Seruni.id – Mengasuh buah hati memang penuh dinamika, salah satu masalah yang cukup membuat Ayah dan Bunda kebingungan adalah masalah tantrum pada anak, ngambek, dan rewel, apalagi saat berada di depan umum.
Apa Itu Tantrum?
Tantrum atau yang dalam istilah psikologinya disebut sebagai ‘temper tantrum’, diartikan sebagai perilaku marah pada anak-anak, biasanya di usia prasekolah (2-3 tahun). Mereka mengekspresikan kemarahan dengan berbaring di lantai, menendang, berteriak, dan kadang-kadang menahan napas. Tantrum terjadi karena anak-anak di usia ini belum mampu menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan rasa frustrasi dan kesal karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Berikut kiat-kiat mengatasi tantrum pada anak.
1. Tetap Tenang
Saat tantrum pada anak terjadi, orangtua harus tetap tenang. Jangan balas berteriak atau memaksa anak. Sikap orangtua yang tenang akan membuat tantrumnya lebih mudah diatasi karena emosi yang terkontrol.
2. Ketahui Penyebab Tantrum
Penyebab tantrum pada anak bermacam-macam, seringkali karena keinginannnya tidak tercapai atau ia mengalami kesulitan dalam mengungkapkan isi hatinya. Ketahui penyebab tantrum, lalu beri penjelasan yang tenang pada anak.
3. Jangan Memberinya Imbalan
Hal lain yang seringkali dilakukan banyak orangtua adalah menjanjikan imbalan saat anak sedang tantrum. Hal ini bisa membuat kebiasaan buruk baginya, dan ia akan sengaja sering tantrum untuk mendapat imbalan. Meski begitu, saat ia kembali tenang beri pujian karena telah bersikap baik setelah meluapkan emosi.
4. Peluk Anak
Saat anak sedang tantrum, peluk dan dekap erat hingga ia tenang. Jangan sampai melakukan kekerasan fisik karena merasa kesal melihatnya menjerit-jerit dan menangis. Memberi pelukan juga bisa membuat Ibu berkepala dingin dalam menghadapi tantrum pada anak.
Baca Juga: 4 Dampak Buruk Jika Anak Terlalu Dimanja
5. Ajari Berkomunikasi dengan Baik
Saat tantrum pada anak mereda, ajarkan padanya untuk mengkomunikasikan apa yang ia inginkan dengan baik dan jelas karena Ibu tidak mengerti apa yang ia inginkan bila anak marah-marah. Dengan begitu, mencegahnya untuk kembali tantrum setiap keinginannya tidak terpenuhi.
Untuk melakukan beberapa cara diatas memang sangat diperlukan ketegasan, ketenangan, dan konsistensi saat menghadapi anak yang tantrum. Jika tantrum pada anak tampak terlalu sering atau intens, dan membuatnya menyekiti dirinya sendiri atau orang lain, maka Anda harus segera mencari bantuan. Dan segeralah konsultasikan pada dokter untuk mendiskusikan tahap perkembangan dan perilaku anak.