Bidang arkeologi di Indonesia memanglah masih termasuk sepi peminat. Meskipun sebenarnya lewat kegiatan arkeologi, sejarah dari suatu masyarakat atau bahkan juga bangsa bisa diketahui asal mulanya. Penemuan Candi Borobudur, ataupun manusia kerdil di Flores merupakan sebagian kecil dari hasil kegiatan arkeologi. Bukan sekedar menemukan beberapa situs purbakala, kegiatan arkeologi dapat juga untuk mengetahui leluhur di Nusantara.
Mencari asal-usul Nusantara merupakan suatu misi besar yang dilaksanakan oleh Peneliti Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Arkenas) yang dikenal sebagai pemburu jejak leluhur manusia di Nusantara, Harry Truman Simanjuntak. Truman adalah anak bangsa yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk imu pengetahuan terutama arkeologi di Indonesia sepanjang lebih dari tiga dekade.
Pria kelahiran Pematangsiantar, Sumatera Utara 27 Agustus 1951 itu merupakan doktor bidang prasejarah yang masih aktif lakukan riset serta menjadi professor di Arkenas. Bermacam prestasi sudah beliau capai sepanjang mengabdi di bidang arkeologi. Salah satunya adalah Sarwono Awards yang didapatkan pada tahun 2015 yang lalu. Suatu penghargaan bergensi dalam bidang ilmu pengetahuan di Indonesia.
Truman pada National Geographic Indonesia pernah mengutarakan kalau Arkeologi berangkat dari kelampauan, bermuara pada kekinian, serta berproyeksi pada masa depan tetapi arkeologi merupakan ilmu yang sepi dari tepuk tangan, langka dalam pembicaraan, serta jauh dari kemewahan atau kekayaan.
Selama puluhan tahun menjadi seorang arkeolog, pria yang akrab di panggil Pak Truman itu sudah menyesaikan beragam penelitian penting. Seperti membuka teka-teki penyebaran manusia ke wilayah Nusantara, lalu mengungkap kehidupan pra sejarah di situs Sangiran. Atas karya risetnya itu, Harry banyak dikenal oleh ilmuwan-ilmuwan dunia serta publikasinya sering menjadi referensi.
Dari hasil bebrapa penelitian serta penemuannya, Truman berkesimpulan kalau leluhur Nusantara adalah masyarakat yang sudah menciptakan karya-karya besar. “Para leluhur Nusantara sudah menorehkan karya-karya besar yang mendunia mendahului jamannya,” tutur pria lulusan Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) serta Jurusan Hukum Universitas Atmajaya itu.
“Nilai-nilai ini harusnya bisa memotivasi bangsa kita di masa saat ini serta masa datang untuk memperoleh capaian-capaian yang mendunia, mengikuti bahkan juga melebihi para leluhurnya,” tambah Truman.
Salah satu riset paling baru yang dikerjakannya yaitu meneliti situs Gua Harimau. Dia menemukan kerangka-kerangka manusia di Gua Harimau, mengungkap kalau situs itu telah dihuni sejak 14. 000 tahun lalu. Dia mengira kalau penghuni gua tersebut leluhur manusia Sumatera masa kini.
Sumber: National Geographic Indonesia
Baca juga: Wow! Universitas Gunadarma Mendapat Juara Kedua Pada Kompetisi CanSat 2016 di Mongolia