, Ideologi, dan Sastra Hibrida (1999)
  • Sihir Rendra: Permainan Makna (1999)
  • Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan: Sebuah Catatan (2004)

Beliau juga menerjemahkan beberapa karya sastra asing ke dalam Bahasa Indonesia, seperti:

  • Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and the Sea karya Hemingway)
  • Puisi Cina Klasik, Puisi Klasik, Shakuntala, Amarah I dan II (The Grapes of Wrath karya John Steinbeck)

Sapardi Djoko Damono telah menerima berbagai penghargaan dan hadiah sastra dari dalam dan luar negeri. Pada 1963 Sapardi mendapat Hadiah Majalah Basis atas puisi Balada Matinya Seorang Pemberontak. Pada 1978 ia menerima Cultural Award dari pemerintah Australia. Pada 1983, ia memperoleh hadiah Anugerah Puisi-Puisi Putera II atas bukunya Sihir Hujan dari Malaysia.

Baca Juga: 

Pada 1984 Dewan Kesenian Jakarta memberi penghargaan atas buku Perahu Kertas. Mataram Award diterima Sapardi pada 1985. Hadiah SEA Write Award (Hadiah Sastra Asean) dari Thailand diterima pada 1986. Sapardi meraih Anugerah Seni dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 1990. Kalyana Kretya dari Menristek RI diraih pada 1996. Pada 2003, ia mendapat penghargaan Achmad Bakrie Award for Literature. Disusul Khatulistiwa Award pada 2004. Penghargaan dari Akademi Jakarta diraih pada 2012.