Ketegasan dari kebijakan yang dijalankan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Susi Pudjiastuti terkadang membuat masyarakat segan bahkan juga enggan dengannya. Namun, kenyataannya beberapa aksi tegas nan ekstrim untuk memberantas praktik perikanan yang tidak sah itu membuat Susi sebagai “Leaders for a Living Planet” dari organisasi konservasi WWF International.
Penghargaan kelas dunia ini diberikan kepada Susi pada ajang Our Ocean Conference di Washington DC Jumat (16/9) lalu. WWF juga beranggapan bahwa Indonesia adalah produsen perikanan tangkap serta budidaya paling besar di dunia. Tetapi, praktik pencurian ikan ilegal mengakibatkan negara merugi 20 miliar dollar AS pertahun.
WWF menyebutkan, Susi berhasil membuktikan ketegasan dalam menindak praktik perikanan yang tidak sah, tidak dilaporkan, serta tidak ditata (IUU Fishing). ” Ibu Susi Pudjiastuti sudah mendedikasikan waktunya hingga kini untuk memberantas praktik perikanan yang tidak sah, mendorong pengelolaan perikanan berkepanjangan berbasis ilmiah, serta memperkuat kesehatan laut dengan memperluas jejaring daerah konservasi perairan, ” ungkap Yolanda Kakabadse, Presiden WWF International. Yolanda juga menegaskan bahwa Susi adalah tokoh yang berjuang untuk melindungi kesehatan laut Indonesia.
Atas penghargaan ini, WWF berharap supaya Susi selalu melakukan terobosan untuk melakukan perbaikan pengelolaan perikanan dengan memperluas daerah konservasi perairan. Penghargaan “Leaders for a Living Planet” ini telah diberikan kepada sekitar lebih 100 individu di seluruh dunia sejak tahun 2000. Beberapa orang di antaranya merupakan mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan, Menteri Perikanan Norwegia, Perdana Menteri China, dan Menteri Sektor Pengairan Perancis, Togo serta Benin.
Seperti yangsudah diketahui, Menteri Susi banyak melakukan terobosan baru untuk mengatur praktik perikanan serta kelautan di Indonesia. Salah satu terobosan tegas yang paling ekstrim serta sering diberitakan yaitu meledakkan kapal-kapal pencuri ikan, suatu hal yang sebelumnya jarang terjadi di Indonesia.
Sumber: kompas.com
Baca juga: Anak Indonesia Berhasil Meraih Juara Di Ajang The Great Australian Spelling Bee 2016
