Pandangan Islam Tentang Flexing Alias Pamer Harta di Media Sosial

Pandangan Islam Tentang Flexing Alias Pames Harta di Media Sosial
balerumah.com

Seruni.id – Belakangan, flexing muncul sebagai istilah baru di dunia maya. Banyak warganet yang mengatakan, bahwa flexing adalah sebuah sikap yang kerap dilakukan oleh ‘orang kaya palsu’ yang menyebut dirinya sebagai crazy rich, dan cenderung gemar memamerkan harta. Sebenarnya, bagaimana sih pandangan Islam mengenai fenomena pamer harta yang belakangan mewarnai media sosial? Cari tahu jawabannya di bawah ini, yuk.

 

Pengertian Flexing

Pandangan Islam Tentang Flexing Alias Pames Harta di Media Sosial
portaljember.pikiran-rakyat.com

Secara harfiah, flexing dalam bahasa Inggris memiliki arti ‘pamer’. Pengertian yang lebih spesifik ditulis dalam Cambridge Dicitionary menjelaskan bahwa flexing adalah upaya menunjukkan sesuatu kepemilikan atau pencapaian dengan cara yang dianggap orang lain tidak menyenangkan.

Sementara, jika mengaku pada kamus Merriam-Webster, flexing memiliki arti memamerkan sesuatu yang dimiliki secara mencolok. Selain itu, di dalam ilmu ekonomi, perilaku pamer diartikan sebagai sikap konsumtif yang mencolok, menghamburkan banyak uang untuk membeli barang-barang mewah dan layanan premium, hanya demi diakui status finansialnya.

Sikap flexing bisa ditunjukkan dengan berbagai macam cara. Contoh yang paling sederhana yakni seperti mengunggah foto tagihan makan dengan nomimal yang cukup fantastis, menampilkan tumpukan uang, rumah dan kendaran mewah, serta hal-hal lainnya. Sedangkan yang paling ekstrim, pelaku bahkan terang-terangan mengungkapkan total kekayaan yang dimiliki, lagi-lagi hanya ingin dipandang status ekonominya dan terlihat paling ‘wah’ di antara yang lainnya.

 

Bagaimana Pandangan Islam Tentang Fenomena Ini?

Pandangan Islam Tentang Flexing Alias Pames Harta di Media Sosial
wolipop.detik.com

Seperti yang sudah disebutkan di atas, flexing adalah sikap memamerkan harta hanya untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Di dalam Islam, tindakan ini bisa dikatakan sebagai riya’, yaitu sikap sombong dan terlalu bangga dengan diri sendiri. Padahal, sikap tersebut sangat dilarang dalam Islam. Bahkan, Allah SWT juga tidak menyukai sikap tersebut. Hal ini sebagaimana yang tertuang dalam surat Al-Ma’un ayat 1-7.

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ

“Ara-aital lazii yu kazzibu bid diin”

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَ

“Fa zaalikal lazai yadu’ul-yatiim”

وَلَا يَحُضُّ عَلٰي طَعَامِ الْمِسْكِيْنِ

“Wa la ya huddu’ alaa ta’amil miskiin”

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ

“Fa wai lul-lil mu saliiin”

الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَ

“Al laziina hum ‘an salaatihim sahuun”

الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَ

“Al laziina hum yuraa-uun”

وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ

“Wa yamna’uunal ma’uun”

Artinya: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat riya’, dan enggan (memberikan) bantuan.”

 

Ciri-ciri Sikap Riya’ dan Bahayanya

Pandangan Islam Tentang Flexing Alias Pames Harta di Media Sosial
umma.id

Riya’ adalah salah satu penyakit hati yang harus kita hindari. Sebab, jika riya’ sudah menodai diri, maka akan merusak amal kebaikan. Di dalam Al-Qur’an telah disebutkan, bahwa orang yang berbuat riya’ termasuk golongan orang yang celaka. Naudzubillah min dzalik.

Allah SWT sangat tidak menyukai sikap tersebut, karena bisa menjerumuskan seseorang ke dalam dosa besar. Dalam surat Az Zumar ayat 72, disebutkan bahwa orang-orang yang berlaku sombong, akan masuk ke dalam neraka jahannam.

قِيۡلَ ادۡخُلُوۡۤا اَبۡوَابَ جَهَنَّمَ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَا‌ۚ فَبِئۡسَ مَثۡوَى الۡمُتَكَبِّرِيۡنَ

“Qiilad khuluu abwaaba jahannama khaalidiina fiiha fabi’sa maswal mutakabbiriin”

Artinya: “Dikatakan (kepada mereka): ‘Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya’. Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruknya tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.”

Sikap riya’ sering kali tidak disadari, sehingga menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Ali bin Abi Thalib pernah menyebutkan ciri-ciri orang riya’ dalam jiwa seseorang. Di antara ciri-ciri orang riya’ adalah malas jika sedang sendiri, tapi giat di hadapan orang banyak.

Semangat beramal saat mendapat pujian dan berkurang frekuensi amalnya jika mendapat celaan. Ciri-ciri riya’ tersebut, cukup sering kita jumpai di masyarakat saat ini. Di mana banyak tokoh ternama yang menunjukkan amal ibadahnya hanya demi imej semata.

 

Bagaimana Cara Terhindar dari Sikap Riya’?

Riya’ adalah penyakit hati yang dapat kita hindari dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, akan membuat hati kita menjadi bersih. Selain itu, untuk menghindari perilaku flexing alias pamer harta, sebaiknya luruskanlah niat dalam melakukan apapun, sehingga akan terhindar dari sikap sombong dan berlebihan.

Baca Juga: 3 Macam Sifat Sombong yang Ada di Dalam Diri Manusia