Rehat  

Wow! Eksperimen Pelajar Asal Batam Dipraktikkan di Luar Angkasa

id.wikipedia.org

Astronot dari Lembaga Eksplorasi Keantariksaan Jepang (JAXA), Takuya Onishi memainkan tiga benda berbentuk seperti bola dalam air yang terbungkus plastik dengan rits. Onishi memegang plastik itu dalam posisi diam lalu plastik digerak-gerakkan, ternyata ketiga benda di dalamnya itu ikut bergerak. Apabila dimainkan di bumi mungkin saja hal itu adalah wajar, tetapi Onishi melakukannya di tempat yang istimewa yaitu di Stasiun Luar Agkasa Internasional (ISS), kurang lebih 400 kilometer di atas Bumi.

Percobaan sederhana yang dijalankan Onishi itu ternyata berdasar pada proposal pelajar asal Indonesia yang berjudul “Blocks in Jar”. Ingrid Dewi Rucita Saragih, siswi SMAN 1 Batam, Kepulauan Riau mengikutkan proposal percobaannya itu untuk program Asian Try Zero-G. Ia mengaku tidak mengira proposalnya dapat diterima dan selanjutnya dipraktikkan diluar Bumi. “Saya bertanya-tanya, kok, proposal sesederhana dan sesingkat itu diterima,” ucap Ingrid. Proposal percobaannya tersebut berasal dari rasa ingin tahu Ingrid apakah benda yang mengapung di bumi dapat tetap mengapung di luar angkasa, begitu halnya benda yang tenggelam.

Ingrid harus menyertakan hukum fisika dalam proposal. Ia menerangkan, benda dan air mempunyai massa jenis yang dipengaruhi seberapa besar gaya gravitasi. Benda dapat mengapung bila massa jenisnya lebih kecil ketimbang massa jenis air, benda akan melayang bila sama, serta tenggelam bila lebih besar massa jenisnya.

inggrid dewi, saat menjelaskan percobaannya. gambar via: kompas.com
inggrid dewi, saat menjelaskan percobaannya. gambar via: kompas.com

Benda harusnya cenderung melayang di air bila berada di luar angkasa lantaran massa jenis benda dan air jadi nyaris sama dalam keadaan mikrogravitasi. Itulah yang Ingrid ingin dibuktikan di ISS. Ingrid usul sang astronot memakai tiga kotak yang terdiri dari kayu (di bumi mengapung), plastik polietilena, serta aluminium (tenggelam). Ketiganya dimasukkan dalam stoples yang kemudian diisi air.

Tetapi, dalam praktiknya, astronot Onishi memakai bola sebagai pengganti kotak serta plastik sebagai pengganti stoples lantaran barang-barang tersebutlah yang ada di ISS. Dalam posisi diam, hipotesis Ingrid dapat dibuktikan, ketiga benda itu sama-sama melayang.

Ide percobaan Ingrid ini menjadi satu dari lima proposal yang dipilih untuk dipraktikkan langsung di ISS. Ada sekitar lebih dari 120 ide yang dikirimkan pelajar serta peneliti muda Negara-negara di Asia lewat program Asian Try Zero-G yang diinisiasi oleh Space Environment Utilization Working Group pada Asia Pasific Regional Space Agency Forum.

Asian Try Zero-G berjalan tiap tahun mulai 2011. Ada dua kategori, yakni untuk pelajar berumur di bawah 18 tahun dan mahasiswa, peneliti, serta perekayasa muda berumur maksimal 27 tahun. Proposal Ingrid yang pertama lolos dari Indonesia.

Sumber: kompas.com

Baca juga: Prihatin Terhadap Minimnya SPBU di Daerah, Membuat Budiyanto Menciptakan SPBU Digital