7 Adab Menasihati dalam Islam, Agar Tidak Menyakiti Hati Orang Lain

7 Adab Menasihati dalam Islam, Agar Tidak Menyakiti Hati Orang Lain
kumparan.com

Seruni.id – Menasihati orang lain adalah salah satu bentuk kepedulian dan kasih sayang. Namun, menasihati orang lain juga harus dilakukan dengan cara yang baik dan sopan, agar tidak menyakiti hati orang yang dinasehati. Dalam Islam, ada adab-adab yang harus diperhatikan dalam menasihati orang lain. Adab-adab ini bertujuan agar nasihat yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh orang yang dinasehati. Berikut adalah beberapa adab menasihati dalam Islam:

 

1. Nasihatilah dengan Niat untuk Saling Mengingatkan

Ketika ingin menasihati orang lain, sebaiknya luruskan niat terlebih dahulu. Ini menjadi kunci utama agar segala yang kamu sampaikan kepada orang lain, bisa diterima dengan baik dan tidak menyakiti hatinya. Maka niatkanlah nasihat yang kamu berikan untuk saling mengingatkan, bukan menggurui.

Selain itu, kamu juga tidak boleh menasihati otang lain dengan tujuan pamer atau hanya keegosian semata. Dalam hadis riwayat Bukhari dikatakan, “Sesungguhnya setiap menasihati itu tergantung niatnya dan sesungguhnya setiap orang hanya mendapatkan apa yang dia niatkan”.

Berbeda jika kamu memberikan nasihat dengan maksud untuk membuat dia meninggalkan hal yang buruk agar menjadi lebih baik lagi. Jika mengingatkan adalah caramu untuk berdakwah, lakukanlah dengan niat yang baik.

 

2. Jangan Merasa Dirimu Jauh Lebih Baik

Adab menasihati dalam Islam yang kedua, hindarilah memberi nasihat ketika kamu merasa jauh lebih baik dan bangga akan itu. Sebab, tidak ada satupun orang yang nyaman ketika mereka berada di posisi yang salah. Cobalah untuk membuat dirimu terlihat ada di posisi yang setara dan sama-sama perlu belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan begitu, nasihat yang kamu berikan akan sampai dan diterima dengan baik.

 

3. Berikan Nasihat Secara Diam-diam

Banyak dari kita yang mungkin masih keliru dan belum mengetahui bagaimana adab menasihati dalam Islam. Misalnya, menasihati orang lain di muka umum yang dipertontonkan oleh orang banyak dan merasa diri ini paling benar. Padahal, menurut Imam Syafi’i, menasihati seseorang itu sebaiknya dilakukan secara empat mata saja.

Bahkan, jika perlu, kamu juga harus merahasiakan waktu dan tempatnya saat menasihati seseorang. Katanya, “Berilah aku nasihat ketika aku sendiri, dan jauhilah nasihat di tengah keramaian karena nasihat di tengah manusia adalah salah satu jenis caci maki yang tidak suka aku dengarkan.”

 

4. Gunakan Bahasa yang Sopan

Menggunakan bahasa yang sopan, menjadi salah satu adab menasihati dalam Islam yang tidak boleh dilewatkan. Hindarilah menggunakan bahasa yang kasar maupun makian. Sekalipun tujuannya baik, menasihati orang lain dengan berteriak, merendahkan, dan memaki bukanlah adab yang baik. Ingatlah, rasa sakit hati yang kamu goreskan pada seseorang, kelak akan dimintai pertanggungjawabannya.

Seperti dalam Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka katakanlah yang baik atau berdiam diri.”

Allah SWT bahkan memerintahkan Nabi Musa AS. dan Nabi Harun AS. untuk menasihati Fir’aun yang angkuh dan sombong serta telah melakukan kerusakan yang besar untuk berbicara padanya dengan lemah lembut. Apalagi untuk menasihati manusia yang mungkin kesalahannya tidak sebesar apa yang dilakukan Fir’aun.

Sebab, dalam Hadis rRwayat Bukhari Muslim dikatakan, “Sesungguhnya Allah menyukai kelembutan dalam segala hal.”

 

5. Nasihatilah dengan Ilmu yang Cukup dan Sesuai

Tak jarang, banyak orang yang selalu menasihati orang lain, tetapi tidak memiliki ilmu atau pengethuan yang cukup. Mereka hanya menasihati hanya berdasarkan dugaan yang mereka rasa benar tanpa tahu fakta yang ada atas perintah Allah seperti apa. Jadi, sebelum menasihati orang lain, pastikan kamu memiliki ilmu yang cukup dan bisa dipertanggungjawabkan.

Sebagaimana yang tertulis di dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 36, “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kami ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya.”

 

6. Lakukan dengan Penuh Kesabaran

Adab menasihati dalam Islam selanjutnya adalah tetap bersabar. Tidak ada alasan untuk kita berhenti memberikan nasihat kepada seseorang, meskipun nasihat yang kita berikan diabaikan olehnya.

Bersabar adalah bagian dari adab menasihati dalam Islam yang tidak kalah penting. Seperti apa yang dituliskan dalam Alquran surat Adz Dzaariyaat ayat 55, “Dan berperingatanlah karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.”

Makanya, jangan pernah bosan untuk menasihati seseorang, ya! Batu pun bisa terkikis jika terus-menerus terkena air, apalagi hati manusia, kan?

 

7. Menerima dengan Ikhlas

Adab menasihati dalam Islam yang terakhir adalah ikhlas. Seorang Muslim harus bisa ikhlas jika apa yang kita lakukan terasa sia-sia. Begitu pula dengan yang menerima nasihat, harus bisa lapang dada menerima nasihat baik dengan abad yang baik pula.

Seperti kata Siyar Adz-Dzahabi, “Tanda orang ikhlas itu adalah apabila diingatkan kesalahannya ia tidak merasa panas hatinya, tidak juga ngeyel. Justru ia mengakui kesalahannya dan mendoakannya, ‘Semoga Allah merahmati orang yang mengingatkan kesalahanku’.”

Baca Juga: 9 Adab Bertamu di Rumah Orang Berdasarkan Ajaran Islam

Mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk menerapkan adab-adab menasihati dalam Islam. Dengan demikian, kita bisa menjadi bagian dari solusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih harmonis.