SETIAP manusia adalah makhluk sosial sehingga setiap orang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Hubungan sosial yang baik pada dasarnya bermanfaat bagi perkembangan kepribadian seseorang serta dapat memperkuat kesehatan fisik dan mental dengan cara membantu seseorang merespon stress. Meskipun demikian, tidak semua hubungan antar individu itu baik, beberapa termasuk toxic relationship, yang dapat membuat seseorang tidak bahagia dan kondisi mentalnya tertekan setiap saat.
Toxic relationship dapat dialami oleh siapa saja dan dalam jenis hubungan apapun, baik itu hubungan personal, profesional, pertemanan, saudara bahkan hubungan orang tua dengan anak. Baik atau buruknya hubungan yang dimiliki seseorang berdasarkan efek yang diberikan kepada kedua pihak, walaupun dampak buruk dari suatu hubungan itu sendiri sering kali tidak disadari oleh seseorang yang menjalaninya.
Di saat hubungan yang baik dapat memberikan rasa aman dan dukungan serta dapat menghargai satu sama lain, toxic relationship ditandai dengan kurangnya atau tidak adanya hal tersebut. Toxic relationship juga tidak selalu bersifat abusive, di mana seseorang mengalami kekerasan fisik dan verbal, namun dapat ditunjukan dengan sikap kurang saling percaya, kurang memberikan dukungan, dan hanya selalu mementingkan diri dari salah satu ataupun kedua pihak.
Nah, sebagai seorang wanita yang memiliki banyak peran, antara tuntutan sebagai orangtua, mengurus keuangan, dan juga kesibukan sehari-hari menjaga rumah tangga, stres tidak dapat dihindari dan bisa mempengaruhi hubungan Anda dan pasangan. Namun, stres tidak harus merusak hubungan harmonis dengan pasangan, selama Anda waspada dengan tanda-tandanya
Anda merasa tidak memiliki waktu untuk diri sendiri
Terkadang, Anda sampai lupa meluangkan waktu untuk diri sendiri karena kesibukan sehari-hari. Kalau Anda mulai merasa kewalahan dengan rutinitas yang ada dan merasa tidak mempunyai me-time atau waktu pribadi, itu adalah salah satu tanda bahwa Anda mulai stres dan tertekan.
Jangan biarkan beban yang Anda rasakan mempengaruhi hubungan harmonis antara dengan pasangan, ujar seorang konselor di Tampa Life Change, Aniesa Schneberger, MA.
Sebaiknya Anda menyiapkan waktu untuk diri sendiri di akhir pekan, hubungi beberapa teman, pergi ke salon, sekadar minum kopi bersama di mall, atau melakukan hal lain yang Anda suka, saran Schneberger.
Anda jadi jarang bercinta
Karena terlalu lelah menjalani kesibukan sehari-hari, Anda lebih memilih untuk tidur lebih cepat, daripada bercinta dengan pasangan. Ini adalah salah satu tanda bahwa stres yang Anda rasakan bisa mempengaruhi bahkan merugikan hubungan.
Walaupun Anda cukup lelah menjalani kesibukan sehari-hari, tetapi jangan sampai memberi jarak antara Anda dan pasangan, ujar Julia Breur, PhD, seorang terapis keluarga dan pernikahan.
Anda tidak harus melakukan hubungan seks jika lelah, tetapi usahakan untuk menyentuh atau memeluk pasangan sambil menonton televisi bersama, tambah Breur.
Pasangan lebih suka memeriksa media sosial daripada berkomunikasi dengan Anda
Saat ini kita sedang berhadapan dengan dunia digital yang bisa memberikan informasi 24 jam non-stop dan bentuk komunikasi ini tidak mengharuskan kita untuk berhadapan langsung dengan lawan bicara. Bila dibiarkan, hal ini bisa merusak komunikasi antara Anda dan pasangan.
Breur menyarankan untuk segera mendiskusikan hal ini dengan pasangan secepatnya dan mencari solusi bersama. Sebagai contoh, batasi penggunaan ponsel ataupun laptop saat Anda dan pasangan sedang bersama di tempat tidur. Lalu, usahakan untuk berkomunikasi tanpa gangguan dari media sosial.
Meskipun tidak ada hubungan yang sempurna, namun terdapat beberapa tanda jika Anda berada di dalam toxic relationship, di antaranya merasa tidak bahagia, merupakan tanda jika hubungan Anda tidak dapat memberikan semangat atau dukungan yang dibutuhkan. Hal ini juga dapat disebabkan dengan masalah dalam berkomunikasi dan tidak memahami satu sama lain.
Selanjutnya, merasa dikontrol secara berlebihan – dapat terjadi dalam berbagai hal terutama larangan berlebih untuk Anda berpendapat dan melakukan hal yang diinginkan. Perlakuan tersebut juga dapat menghambat mental Anda untuk berkembang, menjauhkan diri dari orang terdekat lainnya hingga menyebabkan penurunan kepercayaan diri. (DP)