Cara Menghadapi Body Shaming Saat Kumpul Keluarga

Cara Menghadapi Body Shaming Saat Kumpul Keluarga

Seruni.id – Untuk tahu bagaimana cara menghadapi body sahming, sebaiknya kamu harus tahu dulu apa arti sebenarnya body shaming itu. Ibarat kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Maka ketika kamu sudah tahu, kamu akan lebih mudah untuk menghadapinya. Berikut Seruni jelaskan secara singkat, ya.

Cara Menghadapi Body Shaming Saat Kumpul Keluarga

Apa itu Body Shaming?

Body shaming merupakan perilaku menjelek-jelekkan dan mengomentari penampilan fisik seseorang. Perilaku ini sama saja dengan tindakan bullying. Mereka yang melakukan body shaming kerap memiliki alasan tersendiri. Misalnya, untuk mencairkan suasana, mengundang gelak tawa, iseng belaka, hingga memang ingin menghina.

Contoh Body Shaming

Adapun contoh kata-kata body shaming yang sering terjadi yakni sebagai berikut:

1. “Wah, kamu makin langsing, ya”

Tak sedikit orang yang gemar sekali mengomentari tubuh seseorang dengan perkataan seperti itu. Padahal, ia tahu bahwa temannya tersebut memiliki tubuh yang gemuk. Perlu kamu ingat, bahwa metabolisme tubuh seseorang tidak semuanya sama. Ada yang memang mudah gemuk, ada pula yang memang bawaannya langsing. Jadi, tak perlu untuk berkomentar mengenai tubuh seseorang, ya.

2. “Ya ampun, kok kamu makin kurus”

Dari perkataan tersebut, mungkin saja ingin berempati dengan mengomentari tbuhnya yang mengalami perubahan. Namun, kita tidak pernah tahu, apakah teman yang kita komentari saat itu sedang sakit atau banyak pikiran, sehingga berat badannya menurun. Jadi untuk berempati ke teman, kamu bisa pilih perkataan lain yang tidak menyinggung soal fisik.

3. “Itu perut atau karung, ya?”

Meski perkataan seperti ini kerap kali dilontakan sebagai candaan semata. Namun, siapa sangka kalau perkataan tersebut justru menyakiti hatinya?

4. “Kamu hitaman ya sekarang?”

Basa-basi yang kurang penting seperti ini sering kali terjadi. Daripada kamu bertanya soal kulit, lebih baik tanyakan saja kabarnya.

5. “Ya ampun, jerawat kamu kok semakin banyak sih”

Siapa sih yang tak ingin memiliki kulit mulus? Daripada kamu berkomentar soal jerawat, yuk cari topik lain yang lebih bermanfaat. Sebab, tak jarang pertanyaan seperti ini membekas di benak seseorang, yang bisa membuatnya minder atau menarik diri dari pergaulan.

Penyebab Body Shaming

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan body shaming. Menurut Pengamat Sosial yang juga Ketua Program Studi Vokasi Komunikasi UI Dr. Devie Rahmawati mengatakan, ada empat penyebab body shaming.

  • Pertama, kultur patron klien yang berarti orang yang di atas atau lebih hartanya, tenar, memiliki kekuasaan ‘untuk bisa melakukan apapun’.
  • Kedua, penyebab berikutnya yakni patriaki. Yakni, ketika perempuan cenderung menjadi objek dari lelucon terkait bentuk tubuhnya.
  • Ketiga, minimnya pengetahuan bahwa body shaming adalah perilaku yang salah alias buruk. Bahkan, saat ini, perilaku tersebut dapat dipidapakan jika ada aduan.
  • Keempat, adalah pst kolonial. Yaitu virus di mana orang Indonesia selalu melihat sesuatu yang kebarat-baratan seperti putih, tinggi, mancung adalah sempurna. Sedangkan yang pendek, hitam, bertubuh besar itu buruk.

Dampak Body Shaming

Meskipun sering kali kita merasa hanya sedang bercanda, tapi mengejek fisik seseorang tidaklah benar, ya. Bahkan, perlakuan tersebut dapat merusak mental orang tersebut, loh. Kerusakan mental tersebut bisa menyebabkan orang mengalami lima risiko ini:

  • Membuatnya menjadi insecure dan tidak percaya diri,
  • Korban body shaming akan menutup diri dan lebih senang menyendiri,
  • Membuatnya tidak berkembang,
  • Melakukan hal ekstem untuk memperbaiki kondisi fisiknya,
  • Melakukan self-ham hingga bunuh diri.

Cara Menghadapi Body Shaming

Body sahming bisa terjadi di mana saja dan oleh siapa saja. Selain dengan teman, body sahming juga kerap terjadi di lingkungan keluarga, loh. Selain kemungkinan ditanya ‘kapan menikah’, ‘kapan kerja’, atau hal lainnya, ada kemungkingan mereka akan berkomentar jahat tentang penampilan fisik. Sayangnya, tak sedikit yang mengalami hal tersebut, cenderung memakluminya karena menganggap bahwa mereka hanya bergurau.

Meski hanya sekadar gurauan, tapi jika body shaming dilakukan secara terus menerus, maka akan terasa menjengkelkan dan buruknya, bisa membuat kondisi mental seseorang jadi terguncang. Nah, agar dampak buruk itu tak terjadi, berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu lakukan ketika keluarga melakukan body shaming:

1. Persiapkan Mental

Cara menghadapi body shaming yang pertama adalah, persiapkan mentalmu. Jika sedang menuju ke acara keluarga, di mana kamu mungkin merasa rentan terhadap pembicaraan dari orang-orang yang licik dan kritis, buatlah beberapa strategi emosional.

Menurut salah seorang psikolog di California, Jenny Taitz, PhD., mengatakan ada banyak cara menghadapi body shaming yang bisa dilakukan, yakni memijat tangan dan memperhatikan warna sekitarmu. Atau bisa dengan memutar ulang video favoritmu.

Cara tersebut memang terlihat sedikit konyol, tapi setidaknya itu akan membuatmu merasa lebih tenang sekaligus menjadi trik untuk mencegah reaksi yang meledak-ledak atau membuat jaring pikiran negatif. Jadi, tingkatkan mood kamu terlebih dahulu sebelum bertemu keluarga besar, ya.

2. Abaikan dan Biarkan Hening

Cara menghadapi body shaming yang kedua adalah abaikan. Ketika salah seorang saudaramu melontarkan kata-kata yang kurang mengenakkan tentang fisik, pertimbangkan untuk tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Sebab, jika kamu menjawab ucapan mereka, besar kemungkinan body shaming dari keluarga tersebut akan terus bertambah hingga membuat anggota keluarga lainnya menyadari dan turut menghakimi. Jadi, jika kamu enggan berkutat dengan ejekan mereka, sebaikan abaikan saja, dan balas dengan sedikit senyuman.

3. Bersikap Proaktif

Cara menghadapi body shaming yang sebelumnya bisa kamu lakukan jika enggan melakukan percakapan panjang. Namun, lain halnya jika kamu mulai gerah dengan perkataan mereka. Dalam hal ini, tak ada salahnya untukmu mengungkapkan dengan jujur terhadap yang kamu rasakan.

Karena berpura-pura baik-baik saja, tidak akan memperbaiki apa pun. Hanya memendamnya begitu saja, akan membuatmu dipenuhi rasa benci, hingga pada kahirnya itu akan mempengaruhi hubunganmu dengan mereka. Untuk melakukan ini, cobalah menyatakan dengan tepat perihal apa yang terjadi, tanpa menghakimi atau emosional. Kemudian nyatakan bagaimana perasaanmu atas komentar tersebut, dan sebutkan apa yang benar-benar kamu butuhkan dari mereka.

4. Buat dan Pertahankan Batasan

Kalau kamu sudah pernah membicarakan masalah terkait body shaming ini, tapi masih sama saja. Maka penting sekali untuk membuat dan mempertahankan batasan. Kalau mereka tidak juga jera, tak ada salahnya untuk mengambil sikap yang lebih tegas.

Namun, bukan berarti kamu harus bersikap kasar atau menarik diri sepenuhnya. Melainkan, kamu harus mengambil langkah untuk membatasi interaksi dengan mereka. Meski terkesan ekstrem, tetapi ini penting untuk kesehatan mental.

5. Dapatkan Terapi Instan dari Teman

Agar tidak melulu terbawa suasana, coba alihkan dengan melakukan sesuatu yang kamu sukai. Ya, bahkan di acara pertemuan keluarga. Salah satunya, kamu bisa menghubungi orang terdekat atau siapa pun yang kamu percayai dan memiliki empati tinggi maupun humoris. Kamu bisa menceritakan apa yang terjadi, dan komunikasi dijalin itu secara tidak langsung akan memunculkan dukungan moral sehingga bisa membuatmu kembali pulih.

Baca Juga: Cara Membangun Rasa Percaya Diri Ketika Menjadi Korban Body Shaming

Nah, sudah tahu kan apa itu body shaming, dampak, serta cara menghadapinya? Perlakukan tersebut sangatlah berbahaya bagi korbannya. Jadi, yuk stop body shaming dari sekarang. Karena hal ini tak ada gunanya dan hanya merugikan orang lain. Semoga bermanfaat.