Seruni.id – Jenis rezeki sangatlah beragam, tapi kita kerap kali salah mengartikannya. Banyak dari kita yang beranggapan bahwa rezeki adalah hal yang kita terima dalam bentuk materi dan harga. Sebut saja uang, kendaraan mewah, hingga emas yang melimpah. Padahal, pengertian rezeki sangatlah luas. Jika kita berpikir lebih luas lagi, ada banyak sekali jenis rezeki yang telah Allah turunkan dalam bentuk lain.
Ada dua jenis rezeki yang Allah berikan bagi setiap hambanya, yakni rezeki kasbi dan wahbi. Keduanya memang sama-sama rezeki, tapi memiliki arti yang berbeda.
Pengertian Rezeki Kasbi
Rezeki kasbi adalah yang diperoleh dengan cara bekerja, biasanya berkaitan dengan harta di dunia. Rezeki ini tidak Allah berikan berdasarkan kualitas keimanan seseorang. Namun, siapa yang berusaha, maka ialah yang dapat.
Rezeki kasbi berasal dari sifat Rahman atau pemberian Allah. Itulah mengapa Allah tidak melihat tingkah keimanan seseorang untuk memberikan rezeki ini. Bahkan, mereka yang ingkat pada Allah pun masih mendapatkannya. Pada akhirnya Allah tidak menilai hambanya berdasarkan harta
Rezeki Wahbi
Sedangkan yang kedua, rezeki ini sering akli datang dari arah yang tidak kita duga-duga. Berbeda dengan jenis rezeki sebelumnya, rezeki ini berasal dari sifat Rahim atau kasih sayang Allah. Rezeki ini Allah turunkan dengan melihat keimanan dan ketaqwaan hamba-Nya. Bahkan, rezeki ini bisa datang kapan saja, tanpa jerih payah sekali pun.
Rezeki yang Sering Dilupakan
Nah, adapun jenis rezeki yang sering kita lupakan yakni sebagai berikut:
1. Keimanan
Macam-macam rezeki sangatlah beragam, salah satunya yakni keimanan. Namun, kita kerap kali melupakan hal ini. Rezeki berupa keimanan bukan hanya kita dapatkan dengan cara mendekatkan diri kepada Allah saja, melainkan juga atas ridha-Nya.
Allah bisa jadi memberikan banyak harta dan seluruh kekayaan dunia pada seseorang. Namun, Dia mencegah hidayah Islam masuk ke dalam hatinya. Sesungguhnya orang tersebut hanya akan mendapatkan kebahagiaan dunia tanpa jaminan bahagia di akhirat. Sebagai mana firman-Nya berikut ini:
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-an’am: 82)
2. Ditutupnya Aib oleh Allah
Allah Maha Mengetahui segalanya, termasuk aib kita. Mudah saja bagi-Nya untuk membuka aib kita di hadapan manusia. Hanya saja, karena sifat Rahim-Nya, Allah lebih memilih untuk menutup aib kita. Bukanlah hal tersebut termasuk dalam rezeki. Bayangkan saja bagaimana jadinya jika Allah membuka semua aib kita?
Namun, di zaman sekarang, tak sedikit manusia yang justru mengumbarkan aibnya kepada orang lain. Hal ini sangat disayangkan sekali. Dalam sebuah hadist disebutkan,
“Setiap umat-Ku dimaafkan, kecuali orang yang terang-terangan dalam bermaksiat. Yaitu seseorang yang telah berbuat dosa di malam hari, lantas di pagi harinya ia berkata bahwa ia berbuat dosa ini dan itu. Padahal, Allah telah mneutupi dosanya. Pada malam harinya, Allah telah menutupi aibnya. Namun, di pagi harinya ia membuka sendiri aib yang telah Allah tutupi.” (Muttafaq Alaih)
3. Kecukupan Rezeki
Jenis rezeki yang sering kita lupakan berikutnya adalah kecukupan rezeki yang Allah berikan. Rezeki yang dimaksud tidak hanya sekadar mendapatkan uang saja. Contoh rezeki yang sering kali terlupa yaitu, di mana kita bisa menyantap makanan enak, masih diberikan napas secara gratis, bisa melakukan aktivitas, begitu pun dengan memiliki tempat tinggal sebagai tempat perlingungan.
Meski tampak sepele, tapi jenis rezeki yang ini tidak boleh kita lupakan begitu saja, melainkan kita harus bisa mensyukurinya. Cobalah bayangkan bagaimana jadinya jika bernapas saja kita diharuskan untuk membayar, tidak bisa menyantap makanan enak, dan lainnya. Allah Ta’ala berfirman,
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy: 3-4).
Syekh Imam Nawai dalam kitab Qaratu Al Ghais fi Syarh Masail Abi Laits menuliskan,
“Rezeki tidak terbatas pada makanan dan minuman, akan tetapi segala sesuatu yang bermanfaat bagi hayawan (makhluk bernyawa) termasuk makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya. Rezeki yang paling utama adalah at-taufiq (pertolongan Allah) kepada ketaatan.”
4. Kesehatan
Kesehatan juga termasuk rezeki yang sangat berhaya, tapi kita sering mengabaikannya. Apalah arti bergelimang harata, tapi hanya bisa berbaring di tempat tidur karena menderita sebuah penyakit. Sering kali nikmat sehat baru akan terasa jika sudah telanjur sakit. Sebagaimana hadist berikut ini,
“Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia terpedaya dengan keduanya; nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari).
Bahkan, Rasulullah SAW, senantiasa memohon kepada Allah agar dihindari dari segala penyakit fisik dan diberi ketenangan batin. Rasulullah pernah berdoa,
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, dan penyakit kusta, serta sejelek-jeleknya penyakit.”
5. Sifat Maha Pengampun Allah
Al Ghaffar, salah satu dari banyak nama baik Allah. Manusia dengan segala dosa yang telah diperbuatnya tetap akan mendapat ampunan-Nya, apabila ia bertaubat dengan sungguh-sungguh. Rezeki yang satu ini amat sangat berharga namun sering kita lupakan.
“Allah telah menetapkan atas diri-Nya sifat kasih sayang, bahwasannya siapa saja di antara kalian berbuat kejahatan karena kebodohan kemudian dia bertaubat dan (setelahnya) memperbaiki diri maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang,” (Qs. Al-An’aam: 54).
Baca Juga: 7 Kebiasaan Ini Ternyata Bisa Menjauhkan Rezeki, Loh!
Demikianlah beberapa jenis rezeki yang kerap kita lupakan. Tentu masih banyak rezeki lain yang mungkin sering kita abaikan, sebagaimana rahmat Allah sangat luas. Wallahu’alam.