SETIAP hubungan berpasangan memiliki keunikan. Para psikolog mengatakan, dengan mengidentifikasi tipe pasangan, Anda dan dia memiliki hubungan yang bahagia karena adanya saling pengertian dan kemampuan memahami kebutuhan pasangan.
Konsultan hubungan, Val Sampson mengatakan tipe hubungan yang dijalankan pasangan dipengaruhi pola asuh orangtua. “Anak-anak menyerap banyak informasi dari orangtua dan keluarganya. Karenanya perilaku seseorang saat dewasa sangat dipengaruhi pengasuhan pada masa anak-anak,” jelasnya.
Kenali tipe-tipe pasangan dan seperti apa hubungan, lalu kamu dan pasanganmu masuk tipe manakah? Simak uraiannya untuk kamu.
1. Perfeksionis.
Wanita perfeksionis biasanya memiliki standar tinggi, tidak pernah puas dengan diri sendiri maupun orang lain, suka mengambil alih sesuatu, obsesif, dan tidak ingin minta bantuan orang lain. Cocok dengan pria petualang, karena pria dengan tipe ini bisa mengajak wanita perfeksionis untuk menjalani hidup lebih santai. Namun, tidak cocok dengan pria romantis, karena apapun yang dilakukan selalu saja belum cukup memenuhi ekspektasi.
2. Penolong.
Biasanya Kamu selalu mendahului kepentingan pasangan daripada diri sendiri, pendengar yang baik, dan suka menutupi perasaan. Cocok dengan pria tegas, agar bisa mengajari untuk mengemukakan pendapatnya. Namun tidak cocok dengan pria romantis, sebab akan memanfaatkan tipe penolong untuk kepentingannya.
3. Pekerja Keras.
Kamu menilai seseorang dari kesuksesannya, tidak terlalu peka dengan perasaan orang lain, efisien, kompetitif, agak narsis, serta cenderung mengabaikan pasangannya ketika banyak pekerjaan. Cocok dengan pria petualang, agar bisa mengajak wanita pekerja keras untuk bersenang-senang. Namun tidak cocok dengan pria pengalah, wanita pekerja keras akan menganggap pria tipe ini malas dan tak punya motivasi.
4. Romantis.
Kamu yang memiliki tipe romantis cenderung emosional, ingin diperhatikan, ingin selalu dimengerti pasangan, dan agak moody. Cocok dengan pria perfeksionis, tipe ini bisa mengajarkan wanita romantis untuk lebih realistis. Namun tidak cocok dengan pria penolong, sebab akan membuat ketergantungan.
5. Pengamat.
Biasanya kamu selalu penasaran dengan berbagai hal, kadang suka menyendiri, keras kepala, tidak ingin terlihat bodoh, bijaksana, dan analitis. Cocok dengan pria petualang, agar lebih luwes, fun, dan berpikiran terbuka. Namun tidak cocok dengan pria tegas, sebab akan memancing kemarahan satu sama lain.
6. Loyalis.
Kamu menyukai hal-hal “aman”, tidak suka perubahan, insecure, tidak mudah percaya, independen, dan mudah cemas. Cocok dengan pria pendamai, bisa mengajarkan loyalis untuk menjalani hidup yang lebih santai. Namun tidak cocok dengan pria pekerja keras, karena loyalis akan merasa terlupakan
7. Petualang.
Wanita petualang menyukai kebabasan, sulit fokus dalam waktu lama, mudah bosan dalam hubungan, suka bersenang-senang, bertindak spontan, dan berjiwa pemberontak.
Cocok dengan pria pengamat, yang akan berusaha memahami wanita petualang.
Tidak cocok dengan perfeksionis, wanita petualang akan menganggap tipe ini sebagai penghalang untuk bersenang-senang.
8. Tegas.
Wanita tipe ini selalu bisa mengendalikan diri sendiri, kuat, terhindar dari kesan lemah, terus terang, sering mendominasi, percaya diri, dan protektif. Cocok dengan pria penolong, sebab bisa mengajarkan wanita tipe ini untuk lebih peduli dengan orang lain. Namun tidak cocok dengan pria pengamat karena akan timbul rasa tidak percaya.
9. Pendamai.
Para pendamai cenderung menghindari konflik. Pribadi semacam ini selalu mencoba menyatu dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Tipe ini mudah menerima, suka menyenangkan dan mendukung orang lain. Cocok dengan pria pekerja keras, wanita tipe pendamai akan makin produktif dan efisien.
10. Tipe tarik ulur.
Pasangan tipe ini mengambil dua peran secara bergantian, sebagai orang yang membutuhkan dan dibutuhkan. Jika Anda berada dalam posisi mengejar-ngejar pasangan, maka si Dia akan menjaga jarak. Sebaliknya, jika si dia berada di posisi yang mengejar Anda, maka Anda bersikap sebaliknya, karena merasa dibutuhkan.
“Satu orang pura-pura tidak peduli, namun yang satunya lagi justru menikmati kesenangan ini. Keduanya saling bergantian memainkan peran tadi. Keduanya tak ingin terlihat membutuhkan pasangannya, jelas Susan Quilliam, menambahkan pada akhirnya pasangan ini bisa berjalan sendiri-sendiri, mandiri dengan hidupnya, namun tetap berkomitmen.
12. Tipe orangtua-anak.
Pasangan ini memperlakukan satu sama lain dengan penuh perhatian seperti orangtua ke anak. “Mereka merasa bertanggungjawab untuk mengasuh pasangannya,” jelas Val Sampson. Tipe pasangan ini biasanya mulai dialami suami-istri setelah punya anak. Atau jika salah satu pasangan berada dalam posisi yang lemah, seperti sakit atau kehilangan pekerjaan.
“Pasangan yang bertindak sebagai orangtua merasa dengan memberikan perhatian, pengasuhan kepada suami atau istrinya, ia merasa memiliki tujuan hidup,” jelas Susan Quilliam. Sementara pasangan yang bertindak sebagai anak biasanya memiliki penghargaan diri yang rendah. Ia berada dalam penguasaan pasangan yang terbiasa memiliki kuasa di lingkungan pekerjaannya misalnya. “Padahal pengasuhan bukan sekadar merawat dan memperhatikan, namun juga mengontrol,” tambah Quilliam.
13. Tipe idola dan fans.
“Semuanya serba hitam putih bagi pasangan ini,” kata Quilliam. “Satu orang baik dan hebat dalam segala hal, namun satunya lagi mengaguminya,” lanjutnya.
Faktanya, pasangan ini keduanya sama-sama sukses. Namun salah satu pihak berada dalam posisi si pemberi pujian untuk meningkatkan harga diri pasangannya. Pada beberapa pasangan, orang yang berperan sebagai idola akan membesarkan hati pasangannya. Si idola akan mengatakan kepada si fans, bahwa ia takkan pernah bisa menemukan orang lain yang bisa mencintai seperti pasangannya.
Hubungan tipe pasangan ini cenderung pendek, karena keduanya tak bertumbuh. Ketika si fans tak lagi menunjukkan sikap memuja kepada si idola, maka si idola akan dengan mudah berkata “Kamu tidak menghargai saya lagi, jadi saya cari orang lain yang bisa menghargai saya,” jelas Quilliam menyontohkan.
14. Tipe pelindung.
Pasangan tipe ini selalu berbagi dalam segala hal, pendapat, hobi, bahkan pakaian. “Dua individu ini merasa nyaman dan aman karena memiliki kesamaan,” kata Susan Quilliam.
Quilliam menambahkan, bisa jadi mereka pernah disakiti dalam hubungan di masa lampau. Sehingga mereka merasa perlu untuk menemukan kesamaan dalam berbagai hal untuk mendapatkan perasaan aman.
Pasangan tipe ini sangat fokus pada satu sama lain, sehingga sulit bagi orang luar untuk masuk dalam kehidupan mereka. Mereka terkesan kompak dan akur, namun hubungan dalam pasangan ini seperti kurang bumbu.
15. Tipe dewasa.
Pasangan tipe dewasa ini menjalani hubungan yang sifatnya fungsional. Pasangan tipe ini cenderung minim konflik dan tak ambil pusing dengan perbedaan. “Mereka sensitif dan akomodatif satu sama lain. Kesannya ideal, tetapi harus diwaspadai,” jelas Quilliam.
Pasangan ini tak pernah menjalani sesuatu secara spontan atau sesuatu yang menantang. “Hubungan mereka cenderung tenang dengan sedikit gejolak,” tambahnya.
16. Dramatis.
Tipe hubungan seperti ini kerap mengalami naik-turun karena kesibukan dari kedua belah pihak. Akibatnya, quality time sering terlewati. Hubungan seperti ini rentan mengalami kerenggangan jika kamu dan si dia tidak menyikapinya secara bijak.
17. Sering dilanda masalah.
Berbagai permasalahan kerap muncul, mulai dari masalah sepele hingga yang teramat penting. Meski sering bertengkar namun kamu dan si dia selalu memiliki cara untuk menyelesaikannya. Jadikan hubunganmu lebih stabil dengan hal-hal sederhana namun romantis.
18. Senang memamerkan kemesraan.
Tipe pasangan seperti ini senang berbagi kemesraan di media sosial dan selalu ingin menunjukkan bahwa mereka adalah pasangan yang harmonis. Tapi di balik itu, kedekatan mereka terkadang terasa hambar ketika sedang bersama.
19. Terlalu memuja sang kekasih.
Selalu berusah meluangkan waktu untuk bersama dan sangat memuja kekasihnya. Jika dilihat dari luar, pasangan seperti ini terkesan mengesampingkan banyak hal dalam hidupnya, seperti pekerjaan, hobi, atau bahkan keluarga. Hal tersebut semata-mata dilakukan agar hubungannya selalu langgeng.
20. Sering bermain “petak umpet”
Pasangan ini berbanding terbalik dengan pasangan yang ada di poin nomor tiga. Kerap menyembunyikan kemesraan dari orang-orang apalagi media sosial, pasangan yang seperti ini merasa bahwa kemesraan adalah privasi mereka. (DP)
