“Ibu Saya Masuk ke dalam Tanah, Lalu Tanah Menutup”

Seruni.id – Masih jelas dalam ingatan, bagaimana gempa dan tsunami melanda kota Palu. Tepatnya pada Jumat, 28 September 2018 lalu. Beberapa daerah pun mengalami fenomena alam yang disebut likuifaksi. Permukaan tanah bergerak dan ambles, hingga menyebabkan semua bangunan hancur, masuk ke dalam tanah. Tentu ini menjadi proses geologi yang sangat mengerikan.

Image result for galang Anak Yatim Piatu Korban Gempa Palu

Kondisi likuifaksi kurang lebih seperti larutnya suatu benda padat ke dalam benda cair. Seperti yang terjadi di Palu. Di bawah terdapat air tanah, maka saat ada getaran, barang-barang padat di atasnya akan larut, teraduk akibat getaran.

Bencana alam ini pun banyak memakan korban. Tercatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, per 25 Oktober 2018, mencapai 2.081 orang.

Baca Juga: “Saya Menghafal Alquran karena Ingin Bertemu Kembali dengan Orangtua di Surga”

Beberapa di antaranya merupakan sanak keluarga dari anak bernama Galang. Ia adalah seorang anak lelaki berusia belasan tahun yang selamat dari peristiwa tersebut.

Galang kehilangan kedua orangtuanya seketika waktu, saat bencana likuifaksi terjadi. Ia pun menceritakan kisahnya saat ibunya tertelan lumpur. Kisah ini diunggah akun Instagram @indonesiamuda.official dalam video berdurasi 60 detik.

Saat kejadian, Galang sedang berada di masjid, sholat Maghrib berjamaah. Ibunya terjerumus masuk ke dalam tanah, kemudian tanah dari likuifaksi tersebut menutup. Sedangkan sang Ayah terseret lumpur. Ia juga kehilangan dua adiknya, dan satu orang kakak.

“Ketika itu Galang langsung menangis, mamak masuk ke dalam tanah. Jadi waktu masuk ke dalam tanah, tanah pun langsung menutup,” ujar Galang sembari mengatur napasnya yang sesak karena duka.

“Kakak saya itu lihat jelas di depannya. Saya hanya bisa terus mendoakan ibu dan bapak, semoga selamat di akhirat,” harap Galang yang tak lagi dapat menahan tangisnya.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by INDONESIA MUDA (@indonesiamuda.official) on

Hampir semua yang ada pada kolom komentar unggahan tersebut pun melayangkan doa-doa baik untuk Galang dan keluarganya, seperti:

@_galangpratama**: Astagfirulah nama nya sama dengan saya, semoa orang tua galang di terima di sisi allah
@sf311**: Saya bangga dengan antum, semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah.
@alifiasyaba**: Dek, do’akan ibu & bapakmu selalu yaa agar selamat di Akhirat. Semoga jadi anak sholeh tangguh & kuat yaa. Biar Bisa jadi kebanggaan Keluarga & Negara. See you on top adek galang

Kini galang hidup bersama keluarga besarnya yang tersisa, yakni kakak pertama dan neneknya. Galang hanya bisa terus berdoa agar keluarganya diberikan surga tertinggi oleh Allah SWT.

Dan semoga Galang terus kuat melanjutkan perjalanan hidupnya, serta tumbuh menjadi anak yang soleh, agar kelak bisa bertemu kembali dengan orang-orang terkasihnya, di surga Allah yang paling indah. Aamiin.