Bolehkah Seorang Muslim Merayakan Tahun Baru Masehi?

Bolehkan Seorang Muslim Merayakan Tahun Baru Masehi?
google.com

Seruni.id – Kita telah sampai pada penghujung tahun, 2022 pun akan segera berakhir. Setiap malam tahun baru banyak orang yang merayakannya. Mulai dari begadang semalaman hingga datang waktu fajar, meniup terompet bahkan menyalakan kembang api yang sangat indah di langit tepat pukul 12 malam. Seolah kebiasaan tersebut sudah turun temurun dilakukan.

Bolehkan Seorang Muslim Merayakan Tahun Baru Masehi?
risalahislam.com

Lantas, kita sebagai umat Muslim, bagaimana seharusnya menyikapi pergantian tahun Masehi ini? Haruskan kita meyarakannya?

Sesungguhnya Islam telah mengajarkan kita mengenai hukum suatu perbuatan terkait dengan syariat Islam. Alangkah lebih baik, kita mencaritahu terlebih dahulu apakah suatu perbuatan tersebut diperbolehkan atau justru tidak sama sekai?

Tentu kita sudah tahu, bahwa hari raya umat Islam hanya ada dua, yakni Idul Fitri dan Idul Adha. Sedangkan, tahun baru Masehi bukanlah bagian dari hari raya umat Islam. Merayakan tahun baru Masehi merupakan kegiatan orang-orang di luar agama Islam. Sehingga bagi sebagain ulama, mengikuti kegiatan mereka hukumnya adalah haram.

Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW, “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka,” (HR. Imam Ahmad).

Nah, dalam rangka pergantian tahun, bukankah lebih baik kita bemuhasabah diri? Mengevaluasi apa saja yang telah kita perbuatan di dalam satu tahun ini, sudah sejauh apa langkah kita untuk melakukan kebaikan atau mengevaluasi apa saja hal buruk yang pernah dilakukan.

Agar ditahun mendatang kita bisa menjalani kehidupan yang lebih baik lagi, menjadi pribadi yang lebih sabar dan tentunya sesuai dengan syariat Islam. Jangan sampai waktu yang kita miliki terbuang percuma tanpa melakukan kebaikan apapun.

Sebagaimana firman Allah SWT: “Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran,” (Q. al-Ashr: 1-3).

Manusia yang sudah pasti beruntung ialah orang yang mengamalkan kebenaran dan sabar dalam menegakan kebenaran. Di momentum pergantian tahun, baiknya kita menyiapkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan baik amalannya, dan sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan jelek amalannya.” (HR. Ahmad).

Baca Juga: Mengulik Tentang Sejarah Tahun Baru Islam

Aturlah waktu dengan baik agar di sisa umur yang Allah berikan tidak dipenuhi kesia-siaan. Jadikanlah momentum pergantian tahun sebagai awal hidup lebih baik., bukan berhura-hura penuh kesenangan. Kita tidak tahu apa yang terjadi setelah tahun baru. Wallahu ‘alam.