Hijrah  

Abu Hafsah Abdulmalik Clare: Buta itu Bukan Mata, tapi Hati

Seruni.id – Abu Hafsah Abdulmalik Clare (Jerome Clare), memang tidak bisa melihat sejak lahir. Pria kelahiran Kanada, 8 Juni 1975 itu memeluk Islam sejak tahun 1996. Dan sejak itu, ia sudah menyampaikan pesan Islam ke seluruh penjuru dunia. Kini, ia hidup bahagia dengan keluarganya. Namun, seperti apa cerita Abdulmalik Clare hingga bisa cinta dan yakin untuk memeluk Islam?

Related image
Sumber Gambar: newmuslim.net

“Salah seorang guru memberitahu saya saat masih kecil, “Kamu tidak bisa lakukan itu, kamu buta!” Saat itu aku tidak tahu apa itu buta. Jadi, saat pulang ke rumah, saya bertanya pada Ibu, “Bu, apa itu buta?” Kemudian ibu menjawab, “Kamu tidak buta, kamu hanya tidak bisa melihat,” jelasnya pada saya,” kenang Abdulmalik Clare.

Baca Juga: Alquran Memberiku Hidayah, “Saya Sangat Bangga dengan Hijab Saya”

“Ketika saya mengucap syahadat, saya mendengarkan Alquran, dan saya mendengar ayat itu: “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada,” (QS. Al-Hajj: 46). Itu memantapkan hati saya, sebab Allah berfirman, “Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada,”

Baca Juga: “Kenapa Ayah Izinkan Saya Masuk Islam?”

“Itulah maksud saya, buta itu bukan cacat mata, melainkan hati. Maksud yang sesungguhnya dari ayat itu. Bukan secara literal mereka tidak bisa mendengar dan melihat, tapi hatinya yang tertutup. Jadi mereka tidak mendengar atau melihat, karena hatinya tertutup,”

Baca Juga: Amira Ann Lee: Kenapa Saya Memilih Islam?

“Mereka gagal memahami Islam. Sebagian mengaku Muslim, sebagian lagi tidak. Namun, saat kamu mengaku Muslim, bukan berarti lantas kamu benar-benar Muslim. Sebab, bisa saja kamu buta seperti yang lain,”

Baca Juga: “Saya Menjadi Lebih Tenang Setelah Masuk Islam”

“Banyak hadits yang menjelaskan hal tersebut. Tentang Allah yang mengambil dua hal kesayangan dari seseorang, yakni mata. Dan jika dia bersabar, maka surga pun dijanjikan untuknya. Ini menguatkan saya, karena jika dipikirkan, saat musibah atau ujian datang, kita akan berkata, “Dari Allah kita berasal, dan kepada Allah kita kembali,” Maka orang-orang yang berpikiran demikian pun mendapatkan rahmat istimewa dari Allah SWT,”

Baca Juga: Joram van Klaveren, Politisi dari Partai Anti-Islam, Memutuskan Masuk Islam

“Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. Maka, itu penting bagi saya untuk menguatkan diri. Karena sebenarnya, kamu tidak pernah benar-benar tidak berdaya. Jika usahamu tidak berhasil, kamu masih bisa berdoa dalam hening. Selama otakmu masih bekerja, dan jantungmu masih berdetak, kamu masih bisa berdoa,”

Baca Juga: “Ayah, Saya Sudah Pindah Agama (Menjadi Seorang Muslim)”

“Maka, kamu tidak pernah bisa mengatakan Muslim tidak berdaya. Kamu bisa meminta pada Allah. Karena, siapa lagi tempat meminta yang lebih baik dari Allah? Allah selalu mendengar,”

“Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir,” (HR. Muslim no. 2392).

“Kita diajarkan, sabar dan tabahlah, bertakwalah pada Allah, agar kamu berhasil. Dan ini proses yang tak mengenal kata akhir. Jangan putus asa dengan rahmat Allah. Sebab, Allah mengampuni semua dosa. Kita diajarkan semua dalam Alquran, kita juga diajarkan sunnah, serta diajarkan oleh sahabat Muhammad SAW. Jadi, dorongan yang diberikan pun tidak pernah berhenti,”

Baca Juga: Latifa Abouchakra: Kami (Muslimah) Tidak Ditindas oleh Agama Kami

“Khususnya, lihatlah siapa yang memberikan dorongan. Orang kadang salah berpikir, Alquran hanyalah buku yang kita baca di bulan Ramadhan dengan suara indah. Tapi ini adalah kalamullah, perkataan langsung dari Allah. Jadi, siapa yang lebih bisa menyemangatimu selain Allah SWT?”

Baca Juga: Karl, Lansia Asal Jerman yang Memutuskan Menjadi Mualaf

“Apa pun. Tidak bisa melihat, lumpuh, miskin, apa pun masalahmu, siapa yang lebih bisa menyemangatimu selain Allah? Kami cuma mengingatkan, tapi sumbernya dari Allah SWT,” tutup Abdulmalik Clare.

Manusia tidak akan tersesat dalam kegelapan, meskipun ia tak bisa melihat. Karena, selama ia mencintai Alquran, maka kecintaannya dengan Alquran, akan membuat siapapun senantiasa dekat dengan Allah SWT.