5 Alasan Anak-anak Palestina Sulit untuk Diadopsi

5 Alasan Anak-anak Palestina Sulit untuk Diadopsi
ibtimes.id

Seruni.id – Sudah lebih dari dua minggu Palestina dibombardir oleh Israel. Sudah ribuan korban berjatuhan, mulai dari korban luka hingga meninggal dunia. Peristiwa ini tentu menjadi duka yang mendalam bagi kita semua. Sebab, di antara ribuan korban yang berjatuhan di antaranya banyak sekali anak-anak. Anak-anak Palestina yang turut menjadi korban mereka harus merasakan luka yang begitu pedih, bahkan harus kehilangan orangtuanya di usia belia.

Melihat kondisi yang demikian, banyak hati yang tergerak ingin mengadopsi anak-anak Palestina. Agar mereka bisa memiliki kebebasan dan kehidupan yang tenang tanpa ada peperangan. Namun, rupanya mengadopsi anak-anak Palestina tidak semudah yang kita bayangkan. Berikut ada beberapa alasan mengapa tidak mudah untuk mengadopsi mereka.

 

1. Larangan dari Pemerintah Palestina

Salah satu alasan sulitnya mengadopsi anak-anak Palestina adalah karena pemerintah Palestina melarang hal tersebut. Larangan ini tidak hanya didasarkan pada hukum negara yang berlaku, tetapi juga didasarkan para prinsip-prinsip syariat Islam.

Dalam Islam, perwalian oleh orang lain memang diizinkan, tetapi anak yang diwali tersebut tidak dapat diperlakukan sama dengan anak kandung. Sebagai contoh, hal ini berpengaruh pada masalah warisan, kewajiban untuk menjaga aurat, atau peran wali nikah.

 

2. Menguntungkan Penjajah Karena Memicu Kekurangan SDM

Jika seorang anak Palestina diadopsi, maka siapa yang akan mempertahankan negaranya suatu saat nanti dalam perjuangan melawan penjajah? Anak-anak Palestina merupakan aset berharga bagi seluruh umat Muslim di dunia.

Mereka adalah calon garda terdepan yang bertugas untuk mempertahankan Al-Aqsa dan tanah suci para Nabi. Oleh karena itu, anak-anak Palestina memiliki peran yang sangat penting sebagai aset berharga bagi umat Muslim di seluruh dunia, dan mereka akan menjadi garda terdepan dalam melindungi Al-Aqsa dan tanah suci para Nabi.

 

3. Sebaik-baiknya Wali Yaitu Keluarga Terdekat

Jika masih ada kerabat yang bisa merawat anak yatim piatu Palestina, sebaiknya mereka diurus oleh kerabat sendiri. Dalam lingkungan keluarga, anak-anak Palestina dapat diajarkan semangat perjuangan, kecintaan terhadap Al-Aqsa, dan penghafalan Al-Qur’an sejak usia dini. Jika kita menjadi orangtua angkat mereka, tentu saja kita harus mempertimbangkan dengan serius tanggung jawab tersebut.

 

4. Pewaris Budaya di Masa Mendatang

Dalam hakikatnya, anak-anak Palestina adalah pewaris budaya dan tradisi bangsa mereka sendiri. Tinggal di tanah kelahiran mereka memungkinkan mereka untuk terus mempelajari dan mewarisi nilai-nilai yang telah ada selama berabad-abad.

Mereka akan tumbuh menjadi kebanggaan masyarakat Palestina dan menjalankan tugas pelestarian warisan leluhur, sesuai dengan ajaran yang mereka terima dari orang tua mereka. Jika anak-anak Palestina diadopsi oleh orang luar, pertanyaannya adalah, siapa yang akan meneruskan dan menjaga warisan budaya dan tradisi tersebut dengan sepenuh hati?

 

5. Kerabat Dekat Berperan Penting untuk Merawat Anak-anak Palestina

Menyerahkan anak-anak Palestina yang yatim piatu kepada kerabat terdekat merupakan opsi terbaik. Tindakan ini memberi mereka kesempatan untuk tetap terhubung secara emosional dan kultural dengan tanah kelahiran mereka. Dengan memiliki kerabat yang peduli atau memiliki hubungan darah, anak-anak Palestina dapat tumbuh dengan nilai-nilai yang kuat dan mempertahankan identitas Palestina mereka.

Baca Juga: Kenapa Umat Islam Harus Membela Palestina? Ini Penjelasan dari Ustazah Oki Setiana Dewi

Demikianlah beberapa alasan mengapa mengadopsi anak-anak Palestina bukanlah perkara yang mudah. Proses adopsi ini melibatkan banyak pertimbangan kompleks. Semoga informasi ini bermanfaat.