Seruni.id – Anda penderita asam urat? Banyak orang yang meyakini buah melinjo bisa memperparah kondisi penyakit asam urat. Lalu bagaimana dengan kulit melinjo? Yuks dikupas tuntas tentang hubungan asam urat dan kulit melinjo.
Mengonsumsi obat allopurinol bagi penderita asam urat, dapat menimbulkan efek samping. Oleh karena itu, kini banyak yang beralih pada obat-obatan herbal untuk mengusir penyakit asam urat.
Muntah, diare, neuritis perifer, vaskulitis nekrosis, anemia aplastik, dan alergi kulit, adalah sederet reaksi yang dirasakan tubuh setelah meminum allopurinol. Bahkan, allopurinol memiliki efek samping yang lebih parah, yaitu bisa menyebabkan katarak.
Penelitian demi penellitian dilakukan untuk mencari pengobatan asam urat yang aman dan minimal efek samping bahkan jika bisa tidak ada efek samping. Salah satu yang diteliti adalah kulit melinjo.
Untuk mengetahui khasiat dari kulit melinjo, seorang mahasiswa dari Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Pertanian Bogor (IPB), Anggun Nia Dewi, melakukan penelitian mengenai efek toksisitas akut dari ekstrak etanol kulit buah melinjo.
Dalam rilis yang diterima, yang dilansir dari Viva, dari Humas Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Minggu, 8 April 2018, ekstrak etanol kulit buah melinjo ini dapat digunakan untuk menurunkan asam urat dalam tubuh. Berbeda hanya dengan buah melinjo yang diyakini malah membuat asam urat menjadi lebih parah.
Toksisitas merupakan kemampuan suatu bahan dalam memberikan efek racun atau kerusakan terhadap organisme hidup. Uji ini bermanfaat dalam uji awal atau acuan dalam penentuan dosis bahan obat yang aman selanjutnya dikonsumsi oleh manusia.
Anggun mengatakan bahwa toksisitas akut dari konsumsi ekstrak kulit buah melinjo ini tergolong pada toksisitas ringan.
Untuk mendapatkan hasil penelitian tersebut, perempuan kelahiran Madiun ini, melakukan penelitian dengan menggunakan hewan uji berupa mencit jantan dengan galur DDY. Setelah dilakukan pembuatan ekstrak etanol kulit buah melinjo, kemudian ekstrak tersebut diberikan kepada hewan uji dengan kelompok dosis yang berbeda-beda.
“Pada uji toksisitas akut ini juga dilakukan pengamatan terhadap dampak organ hati dan ginjal. Gambaran histopatologi hati dan ginjal yang diberi ekstrak kulit melinjo mulai menunjukkan kelainan ringan seperti degenerasi pada pemberian ekstrak 300 mg/kgBB,” kata Anggun.
Namun, menurut Anggun, kelainan ringan tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap kerusakan disfungsi organ sampai pemberian ekstrak 5000 mg/kgBB. Sehingga hasil hispatologi hati dan ginjal ini diartikan aman dan tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap kerusakan dan disfungsi organ..
Kandungan ekstrak kulit melinjo sendiri diketahui berisi senyawa aktif tanin, flavonoid, saponin, dan triterpenoid. Senyawa aktif ini yang berperan sebagai antihiperurisemia.
“Hiperurisemia atau keadaan tubuh yang mengalami peningkatan kadar asam urat dari batas normalnya, dapat diobati dengan ekstrak etanol kulit buah melinjo dan tidak memberikan dampak buruk apabila dikonsumsi dalam jangka waktu pendek. Dengan konsumsi bahan alami berupa ekstrak etanol, kulit buah melinjo maka dapat mengurangi efek samping dan harga yang relatif terjangkau,papar Anggun.