Seruni.id – Pernah mendengar istilah mom shaming? Bisa dikatakan, mom shaming adalah sebuah kritikan yang kerap dilakukan oleh wanita untuk wanita lainnya. Terlebih, bagi mereka yang baru saja menjadi seorang ibu. Tindakan ini tidak hanya terjadi di media sosial saja, tapi mom shaming juga kerap terjadi di lingkungan tetangga, teman, bahkan keluarga sekalipun.
Tanpa disadari oleh si pelaku, tindakan tersebut dapat menimbulkan depresi, stres, hingga putus asa, loh. Khususnya bagi ibu baru yang masih harus banyak belajar. Nah, untuk lebih jelasnya, Seruni telah merangkum mengenai mom shaming, mulai dari pengertian, ciri-ciri, hingga bahayanya berikut ini:
Apa itu Mom Shaming?
Menurut Psychology Today, mom shaming adalah perilaku seseorang yang memberikan kritik pada seorang ibu. Namun, kritik tersebut jauh dari kata membangun, justru sebaliknya, kerap bernada negatif.
Meski tampaknya hal ini lebih sering terjadi pada kalangan artis, tapi tanpa kita sadari hal tersebut sering kali terjadi di lingkungan sekitar kita. Terlebih bagi para ibu yang baru melahirkan atau baru memiliki anak pertama.
Apa sih topik yang kerap dijadikan sebagai mom shaming? Banyak sekali. Mulai dari kedisiplinan anak, makanan, pola tidur, seputar pemberian ASI, keamanan dan keselamtan anak, serta pemilihan pola asuh anak.
Ada beberapa kelompok yang sering kali menjadi pelaku mom shaming. Di antaranya adalah orangtua, mertua, dan kerabat dekat. Di samping itu, di media sosial pun tak mau kalah dalam memberikan kritik, meskipun tidak saling mengenal.
Ciri-ciri Mom Shaming
Tidakan ini sering kali tidak disadari oleh pelakunya, sehingga mereka kerap melakukannya secara berulang. Karena mereka menganggap bahwa itu adalah hal yang wajar. Bahkan, tak jarang korbannya disebut ‘lebay’ atau ‘baper’ oleh si pelaku. Berikut ada beberapa ciri yang sering tak disadari:
1. Mengkritik Pilihan Menjadi Ibu Rumah Tangga atau Berkarier
Menjadi ibu rumah tangga atau bekerja, adalah dilema yang dialami banyak wanita. Meski demikian, bukan berarti kita dapat mengahakiminya begitu saja, ya. Karena kita tidak berhak mengatur pilihan orang lain. Ini juga sering kali terjadi. Terlebih pada mereka yang memiliki gelar sarjana, tapi lebih memilih menjadi ibu rumah tangga.
2. Mencela Pilihan Orang Lain Tentang Pemberian ASI
Sejumlah ibu ada yang tidak memberikan ASI kepada anaknya, bukan tanpa alasan. Bisa saja karena ada kondisi tertentu yang membuatnya terpaksa harus memberikan susu formula kepada anaknya. Salah satu bentuk komentar negatif yang tanpa disadari sering dilakukan adalah mengkritik seorang ibu terkait pemberian ASI bagi bayinya.
3. Mempertanyakan Perkembangan Bayi
Tumbuh kembang setiap anak itu berbeda-beda, jadi tidak bisa disamaratakan. Namun, hal ini sering kali dijadikan komentar bernada negatif. Misalnya berupa keritikan atau mempertanyakan tumbuh kembang bayi. Banyak sekali orang yang mengomentari atau mengkritik seorang ibu karena anaknya belum bisa berbicara atau belum bisa berjalan.
4. Mengkritik Pilihan Metode Persalinan
Melahirkan secara normal maupun caesar adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah. Namun, pelaku mom shaming sering kali membandingkan kedua hal ini. Di mana mereka mengatakan jika melahirkan secara caesar belum menjadi seorang ibu yang seutuhnya. Padahal, baik normal maupun caesar sama-sama ada yang diperjuangkan, sama-sama ada masa pemulihan yang panjang.
5. Mengkritik Pola Asuh
Meski hanya bermaksud untuk memberikan masukkan, tapi mengoreksi dan mengkritik pola asuh seorang ibu juga dapat menjadi salah satu bentuk mom shaming, loh. Oleh karena itu, jika kamu melihat seorang bayi yang tampak sehat dan gembira, sebaiknya tidak perlu mengkritik pola asuh yang dilakukan oleh ibunya, ya.
6. Mengomentari Tubuh
Bentuk lain dari mom shaming adalah mengomentari tubuh seorang ibu. Apalagi, bagi mereka yang baru melahirkan. Hindarilah mengatakan terlalu gemuk atau terlalu kurus. Tidak berkomentar atau hanya memberi saran saat diminta, adalah cara terbaik untuk menghindari mom shaming.
Dampak Mom Shaming
Siapa yang bisa terima jika mendapatkan kritik dari seseorang, terlebih sesama perempuan, tapi justru bernada negatif?Sebab, hal tersebut hanya memberikan dampak yang cukup serius. Pada seorang ibu baru, mom shaming dapat membuat keprecayaan dirinya menurun, merasa dirinya buruk dan tidak becus dalam mengurus buah hatinya.
Parahnya, situasi ini juga bisa mengakibatkan baby blues dan postpartum depression. Terkadang, hal tersebut juga berdampak pada penurunan nafsu makan, mudah sedih, menangis terus-menerus, dan bingung dalam menentukan pla asuh anak. Perlahan-lahan kondisi ini bisa memengaruhi kesehatan fisik mereka, loh.
Penyebab Mom Shaming
Ada beberapa hal yang mendasari terjadinya mom shaming di kalangan wanita. Salah satunya adalah agar si pelaku seolah-olah terlihat lebih baik dan lebih unggul. Bukan hanya itu saja, rasa jenuh dan bosan menjalani rutinitas sehari-hari juga bisa menjadi penyebab mengapa seseorang menjadi pelaku mom shaming.
Apabila kamu adalah salah satu orang yang kerap mengalami seperti ini, ingatlah bahwa apa yang kamu sampaikan, terlebih bernada negatif, tidak selamanya menguntungkan. Jika memang kamu menjumpai perbedaan mengenai cara asuh, lebih baik kamu simpa sendiri saja, ya. Bukankah sesama ibu harusnya bisa saling menguatkan satu sama lain?
Cara Menghadapi Mom Shaming
Bagi kamu yang sering mendapatkan komentar negatif tentang pengasuhan anak atau lain-lainnnya. Ada beberapa cara untuk menghadapinya, tentunya cara ini lebih bijak daripada membalas komentar tersebut dengan hal yang senada. Bagaimana caranya?
Tetap Tenang
Saat mendapatkan perlakuan mom shaming, usahakan untuk tetap tenang dan tidak tersulut emosi. Apalagi sampai membalas komentar negatif tersebut dengan hal serupa. Cukup sampaikan ‘Terima kasih atas kritikannya’.
Pahami Bahwa Setiap Orang Bisa Berkomentar kepada Siapa pun
Setiap orang memang bisa memberikan komentar atau kritikan pada siapa saja, termasuk kamu. Jadi, jangan dulu sakit hati, anggap saja kritikan tersebut adalah sebuah masukkan, siapa tahu hal tersebut bisa membuatmu lebih baik, kan?
Ingat, Kamu Selalu Punya Support System
Ketika mendapatkan komentar bernada negatif, ingatlah bahwa kamu masih memiliki support system, alias orang yang akan selalu mendukungmu. Mulai dari suami, orangtua, saudara, maupun sahabat. Mintalah masukan dari mereka yang kamu percaya untuk membantu mengatasi tindakan mom shaming yang sedang kamu alami.
Menghindari Lingkungan atau Pelakunya
Kalau kamu sudah paham bahwa si A atau B sering memberikan komentar negatif, lebih baik hindarilah berkontak dengan mereka. Begitupun di media sosial, kamu berhak kok menutup kolom komentar jika tidak ingin hal tersebut terjadi. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?
Baca Juga: 6 Cara Menjaga Kesehatan Mental Bagi Ibu Rumah Tangga
Jadi, itulah ulasan mengenai mom shaming yang marak terjadi. Semoga kita bukanlah salah satu pelaku dari tindakan tersebut, ya. Usahakan untuk selalu menjaga perkataan maupun sikap agar tidak melukai hati orang lain.