Seruni.id – Membacakan cerita dongeng pendek kepada anak sebelum tidur memiliki dampak positif, loh. Kalau bingung apa yang harus dibacakan, yuk cari inpirasi cerita dongeng pendek di sini.
Seiring teknologi yang terus mengalami kemajuan, kegiatan mendongeng perlahan-lahan mulai ditinggalkan orangtua. Padahal, membaca cerita dongeng pendek sebelum anak tidur, memiliki banyak manfaat.
Manfaat Membacakan Dongeng dan Fabel Kepada Anak
Di antaranya, bisa mendekatkan hubungan antara orangtua dan anak. Sehingga mereka merasa diperhatikan dan memiliki waktu khusus yang dicurahkan untukmu. Dari segi kognitif, kosa kata dan kemampuan berimajinasi anak akan meningkat. Kamu pun bisa melatih daya ingat anak dengan menanyakan inti dari kisah yang sebelumnya telah ia dengarkan.
Tak hanya dongeng, biasanya anak juga akan suka jika sang ibu membacakannya cerita fabel, loh. Namun, kalian sudah tahu belum sih apa berbedaan fabel dan dongeng itu? Mungkin selama ini kita menganggap keduanya sama saja. Tapi ternyata berbeda, loh. Nah, berikut penjelasannya.
Perbedaan Fabel dan Dongeng
Dongeng
Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi. Umumnya dongeng berisi cerita singkat tentang hal-hal yang tidak masuk akal. Mislanya tentang keajaiban dan kesaktian tokoh-tokoh yang ada di dalamnya.
Fabel
Fabel adalah jenis cerita yang mengisahkan tentang kehidupan hewan yang berprilaku layaknya manusia. Tentu saja cerita tersebut bukanlah kisah nyata, ya. Melainkan hanya buah khayalan belaka.
Pada intinya, baik dongeng maupun fabel memilki kesamaan ciri, yakni sama-sama merupakan kisah yang tidak pernah terjadi di kehidupan nyata. Namun, keduanya juga memiliki ciri-ciri khusus, yang menjadi pembedanya. Adapun ciri khusus dari fabel yakni kisah di dalamnya yang menceritakan tentang kehidupan hewan berperilaku layaknya manusia. Sedangkan dongeng, masih menjadikan manusia sebagai tokoh utama dalam cerita tersebut.
Setelah mengetahui perbedaannya, yuk langsung saja simak beberapa cerita dongeng pendek bergambar berikut ini:
Kumpulan Cerita Dongeng Pendek Tentang Hewan (Fabel)
1. Si Kura-kura yang Sombong
Ada seekor kura-kura yang sangat sombong dan merasa bahwa ia lebih pantas terbang daripada berenang di perairan. Si kura-kura itu sangat jengkel karena terdapat tempurung keras yang membuat tubuhnya terasa begitu berat.
Bahkan, ia kesal karena melihat teman-temannya sedang asyik berenang. Kejengkelannya semakin bertambah ketika melihat burung-burung terbang bebas di langit.
Kemudian pada suatu hari, ia pun memaksa seekor angka untuk membantunya terbang. Tanpa basa-basi, si angsa tersebut langsung meng-iyakannya. Ia mengusulkan agar si kura-kura berpegangan pada sebatang kayu yang akan diangkatnya.
Namun, karena tangan kura-kura agak lemah, ia menggunakan mulutnya yang lebih kuat. Hingga akhirnya si kura-kura bisa merasakan bagaimana asyiknya terbang layaknya seekor burung. Melihat teman-temannya yang sedang berenang ia pun menyombongkan diri.
Tapi ia lupa, karena mulutnya harus tetap menggigit kayu. Ia pun akhirnya terjatuh dengan keras. Beruntung, ia selamat berkat tempurung yang pernah ia benci.
2. Si Kancil dan Buaya
Si Kancil dan Buaya adalah salah satu judul cerita dongeng pendek yang sering dibacakan menjelang tidur. Dongeng ini mengisahkan tentang kancil yang sangat cerdik, ia terkenal baik karena sering membantu sesama hewan di hutan.
Kancil begitu disegani oleh hewan-hewan lainnya. Pada suatu hari, ia merasa sangat lapar, tapi untuk mendapatkan makanan, ia harus menyebrangi sungai terlebih dahulu. Karena kecerdikannya itu, ia pun memberanikan diri menghampiri buaya.
Di hadapan buaya tersebut, mereka membuat kesepatakan, bawah ia akan membawa berita baik dari raja hutan untuk memberikan daging kepada buaya-buaya tersebut. Merasa percaya dengan ucapan si kancil, buaya pun menyepakatinya dan bersedia berbaris dari tepi sungai sampai ke ujung hingga membentuk jembatan.
Dengan bantuan para buaya tersebut, kancil pun akhirnya berhasil menyebarangi sungai itu. Namun, sesampainya di sebrang sungai, kancil langsung mengucapkan terima kasih karena telah membantunya, dan langsung melarikan diri. Hal tersebut pun membuat para buaya kesal karena merasa telah dibohongi.
Dari cerita dongeng pendek ini, orangtua bisa mengajarkan kepada anak, bahwa kecerdikan seseorang tidak boleh disalahgunakan agar tidak membuat orang lain merasa dirugikan.
3. Burung Hantu dan Belalang
Cerita dongeng pendek yang bisa dibacakan untuk anak berikutnya adalah “Burung Hantu dan Belalang”. Anak pasti akan senang mendengar cerita yang satu ini. Ibu bisa membacakannya menjelang anak tidur, ya.
Diceritakan, ada sebuah pohon tua yang di dalamnya hidup burung hantu yang galak dan pemarah. Burung tersebut sangat tidak suka jika ada yang menganggu tidurnya di siang hari. Dan saat malam hari, mereka bangun dengan suaranya sambil mencari serangga, katak, tikus, dan kumbang untuk menjadi santapannya.
Di sore hari pada musim panas, burung hantu sedang tertidur di lubang pohon. Namun, tiba-tiba ada belalang yang sedang bernyanyi. Burung tersebut pun merasa sangat terganggu dan memintanya untuk segera pergi.
“Hei, pergi dari sini kau, belalang! Apa kamu tak punya sopan santun menganggu tidur orang yang sudah tua?” Ucap burung hantu.
Belalang tersebut pun menjawab dengan nada tinggi dan perkataan yang kasar, bahwa ia juga memiliki hak atas pohon tersebut. Bahkan, bukannya berhenti, ia justru melanjutkan nyanyiannya dengan suara yang lebih keras. Burung hantu itu menyadari, bahwa berdebat tidak ada gunannya. Sementara siang hari matanya masih rabun, sehingga ia tidak bisa memberikan hukuman.
Akhirnya, burung tersebut berpikir dan mencari cara untuk menghukum belalang tersebut. Ia pun menengookkan kepalanya ke lubang pohon dan berkata dengan ramah.
“Hai belalang, jika aku terus bangun aku pasti mendengar kamu bernyanyi. Tahu tidak, ada buah anggur di sini. Kalau kamu mau, ke sinilah. Dengan memakan anggur ini, suaramu akan seperti Apollo karena ini kiriman dari Olympus”.
Belalang itu pun terhanyut dengan rayuan burung hantu itu. Ia lantas melompat ke sarang tersebut dan karena burung hantu sudah langsung bisa melihat belalang dengan matanya, maka belalang langsung diterkam dan dimakan oleh burung hantu.
4. Tikus dan Singa
Cerita dongeng pendek berujudul Tikus dan Singa ini bisa kamu ceritakan pada anak untuk mengajarkannya kebaikan sejak dini. Diceritakan, bahwa seekor tikus sangat jahil dengan singa, di kala singa tersebut sedang tidur siang, sontak membuat singa tersebut marah dan ingin memakan tikus karena merasa terganggu.
Sambil meringis ketakutan, tikus tersebut memohon kepada singa agar dilepaskan dan memaafkannya atas kejahilan yang ia perbuat. Singa tersebut merasa iba dan lantas melepaskannya. Si tikus sangat senang, tidak lupa ia berterima kasih dan berjanji tidak akan mengulanginya dan membalas semua kebaikan singa.
Pada suatu hari, terdengarlah suara singa yang meraung sangat keras. Ternyata singa tersebut terperangkap di sebuah jaring yang sengaja dipasang oleh pemburu. Singa memohon bantuan pada tikus untuk melepaskannya. Dengan sigap, si tikus pun langsung membantunya agar dapat keluar dari sana dengan cara menggerogoti jaring hingga terputus. Keduanya pun segera berlari dan menyelamatkan diri.
Kisah persahabatan dua hewan ini bisa menjadi inspirasi bagi anak untuk selalu berbuat kebaikan dan mengingat semua kebaikan yang kita terima.
5. Dua Ekor Kambing
Anak pasti akan senang ketika mendengar cerita dongeng pendek tentang hewan yang satu ini. Di mana cerita ini mengisahkan tentang dua ekoar kambing yang amat sombong dan tidak mau mengalah.
Suatu ketika, dua ekor kambing sedang berjalan dengan gagahnya dari arah yang berlawanan di sebuah pegunungan yang curam. Saat itu, secara kebetulan mereka tiba di tepi jurang secara bersamaan. Jurang tersebut sangat curam dengan air yang mengalir begitu deras.
Sebuah pohon yang jatuh, telah dijadikan jembatan untuk dapat menyebrangi jurang tersebut. Namun, sayangnya, jembatan tersebut sangat kecil, sehingga tidak dapat dilalui secara bersamaan. Tetapi kedua kambing tersebut tidak merasa ketakutan sama sekali.
Harga diri dan kesombongan mereka tidak membiaran mereka untuk mengalah dan memberikan jalan terlebih dahulu kepada kambing lainnnya. Saat salah satu kambing menapakkan kakinya ke jembatan itu, kambing yang lainnya pun tidak mau mengalah dan juga menapakkan kakinya ke jembatan tersebut.
Akhirnya keduanya bertemu di tengah-tengah jembatan. Keduanya masih tidak mau mengalah dan malahan saling mendorong dengan tanduk mereka sehingga kedua kambing tersebut akhirnya jatuh ke dalam jurang dan tersapu oleh aliran air yang sangat deras di bawahnya.
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng dua ekor kambing ini adalah lebih baik mengalah daripada mengalami nasib sial karena keras kepala.
Cerita Dongeng Pendek Indonesia
6. Sangi dan Pemburu
Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemburu tanggung yang bernama Sangi. Ia hidup di daerah aliran Sungai Mahoroi, anak Sungai Kahayan. Suatu hari, ia pergi untuk berburu hewan.
Namun, hingga sore hari, tak ada satu pun hewan yang ia dapatkan. Akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat saja di sungai. Sesampainya di pinggir hutam, ia melihat jejak kaki babi hutan.
Sangi memutuskan untuk mengikuti jejak tersebut. Tidak jauh dari situ, ia sangat terkejut melihat babi tersebut sudah berada di mulut seekor naga.
Ia pun ketakutan dan bersembunyi di balik semak-semak. Tapi sayangnya, naga itu melihat Sangi. Dalam sekejap sanga naga kemudian berubah menjadi pemuda tampan. Betapa terkejutnya Sangit saat itu, apalagi naga tersebut menghampirinya dan berkata,
“Hei, kamu tidak seharusnya mengintip naga yang sedang menelan mangsanya! Telan babi hutan itu!”
Karena ketakuran, Sangi mendekati babi itu dan menelannya. Sangi pun heran, mengaa ia bisa menelan babi hutan tersebut, seolah ia adalah seekor naga. Rupanya, ia terkena kutukan karena melihat sang naga sedang maka.
Setelah kejadian itu, Sangi pun terlihat sangat awet muda. Singkat cerita, 150 tahun berlalu. Seluruh kerabat Sangi heran karena ia awet muda. Ia pun membeberkan rahasianya.
Akibatnya, ia berubah menjadi naga. Sangi sedih, kemudian pergi ke Sungai Kahayan. Sejak itu, ia menjadi penjaga Sungai Kahayan.
7. Pohon Kehidupan
Cerita dongeng pendek yang berikut ini, mengisahkan tentang seorang pria yang memiliki empat orang anak. Ia ingin sekali anak-anaknya tumbuh menjadi manusia yang tidak terlalu cepat menghakimi sesuatu.
Pria tersebut memiliki ide untuk mengirimkan keempat anaknya itu untuk melihat pohon pir yang berada jauh dari rumahnya. Masing-masing dari mereka meminta pergi di musim yang berbeda. Yakni musim dingin, semi, panas, dan gugur.
Ketika mereka telah kembali, sang ayah pertanya tentang apa yang mereka lihat. Anak pertama mengatakan, pohon itu sangat jelek, gundul, dan bengkok terkena angn.
Si anak kedua mengatakan hal yang sebaliknya, bahwa pohon itu dipenuhi tunas dan terlihat menjanjikan.
Lalu, anak ketiga mengatakan, kalau pohon tersebut dipenuhi bunga-bunga yang begitu harum. Sedangkan anak terakhit, melihat bahwa pohon tersebut dipenuhi dengan buah yang terlihat nikmat.
Kemudian, sang ayah menjelaskan, kalau semua yang mereka lihat itu benar. Hanya saja, mereka melihat di musim yang berbeda. Mereka pun berpikir, bahwa mereka tidak boleh menilai pohon, apalagi manusia hanya dari satu sisi saja.
8. Pulau Matahari
Pada zaman dahulu, hiduplah kakak beradik yang baru saja ditinggal mati oleh sang ayah. Ayahnya meninggalkan harta warisan yang seharusnya cukup untuk mereka bagi dua.
Hanya saja, kakaknya memiliki sifat serakah. Harta yang ditinggalkan oleh sang ayah justru diambilnya semua, ia hanya meninggalkan sebuah keranjang dan pisau untuk sang adik. Adiknya yang baik hati hanya bisa pasrah menerima dua benda tersebut.
Suatu hari, ada seekor burung raksasa yang mengajaknya untuk pergi ke Pulau Matahari, tempat tersebut dipenuhi dengan emas. Namun, ia hanya boleh mengambil satu bongkahan saja. Ketika kembali ke bumi, emas-emas tersebut langsung ia jual dan hidup nyaman. Kabar tersebut pun diketahui oleh sang kakak.
Dengan liciknya, ia berpura-pura misikin dan menipu si burung untuk mengantarkannya ke Pulau Matahari. Padahal, ia hanya diperbolehkan membawa sekeping koin emas saja, tapi ia malah ingin membawa semuanya. Tak disangka-sangka, sang burung telah pergi meninggalkannya. Karena terlalu lama berada di sana, sang kakak pun akhirnya terbakar habis oleh matahari.
Dari cerita dongeng pendek ini, kamu bisa mengajarkan pada anak bahwa serakah adalah sifat yang tidak baik. Sebab, hanya akan menghancurkan diri sendiri.
9. Rawa Pening
Cerita dongen pendek ini bermula saat seorang perempuan bernama Endang Switri yang hamil dan melahirkan seekor naga. Namun, anehnya, naga yang diberi nama Baru Klinting itu bisa berbicara layaknya manusia biasa.
Setelah beranjak remaja, Baru Klinting menanyakan keberadaan sang ayah. Kemudian, sang ibu mengatakan bahwa ia sebenarnya adalah anak dari Ki Hajar Salokantara yang sedang bertapa di sebuah gua. Endang memintanya untuk segera menemui sang ayah.
Sebelum pergi, anaknya dibekali klintinngan atau lonceng peninggalan Salokantara sebagai bukti bahwa meraka adalah ayah dan anak. Setibanya di tempat bertapa, Salokantara mengajukan satu persyaratan lagi sebagai bukti, yakni agar Baru Klinting terbarang mengelilingi Gunung Telemoyo.
Persyaratan tersebut pun berhasil dipenuhi oleh Baru Klinting. Selokantara pun mengakui kalau ia memang darah dagingnya. Lalu, Salokantara memerintahkan sang anak untuk bertapa di dalam hutan. Di saat yang bersamaan, penduduk Desa Pathok di sekitar hutam sedang berburu hewan untuk sedekah bumi.
Namun, tak ada satu pun hewan yang ditemukan di sana. Akhirnya mereka membunuh dan memotong tubuh Baru Klinting. Ketika perayaan tersebut berlangsung, datanglah anak kecil yang lusuh dan penuh luka, di mana sebenarnya itu merupakan jelmaan Baru Klinting. Ia mengaku kelaparan dan memohon agar diberikan makanan.
Permintaannya tak diindahkan, anak kecil tersebut jutru diusir dengan kasar. Baru Klinting merasa sakit hati. Tapi beruntungnya, ia bertemu dengan seorang janda tua yang ternyata mau memperlakukannya dengan baik, bahkan memberinya makanan.
Usai makan, ia berpesan agar wanita itu menyiapkan lesung dan menaikinya jika terdengar suara gemuruh. Baru Klinting lalu kembali ke pesta. Ia mengadakan sayembara dan menantang para penduduk untuk mencabut lidi yang ditancapkannya ke tanah. Sempat menganggap remeh, ternyata tak ada satu pun penduduk yang berhasil melakukannya.
Setelah semua menyerah, dengan mudah Baru Klinting mencabut lidi tersebut. Ternyata, dari bekas tancapan lidi tersebut muncul air yang semakin lama semakin deras alirannya. Para penduduk desa itu pun tewas tenggelam di rawa yang sekarang dikenal sebagai Rawa Pening. Hanya ada satu penduduk yang selamat, yakni si janda tua yang bersikap baik pada Baru Klinting.
10. Cermin Ajaib
Di sebuah kerajaan, hiduplah seorang raja bernama Granada yang sedang mencari istri. Karena sangat ingin memiliki pendamping, ia pun menggelar sebuah sayembara. Barangsiapa yang ingin menjadi istrinya, haruslah melihat ke dalam cermin ajaib yang mampu menunjukkan kebaikan dan keburukan semasa hidup.
Para wanita yang awalnya semangat untuk menjadi calon istri sang raja, langsung patah semangat mendengar perkataan tersebut. Sebab, mereka khawatir dan malu jika semua orang akan mengetahui keburukannya. Namun, ada satu perempuan yang berani mengajukkan diri.
Ia adalah seorang penggembala yang datang dari keluarga menengah ke bawah. Bukan karena ia merasa tak pernah berbuat dosa. Hanya saja, semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Selama mau memperbaiki diri, semuanya bisa dimaafkan. Tak ada rasa ragu apalagi takut, ia lantas melihat ke dalam cermin ajaib yang disediakan.
Setelah itu, raja mengatakan bahwa cermin itu sebenarnya hanyalah cermin biasa. Ia hanya ingin menguji kepercayaan diri para wanita yang ada di sana. Pada akhirnya, mereka pun menikah dan hidup bahagia selamanya.
Cerita Dongeng Pendek untuk Anak Perempuan
11. Cinderella dan Sepatu Kaca
Dahulu kaka, ada seorang gadis cantik yang tinggal bersama 2 kakak dan ibu tirinya. Sejak sang ayah meninggal dunia, ia diperlakukan layaknya seorang pembatu. Dipaksa untuk menuruti semua keinginan ibu dan kakak tirinya. Meski begitu, Cinderella tataplah gadis yang baik hati dan menyayangi kakak dan ibunya.
Suatu hari di istana akan mengadakan pesta dansa. Undangan pun disebar hingga ke pelosok desa. Pesta tersebut digelar untuk mencari gadis yang akan menjadi permaisuri pangaran. Mendengar kabar itu, kedua kakak tirinya sangat bahagia.
“Ibu, tolong pilihkan aku gaun yang paling cantik untuk menghadiri pesta dansa nanti malam” ujar kakak sulung.
“Aku juga, Bu. Belikan aku gaun yang baru. Aku tidak ingin pangeran kecewa saat berdansa denganku” timpal kakak kedua.
Mendengar perkataan kedua putrinya, sang ibu pun mengiyakan permintaan tersebut. Cinderella yang sedang menyapu terlihat sangat bahagia, dalam hatinya ia juga ingin pergi ke pesta dansa tersebut. Ia pun meminta izin kepada ibu tidinya.
“Ibu, tolong izinkan aku untuk pergi ke pesta dansa, aku tidak butuh gaun baru. Cukup izinikan aku saja, Bu.”
Mendengar permintaan Cinderella, kedua kakak tiri dan ibunya sangat kesal dan lantas memarahi Ciderella. Sang Ibu berkata, “Tida bisa, kamu di rumah saja”.
Perkataan itu pun lantas membuat Cinderella terdiam. Harapannya untuk bertemu pangean gagal. Meski demikian, ia tetap ikhlas. Hingga tibalah waktu pesta dansa. Ibu dan kedua kakaknya sudah bersiap pergi ke istana.
Gaun yang mereka pakai sangat cantik. Cinderella hanya bisa menatap kepergian mereka dari balik jendela. Cinderella sedang bersedih, tiba-tiba terdengar suara wanita cantik, “Tenanglah Cinderella, kau akan mengikuti pesta dansa malam ini. jangan khawatir, aku yang akan membantumu”. Ia pun terkejut “Kau siapa?”. Wanita cantik itu menjawab pelan “Aku peri kahyangan, kemarilah”.
Berubah Menjadi Putri Kerajaan
Dengan senyum yang menawan, peri itu memutar-mutar tongkatnya di depan Cinderella. Seketika Cinderella berubah seperti seorang putri kerajaan. Ia memakai gaun yang bagus, mahkota emas, wajah yang cantik jelita, serta sepasang sepatu kaca. Cinderella pun nampak bahagia “Terima kasih peri”.
Sesampainya di istana, semua mata terjutu pada Cinderella. Bahkan ibu dan kedua kakak tirinya tidak berhasil mengenalinya. Pangeran pun jatuh cinta, ia mengajak Cinderella berdansa. Cinderella sangat bahagia. Namun, lonceng tengah malam melengking “Aku harus pergi pangeran” ujar Cinderella. “Tunggu putri, siapa namamu?” jawab pangeran yang berlari mengejar Cinderella.
Tanpa disengaja, sepatu kaca Cinderella terlepas sebelah di teras istana. Sepatu kaca itu akhirnya di ambil oleh pangeran. Dalam hati ia berjanji akan mencari sang putri pemilik sepatu kaca itu. Keesokan harinya, pangeran bersama pengawal pergi hingga ke pelosok negeri, namun tak ada gadis yang cocok dengan sepatu kaca itu. Hingga tibalah pangeran di rumah Cinderella.
Kedua kakak tirinya sangat girang mendengar kedatangan pangeran “Berikan padaku, aku akan mencoba sepatu kaca itu” sahut dua kakak tiri Cinderella bersamaan. Namun, ternyata sepatu kaca itu tidak cocok dengan mereka. Tiba-tiba Cinderella berkata “Biar aku mencobanya pangeran”. Pangeran menjawab “Silakan nona”. Melihat hal itu ibu tiri berkata “Cinderella, memalukan sekali kau”.
Singkat cerita, Cinderella mencoba sepatu kaca itu dan cocok di kakinya. Pengeranpun merasa gembira dan berkata “kaulah putri yang selama ini aku cari”. Cinderella pun akhirnya dibawa oleh pangeran ke istana dan mereka hidup bahagia.
12. Putri Rambut Merah dan Burung Emas
Diceritakan, di sebuah kerajaan ada seorang wanita cantik dan baik hati, dengan ciri khas rambutnya yang berwarna merah. Karena rambutnya yang indah dan berbeda dari wanita lainnya, membuat burung emas tertarik untuk bertandang di balkon kamarnya.
Putri dan burung emas sangat kompak, bahkan keduanya sering melantunkan lagu pengantar tidur untuk seluruh rakyatnya.
Berkat nyanyian yang dilantunkan oleh putri dan burung emas, rakyatnya selalu mendapatkan mimpi yang indah hingga pagi tiba. Namun, semua menjadi berubah ketika penyihir jahat mengubah rambut sang putri menjadi hitam.
Putri sangat sedih dan mencurahkan segala isi hatinya pada burung emas. Nasib buruk itu terus berulang hingga dua kali.
Suatu hari, datanglah seorag pangeran ke istana sang putri. Ia memberikan sehelai rambut merah milik sang putri. Rupanya, pangeran tersebut adalah teman kecilnya putri.
Beruntung, keajaiban datang dan membuat rambutnya kembali seperti semula. Karena ketulusan pangeran, kekuatan penyihir jahat pun sirna. Pangeran dan putri akhirnya memutuskan untuk menikah dan hidup bersama.
13. Asal Mula Ikan Duyung
Dahulu kala, hiduplah sepasang suami istri yang memiliki tiga anak. Di suatu pagi, mereka memakan nasi dan ikan. Masing-masing mendapatkan bagian. Rupaya, sang suami tidak menghabiskan ikan tersebut, dan meminta sang istri menyimpannya untuk dimakan nanti sore. Namun, pasa saat makan siang, tiba-tiba anak bungsunya menangis dan meminta ikan yang disimpan tersebut.
Sementara suaminya masih berada di kebun. Ia pun memberikan pengertian kepada sang anak, bahwa ikan tersebut untuk makanan ayah nanti sore. Karena tak tega, ibunya pun kemudian memberikan ikan tersebut agar sang anak berhenti menangis.
Ketika sore hari tiba, sang ayah pun pulang dalam keadaan lapar dan lelah. Berharap ia bisa langsung istirahat dan makan sore dengan ikan yang disimpannya tadi. Akan tetapi, ayah tidak mendapati ikan yang tadi pagi. Raut wajahnya pun berubah menjadi masam, ia bertanya,
“Istriku, mana sisa ikan tadi pagi?” Sang istri menjawab, “Maafkan aku, saat makan siang tadi, anak bungsu kita merengek meminta ikan tersebut”.
Suaminya Marah Besar
Bukannya memaklumin, suaminya justru marah besar. Sejak saat itu, sang istri dipaksa untuk mencari ikan di lautan. Tanpa belas kasian, sang suami berkata “Engkau jangan pernah pulang ke rumah sebelum mendapatkan ikan yang banyak”
Dengan hati yang sedih, istrinya pun pergi. Ia sangat berat meninggalkan ketiga anaknya, terlebih si bungsu masih menyusu. Lama ibunya tak kunjung pulang, ketiga anaknya sangat rindu kepadanya. Akhirnya mereka mencari ibunya ke laut.
Namun mustahil bisa menemukan ibunya karena tidak ada satu orang pun di sana. Namun, tiba-tiba ibunya datang dan menyusui anak bungsunya. Ia pun memerintahkan kepada ketiga anaknya untuk pulang dan ia berjanji akan segera kembali.
Namun, karena sang ibu tak kunjung kembali, mereka mencari ibunya ke laut. Akhirnya bertemu dengan sosok perempuans setengah sisik yang kemudian menyusui si bungsu.
Namun, tiba-tiba nampak ada perubahan pada ibu mereka. Ada sisi di setengah tubuhnya. Mereka pun berkata, “Kau bukan ibuku”. Sekalipun ia sudah menjelaskan, tetap saja mereka tidak mengakui sebagai ibu. Dan ketika mereka memanggil manggil nama ibunya, yang muncul adalah perempuan sama yang setengah badannya bersisik. Akhirnya merekapun meninggalkan laut tersebut karena merasa tak kunjung menemukan ibunya.
14. Telur Emas
Ada seekor angsa yang dapat mengeluarkan sebutir telur emas setiap hari. Agsa itu milik seorang petani dan istrinya. Berkat telur emas tersebut, mereka hidup nyaman dan berkecukupan. Kenyamanan tersebut berlangsung cukup lama.
Namun, suatu ketika, ide jahat muncul di benak petani tersebut. “Kenapa aku harus mendapatkan satu telur per hati? Kenapa tidak kuambil semuanya sekaligus agar aku kaya raya?”.
Sang istri pun setuju dengan ide jahat itu. Mereka pun meyembelih si angsa dan membelah perutnya. Betapa terkejutnya mereka, alih-alih mendapatkan telur emas, tapi yang didapatkan justru hanya daging dan darah.
Kenyamanan itu pun mulai sirna. Tak ada sumber penghasilan yang bisa mereka andalkan lagi. Mereka harus bekerja keras untuk menyambung hidup esok hari.
15. Putri Junjung Buih
Dahulu, hiduplah dua orang bersaudara yang memimpin Kerajaan Amuntai di Kalimantan. Mereka adalah Patmaraga (Raja Tua) da Sukmaraga ( Raja Muda). Meski mempimpin kerajaan bersama-sama, mereka bisa membagi tugas dengan baik sehingga tidak ada selisih paham. Keluarganya sangat harmonis dengan harta yang berkecukupan, hanya satu yang belum mereka miliki yaitu anak.
Sukmaraga sang adik terutama sudah mendambakan kehadiran buah hati, sehingga segala cara rela ia lakukan. Suatu ketika, usai ia bertapa, ia mendapatkan wangsit agar istrinya memakan burung kastuba. Ternyata, wangsit tersebut manjut. I
strinya hamil dan melahirkan sepasang anak kembar. Mendengar adiknya memiliki buah hati, Patmaraga pun ikut senang dan berdoa agar dirinya juga diberikan keturunan. Namun, doanya dikabulkan dengan cara yang berbeda.
Suatu ketika, saat ia melintasi sungai, ia menemukan bayi perempuan yang mengapung di atas buih. Bayi tersebut langsung ia gendong dan diberni nama Putri Junjung Buhih.
Tak lama setelah diangkat, ternyata bayi tersebut bisa berbicara. Ia meminta dibuatkan selembar kain dan selimut yang harus dijahit dalam waktu setengah hari.
Patmaraga yang terlanjur sayang dengan sang putri pun membuat sayembara. Ternyata, ada wanita bernama Ratu Kuripan yang menyanggupinya. Tak hanya mampu menenun dengan cepat, hasilnya juga sangat indah.
Ratu Kuripan pun diangkat menjadi pengasuh Putri Junjung Buih. Ialah yang kemudian mengurusi semua kepentingannya hingga Junjung Buih dewasa.
Cerita Dongeng Pendek Islami
16. Kisah Nabi Ibrahim dan Api
Nabi Ibrahim dilahirkan di tengah masyarakat jahiliah yang musyrik. Bahkan, beliau sempat diasingkan ke hutan oleh orangtuanya. Hal tersebut lantaran di zaman itu, Raja Namrud mengeluarkan peraturan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Seiring berjalannya waktu dan tumbuh dewasa, Nabi Ibrahim yang cerdas kemudian memahami bahwa berhala yang disembah warga bukanlah Tuhan yang harus disembah.
Singkat cerita, ia pun memutuskan untuk menghancurkan berhala tersebut. Hal tersebut kemudian membuat Raja Namrud murka dan memerintahkan para tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan cara dibakar hidup-hidup. Ketika Nabi Ibrahim dilempar ke dalam kobaran api, ia berkata,
“Allah (Sendiri) sudah cukup bagi kami, dan, Dia adalah yang terbaik dalam segala urusan.” Setelah perkataannya, api yang berkobar itu padam dan Nabi Ibrahim pun berjalan keluar dari puing-puing pembakaran tanpa luka sedikit pun.
17. Kisah Nabi Musa A.S dan Qorun
Pada zaman dahulu di masa kenabian Musa A.S saat memimpin Bani Israil, ada seorang pengikutnya yang sangat taat beribadah bernama Qorun. Ia tak pernah meninggalkan ibadahnya dan tidak mementingkan kehidupan duniawi.
Ia adalah orang yang sangat disegani karena ketaatannya akan ibadah. Karena tidak mementingkan dunia, sehingga kehidupannya jauh dari kata layak.
Sang istri yang bernama Ilza pun sering mengeluhkan ingin kehidupan yang lebih layak. Singkat cerita, suatu hari datang dua orang lelaki utusan Raja Gholan memberinya hadiah berupa uang emas yang sangat banyak.
Qorun menolaknya dan berdalih bahwa ia tak mengenal Raja Gholan dan tak membutuhkan bantuan.
Utusan Raja Gholan kemudian berhasil membujuk istri Qorun untuk menerima hadiah tersebut. Betapa marahnya Qorun, namun ia tak tega melihat sang istri begitu bahagia. Akhirnya ia juga menerima hadiah yang diutus kedua lelaki tadi.
Ketika hidupnya mulai nyaman dan bergelimang harta, sayangnya Qorun mulai melupakan ibadahnya. Terlebih sang istri yang melarang ia untuk mengunjungi Nabi Musa dengan alasan mereka hidup susah ketika menjadi pengikutnya.
Tak Lagi Beribadah
Hal tersebut membuat Qorun tak pernah lagi beribadah dan semakin tenggeam dalam urusan duniawi. Sampai suatu ketika, seorang teman Qorun berkunjung dan mengingatkannya untuk bersedekat atas harta yang ia miliki sekarang.
Dengan terpaksa, Qorun mendatangi Nabi Musa untuk bertanya seberapa banyak zakat yang harus ia keluarkan. Ternyata jumlah yang harus dibayarnya begitu besar, lalu timbullah prasangka buruknya terhadap Nabi Musa.
Saat itu kemudian Qorun mulai menghasut saudagar lain untuk tidak membayar zakat, bahkan sampai tega memfitnah Nabi Musa. Melihat pengikutnya dahulu mulai berubah, Nabi Musa berdoa kepada Tuhan dan tak lama Tuhan mendatangkan azab untuk Qorun.
Qorun meminta ampun, tapi semuanya sudah terlambat. Ia beserta hartanya pun habis ditelan bumi.
Melalui cerita Nabi Musa dan Qorun di atas, Mama bisa mengajarkan pada anak untuk tidak lalai akan kenikmatan yang sudah diberikan Allah SWT. Jadilah umat Allah yang selalu bersyukur dan tak lupa bersedekah atas rezeki yang dimiliki.
Tak masalah berapa besar jumlah yang anak keluarkan, yang terpenting didasarkan niat dan ketulusan. Sebab dalam setiap rezeki kita ada bagian untuk orang lain yang membutuhkan.
18. Kisah Persahabatan Karena Allah
Cerita dongeng pendek Islami berikutnya adalah “Kisah Persahabatan Karena Allah”. Pada suatu hari, ada seorang pengembara berangkat untuk mengjungi saudaranya di kampung yang jauh dari rumahnya. Perjalanannya cukup terjal, ia harus melalui bukit dan gunung untuk sampai ke perkampungan tersebut.
Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan malaikat berwujud manusia yang mau menemaninya selama perjalanan. Sesampainya, di kampung tersebut, malaikat bertanya kepada pengembara, “Mengapa kau mau pergi sejauh ini untuk menemui saudaramu, apakah ia berutang padamu?”
Sang pengembara pun menjawab, “Tidak, aku mengunjunginya bukan untuk menagih utang, Aku mengunjunginya karena aku menyayanginya.” Mendengar jawaban sang pengembara, malaikat pun menjawab, “Aku adalah malaikat Allah yang diperintahkan untuk menemanimu dalam perjalanan, sungguh Allah mencintaimu, karena kamu menyayangi saudaramu.”
19. Tukang Semir Saleh yang Mendapatkan Derajat Haji
“Tukang Semir Saleh yang Mendapatkan Derajat Haji” juga menjadi salah satu cerita dongeng pendek yang dapat diceritakan kepada si kecil. Sebab, cerita dongeng pendek ini menceritakan tentang laki-laki miskin yang berprofesi sebagai tukang semir sepatu. Ia merupakan orang yang taat akan ibadah dan tak pernah lalai.
Walaupun hidupnya pas-pasan, tapi tak menyurutkan keinginannya untuk pergi berjahi. Jerih payahnya sedikit demi sedikit ia kumpulkan untuk bisa berhaji. Memang membutuhkan waktu yang lama untuk menabung, tapi tukang semir sepatu ini tak pernah mengeluh dan tetap sabar.
Hingga pada suatu hari, uangnya sudah terkumpul dan cukup untuk pergi haji. Tiba-tiba, tetangganya yang juga hidup miskin, meminta bantuan untuk berobat karena menderita sakit parah. Tak tega melihatnya, dia pun memberikan tabungan naik hajinya untuk berobat.
Di tempat lain, ada seorang saudagar kaya dari kampung seberang yang berangkat haji. Ketika di Padang Arafah, dia bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Saudagar kaya bertanya, “siapakah yang ibadah hajinya diterima oleh Allah SWT?” Beliau menjawab bahwa si tukang semir lah yang menjadi seorang haji mabrur.
Sekembalinya dari tanah suci, dia pun mencari tukang semir sepatu yang dimaksud. Betapa terkejutnya dia saat mengetahui yang dicari adalah seorang tukang semir sepatu yang miskin.
Sang saudagar kemudian bertanya apakah benar si tukang sepatu telah naik haji. Dengan rendah hati si tukang semir sepatu menjawab jika dia belum pernah pergi haji. Mungkin, Nabi Muhammad SAW menyebut namanya sebagai seorang haji yang mabrur karena melihat niat, kerja keras, dan keikhlasannya.
20. Doa Semut Minta Hujan dan Nabi Sulaiman
Pada suatu masa, pernah terjadi kelaparan besar di Palestina, tepatnya pada masa Nabi Sulaiman AS. Saat itu juga, Nabi Sulaiman pun berjalan bersama para pengikutnya dan pergi ke tempat terbuka di gurun untuk berdoa agar hujan turun.
Tiba-tiba, datanglah seekor semut menghampirinya dan ikut berdoa mengangkat tangannya ke atas.
Semut berkata, “Ya Allah, Kami hanyalah makhluk-Mu yang sangat kecil di antara semuanya. Kami tidak bisa hidup tanpa kasih karunia-Mu. Tolong berikan kami rezeki-Mu dan jangan menghukum kami karena dosa manusia.
Nabi Sulaiman yang mengerti bahasa binatang, termasuk semut, memberi tahu orang-orang di sekitarnya. Dia meminta agar semua kembali pulang karena menurutnya doa semut sudah cukup.
Tak berselang lama, turun hujan lebat dan semua lahan menjadi hijau Semut merupakan makhluk yang cerdas. Kesehariannya, dia mengumpulkan dan menyimpan makanan di dalam lubang. Dia tahu bahwa selama bulan-bulan basah dan dingin, dirinya tak bisa keluar mencari makan.
Lubang di bawah tanah yang dibuat dengan sangat hati-hati dan ditutup dengan pelindung agar air hujan tak masuk.Tolong turunkan hujan sehingga pohon bisa tumbuh, pertanian menjadi hijau, dan biji-bijian tersedia. Dan kami pun memiliki makanan untuk dimakan.”
21. Kisah Nabi Daud A.S dan Seekor ulat
Nabi Daud A.S adalah seorang Nabi yang sangat taat kepada Allah SWT. Karena ketaatannya, ia mendapat keistimewaan berupa kepercayaan untuk menyebarkan kitab Zabur.
Suatu hari, beliau yang sedang membaca kitab Zabur sambil duduk tenang dalam suraunya melihat seekor ulat metah yang berada disekitarnya. Beliau kemudian mengawasi ulat tersebut dambil berpikir dalam hati, “Apa ya, yang Allah harapkan dari ulat kecil ini?”
Mengetahui isi pikiran Nabi Daud, Allah SWT kemudian mengizinkan ulat tersebut untuk berkata layaknya manusia. Ulat merah itu pun berkata kepada Nabi Daud:
“Wahai nabi Allah! Allah SWT telah mengilhamkan kepadaku untuk selalu membaca tasbih, Subhanallahu walhamdulillah wala ilaha illallahu wallahu akbar setiap hari sebanyak 1000 kali pada siang hari. Pada malam harinya, Allah SWT mengilhamkanku untuk membaca Allahumma solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim, sebanyak 1000 kali juga.”
Kemudian ulat tersebut juga berkata kepadanya,
“Lalu apa yang dapat kau dapat katakan kepadaku agar aku mendapat faedah darimu ya Nabi Allah?”
Mendengar perkataan ulat tersebut membuat Nabi Daud tersadar bahwa dirinya khilaf, ia telah memandang remeh makhluk Allah yang terlihat kecil dan tak bisa apa-apa. Padahal mereka bisa lebih dahsyat ibadahnya terhadap Allah dengan caranya sendiri.
Kemudian Nabi Daud memohon ampun dan berserah diri pada Allah SWT. Begitulah sifat pemikir seorang Rasul yang bijak. Setelahnya beliau tak lagi menganggap rendah segala makhluk ciptaan Allah.
22. Kisah Serigala yang Beriman kepada Rasulullah
Pada masa kenabian Muhammad SAW, pada suatu daerah hiduplah seorang pengembala kambing. Ia harus mengurus ratusan kambing dan domba. Setiap pagi, ia membawa hewan gembalaannya ke padang rumput yang tak jauh dari oasis.
Namun naas, suatu hari lelaki tersebut kecolongan karena seekor serigala berhasil menerkam seekor domba yang lepas dari kerumunan. Pengembala tersebut pun mengejar sang serigala dan menakut-nakutinya dengan ayunan tongkat.
Domba yang menjadi buruan serigala bertubuh cukup gemuk, sehingga serigala alami kesulitan saat membawanya kabur. Sang gembala pun menarik paksa domba tersebut dari cengkeraman serigala.
“Wahai fulan, mengapa engkau begitu zalim? Allah telah menetapkan domba itu sebagai rezekiku untuk hari ini, mengapa engkau merebutnya dariku?” ujar serigala itu kemudian.
Betapa terkejutnya pria ini ketika mendengar serigala itu bertutur kata layaknya manusia. “Kamu… Bisa berbicara?” kata sang pengembala takjub.
“Mengapa engkau melihatku terheran-heran? Harusnya engkau tahu, ada yang lebih mengherankan daripada seekor serigala bisa berbicara,” kata hewan itu.
“Apa itu?”
“Di Madinah, ada seorang nabi dan rasul yang Allah utus untuk sekalian alam. Namun, banyak orang yang justru membangkang dan enggan beriman kepadanya. Nama nabi itu, Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam,” papar serigala.
Keesokan harinya, lelaki pengembala itu pergi ke Madinah untuk menjumpai langsung sosok yang diceritakan serigala kemarin. Perjalanan yang tidak mudah dia tempuh dengan penuh kesabaran dan sampailah ia di Madinah.
Setelah bertanya kepada warga setempat, lelaki itu kemudian tiba di depan Masjid Nabawi. Singkat cerita, ia berkesempatan bertemu Nabi Muhammad SAW. Kepada beliau, ia pun menuturkan kisahnya hingga sampai di Madinah.
Kemudian Rasulullah membenarkan kisah sang gembala bahwa ada seekor binatang yang terang-terangan menunjukkan rasa imannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Lebih lanjut, hal itu ternyata termasuk tanda kian dekatnya hari akhir.
“Yang demikian itu adalah salah satu tanda kiamat,” sabda Muhammad SAW.
Kisah ini termaktub dalam hadis riwayat dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, serta Imam Ahmad. Pakar tafsir Ibnu Katsir menilai sanadnya sahih.
Dari kisah ini, tentunya kita berharap agar anak dapat selalu beriman kepada Allah SWT untuk mempersiapkan hari akhir kelak. Wallahualam.
23. Kebaikan yang Dihadiahi Mutiara Indah
Alkisah, hiduplah empat orang anak bersama ayah mereka yang sedang sakit. Faiz, sang anak bungsu selalu merawat Ayah mereka yang sedang sakit tersebut dengan tulus dan ikhlas. Sementara tiga anak lainnya tidak mau merawat sang Ayah.
Suatu ketika, sang Ayah meninggal, dan Faiz pun begitu sedih. Saat Faiz sedang bersedih, ketiga saudara Faiz mengambil semua harta warisan Ayahnya dan pergi meninggalkan Faiz seorang diri.
Beberapa tahun, Faiz bermimpi bertemu dengan Ayahnya, di dalam mimpi, sang ayah menyuruhnya untuk pergi ke suatu tempat untuk mengambil uang sebanyak seratus Dinar. Faiz pun hanya mengabaikan mimpi tersebut. Namun anehnya, Faiz terus memimpikan hal yang sama selama tiga hari berturut-turut.
Karena terus memimpikan hal yang sama, akhirnya Faiz pergi ke tempat yang ayahnya sebutkan. Sesampainya di tempat, ia benar-benar menemukan uang seratus Dinar tersebut, namun ia hanya mengambil satu dinar saja, karena ia merasa tidak membutuhkan uang sebanyak itu.
Dengan suka cita, Faiz pun pergi ke pasar untuk membeli dua ekor ikan. Sesampai di rumah, istrinya segera membersihkan ikan-ikan itu.
Betapa terkejutnya istri Faiz saat membelah perut ikan tersebut karena ia menemukan dua buah mutiara yang paling indah di dunia.
Baca Juga:
10 Manfaat Membacakan Dongeng pada Anak Ketika Hendak Tidur
Pentingnya Peran Orangtua dalam Mendampingi Anak Menonton
Cara Bijak Mengatur Waktu Penggunaan Gadget bagi Anak
Meskipun cerita dongeng pendek termasuk ke dalam cerita fiksi, tapi di dalamnya terdapat pesan moral dan pelajaran penting yang bisa kita petik. Jangan lupa bacakan cerita dongeng pendek yang telah Seruni sebutkan di atas, ya!