Cerita Pengemudi Ojol Berikan Tumpangan Gratis untuk Anak Sekolah dan Difabel

Cerita Pengemudi Ojol Berikan Tumpangan Gratis untuk Anak Sekolah dan Difabel
detik.com

Seruni.id – Jika dihitung-hitung, menjadi pengemudi ojek online alias ojol yang memberikan tumpangan gratis untuk anak sekolah dan difabel, kemungkinan tidak ada untung yang didapat. Justru hanya memperoleh kerugian.

Sebab, untuk bisa mencapai satu tujuan, bukan hanya membutuhkan tenaga saja, tapi juga bahan bakar kendaraan tersebut, yang tentu dibeli menggunakan uang.

Cerita Pengemudi Ojol Berikan Tumpangan Gratis untuk Anak Sekolah dan Difabel
detik.com

Namun, ketika hal tersebut dilakukan dengan ikhlas, kerugian tidak menjadi soal. Seperti yang dilakukan oleh salah satu pengemudi ojol di Jakarta bernama Pak Said.

Terbentur faktor ekonomi sejak pandemi Covid-19 melanda, membuat Pak Said memutar otak untuk terus mencari nafkah bagi keluarga.

Di tengah-tengah kesulitannya, ia ternyata berhati besar, di mana ia memutuskan untuk memberikan tumpangan gratis untuk anak sekolah dan difabel.

“Jadi ceritanya, awal pendemi itu semua amburadul. Saya usaha di tempat lain enggak bertahan lama. Lalu orangtua sakit, Qodarullah orangtua meninggal beda 6 hari,” cerita Pak Said.

Segala cara dilakukannya untuk mendapatkan penghasilan. Bahkan, ia pun berencana membuka restoran cloud kitchen. Namun, niat tersebut tak urung dilakukan lantaran sang istri tengah hamil.

“Istri saya hamil. Dia morning sickness luar biasa. Jadi, niatan buka restoran pending,” ujarnya.

Hingga pada akhirnya, ia memutuskan untuk menjadi driver ojek online. Ia resmi bergabung menjadi pengemudi ojek online sejak 22 Januari 2022 lalu.

Terinspirasi dari Sopir Taksi

Setelah sekian bulan menjadi pengemudi ojol, suatu waktu ia dikirimkan sebuah video dari sang kakak. Dalam video tersebut memperlihatkan seorang sopir taksi muslim di Rusia yang kerap mengantarkan penumpang ke gereja dengan gratis.

Said mengaku, dari sanalah ia kemudian terinspirasi untuk memberikan tumpangan gratis untuk anak sekolah dan difabel.

“Dari situ saya terinspirasi, oh ternyata masih ada manusia baik. Makanya dulu niatnya saya antar penumpang ke tempat ibadah. Setiap hari Minggu saya tunggu dan susurin dari gereja ke gereja untuk antar non muslim, tapi sduah dua bulan enggak dapat,” katanya.

Kendati demikian, ia sudah mulai menggratiskan penumpang anak sekolah. Menurutnya, jumlah anak sekolah yang telah ia antarkan sudah tak terhitung.

“Kalau anak sekolah enggak kehitung, ya,”

Sampai suatu ketika, ia bertemu dengan seorang tunanetra yang tengah kesulitan berjalan kaki di kawasan Pondok Cabe, Jakarta.

“Waktu itu, di Pondok Cabe macet malem-malem. Ada apa, saya pikir. Pas saya lihat ada bapak-bapak enggak ngeliat, jalannya makin ke tengah gitu jadi ngehalangin mobil dan motor lewat,” katanya.

Said tanya, bapak tersebut mau kemana. Ternyata, ia hendak pulang ke rumahnya. “Ternyata dia mau pulang, rumahnya di Pondok Cabe 5. Dari kejadian itu, saya pikir mau menggratiskan penumpang difabel juga.”

Menurut Said, banyak orang yang bingung dan tetap memaksa untuk bayar jasanya. Namun jika itu anak sekolah dan difabel ia mengaku ikhlas dan mengembalikan uang penumpangnya itu 100 persen.

“Alhamdulillah ada aja rejekinya,” katanya.

Said berharap, dengan tindakannya ini bisa membuka mata banyak pihak terkait untuk memberikan fasilitas terbaik bagi anak sekolah dan difabel. “Sekarang si saya lihat ya, di busway, KRL sudah bagus fasilitas untuk difabel. Tapi kalau di pinggir jalan, setahu saya masih belum.”

Baca Juga: Aksi Driver Ojol Baca Al-Qur’an di Lampu Merah Tuai Pujian

Said menambahkan, sejauh ini niat baiknya akan terus ia jalani. Bahkan, ia memberikan tulisan besar di bagian punggung jaketnya agar mudah dikenali, yakni bertuliskan Grab Gratis Anak Sekolah dan Difabel.