Science and Technology in Society Forum (STS Forum) kembali dilaksanakan untuk yang ke-13 kalinya sejak tahun 2004 di Jepang. Dan untuk pertama kalinya di forum yang mempertemukan beberapa ilmuwan-ilmuwan dunia, Indonesia diundang untuk tampil di panggung STS Forum tahun 2016 ini.
Tahun 2016 ini STS Forum dilaksanakan di Kyoto International Conference Center, Jepang tanggal 1-4 Oktober 2016 lalu. Adapun delegasi Indonesia yang diberikan kehormatan menjadi pembicara di STS Forum yaitu Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Muhammad Dimyati, Kepala BPPT Unggul Priyanto, serta Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain.
Ketiganya memperoleh peluang khusus untuk berbagi pengalaman serta informasi di bidang ilmu pengetahuan serta teknologi dengan delegasi Negara lain. Muhammad Dimyati di sana mewakili Menristekdikti dalam pertemuan dengan beberapa menteri terkait iptek dari Negara-negara mitra STS Forum. Sementara itu Kepala BPPT serta Kepala LIPI menjadi pembicara pada sesi tematik “Collaboration among Academia, Industries and Government” serta “Industrial Innovation”.
Muhammad Dimyanti menuturkan, acara ini adalah ajang pertemuan serta diskusi antara 100 peneliti muda dengan para pemenang nobel.
“Jadi para tamu undangan yang hadir tak bisa sembarangan. Umur para peserta yang hadir diatas 40 tahun yang telah mempunyai pengalaman serta harus memiliki track record yang bagus di negara masing-masing” tuturnya.
Sedikitnya ada kurang lebih 1.200 peserta dari 100 negara yang datang dalam forum itu. Di sela-sela forum STS, delegasi Indonesia secara khusus diundang oleh pendiri sekaligus pemimpin STS Forum, Koji Omi untuk membahas peluang untuk meningkatkan hubungan kerjasama antara Jepang dengan Indonesia di sektor Iptek serta inovasi.
Pada pertemuan itu disepakati untuk mengadakan simposium pada bulan April 2017 di Indonesia yang akan dihadiri oleh beberapa pemangku kepentingan iptek dari kedua negara yang datang dari sektor pemerintah, akademisi serta industri.
Menyusul peran Indonesia pertama kalinya di forum sains dunia itu, Pemerintah Inggris serta Pemerintah Indonesia juga sudah resmi menjalin kerja sama di sektor teknologi serta inovasi. Kesepakatan ini mendukung kerjasama antara Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemristekdikti dengan UK Royal Academy of Engineering, yang akan menyediakan dana pelatihan insentif untuk ‘technopreneurs’ Indonesia, dan proyek inovasi bersama dalam sektor perkembangan teknologi sejumlah £800.000.
Lewat kerja sama yang ada di bawah program Newton Fund ini, Menristekdikti Muhammad Nasir menyampaikan bahwa Indonesia akan mampu membangun kapasitas para innovator agar bisa menghadapi tantangan pembangunan.
“Kami ingin mengadopsi keterampilan Inggris dalam membangun kerjasama dengan cara mendukung para inovator mempelajari prakteknya serta berkolaborasi dalam proyek-proyek bersama. Tahun ini akan jadi langkah awal dari apa yang kita harapkan, yaitu kerjasama bilateral yang berguna dalam bidang sains serta inovasi,” tutur M. Nasir.
Juga dengan penampilan perdana Indonesia di STS Forum 2016 itu Kemenristekdikti berharap agar pemuda-pemuda Indonesia bisa terpacu untuk mengembangkan iptek nasional serta turut tampil di forum sains dunia itu.
Sumber: dikti.go.id, mirajnews.com, GNFI
Baca juga: Perempuan Asal Aceh Ini Muncul Dalam Dokumenter Leonardo DiCaprio