Seruni.id – Sebagai seorang ibu atau perempuan yang wajib mengeluarkan 20.000 kata per hari, maka tak heran bila kaum perempuan khususnya ibu, dicap bawel oleh anak-anak kita.
Setiap hari ada saja perintah, petuah, nasihat, dan juga omelan yang kita lontarkan, khususnya kepada anak-anak kita. Nah, kadang-kadang pula, tanpa kita sadari ada kata-kata kita yang setelah kita ucapkan ternyata telah menyakiti hati anak-anak kita. Kita lupa bahwa di zaman modern seperti sekarang ini, pola asuh yang didominasi dengan bentakan, ancaman, ocehan yang tak kunjung berhenti, ternyata tidak akan membuat anak-anak berkembang dengan baik, akan tetapi malah membuat mereka meredup.
Apalagi jika perkataan tersebut sudah melukai hati anak-anak kita. Seperti apa contohnya? Misalnya mencela hasil belajar anak, membandingkan anak kita dengan anak orang lain, melabel anak dengan istilah yang buruk, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Ibarat paku yang sudah terlanjur tertancap di dinding, atau ibarat kertas yang sudah kita remas, maka bentuk dinding dan kertas itu tidak akan kembali seperti semula lagi. Begitu pulalah yang terjadi pada hati anak-anak kita, jika sudah tergores oleh kata-kata yang menyakitkan, maka sulit baginya untuk melupakan perkataan tersebut.
Untuk itu sebagai seorang ibu, seharusnya kita mulai berlatih untuk mengontrol apa yang akan kita ucapkan. Seorang ibu yang ingin menjaga agama dan hatinya, akan berusaha sedikit bicara. Hal ini dikarenakan bukan tidak mungkin sebuah ucapan yang barangkali tidak sengaja, dapat mendatangkan murka Allah. Selain itu anak-anak akan merasa kecewa terhadap diri mereka sendiri. Hal ini memberi efek yang negatif di dalam diri mereka secara emosional, dan menurunkan rasa percaya diri. Anak akan mengalami luka batin yang akan terus menetap hingga dewasa.
Dari Abu Hurairah RA,sesungguhnya ia mendengar Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba (kadang) berbicara dengan pembicaraan yang tidak ia sadari bisa menggelincirkan ke neraka sejauh antara timur dan barat”. (HR Bukhari, Muslim dan Nasai). “Sesungguhnya Allah murka kepada orang yang berperangai jahat dan berlidah kotor.” (HR. Tirmidzi).
Oleh karena itu, para ibu harus berhati-hati saat berbicara kepada anaknya, karena doa ibu kepada anaknya adalah doa yang mustajab, diantaranya berdasarkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi )
Marilah mulai dari sekarang kita belajar untuk mengendalikan ucapan kita, karena sesungguhnya ucapan itu adalah doa.
“Janganlah kalian ucapkan kata (doa), kecuali yang baik. Karena sesungguhnya para malaikat mengaminkan apa yang kalian ucapkan.” (HR. Muslim).
-Anggraini-