Ibu adalah sosok yang berarti sepanjang masa. Ialah yang melahirkan kita, dengan keringat dan kesabarannya lah kita bisa tumbuh menjadi sosok-sosok yang dibanggakannya. Keberadaan Ibu di hidup seseorang merupakan anugerah yang paling indah. Terkadang walau kita masih tinggal satu atap dengannya, kita terlalu sibuk dan sering menyampingkan keberadaannya di sekitar kita. Namun, di tengah keruwetan hidup, ada momen-momen yang membuat kita rindu dengan sosok ibu.
Ketika kita jatuh sakit
Siapa yang paling pertama kali terlintas jika kita jatuh sakit? Bukan dokter, bahkan bukan pacar kita, tetapi ibu. Ialah yang pasti paling pertama panik menemukan anaknya jatuh sakit. Sampai-sampai ibu rela nggak masuk kerja hanya untuk merawat anaknya sampai sembuh. Namun seiring waktu banyak hal yang membuat kita enggan mengaku kalau kita sedang sakit. Entah itu gengsi atau memang nggak mau membuat ibu repot. Walau sudah menahan diri untuk nggak bilang kita sakit, pasti ujung-ujungnya kita mengaku juga. Mengaku kita butuh sosoknya di samping kita. Karena tak dapat dipungkiri, perhatian serta kehangatannya lah yang membantu kita sehat kembali.
Mendengar bahwa kita memiliki kemiripan dengan ibu
Beberapa orang lahir mewarisi wajah yang mirip dengan ibunya. Saat kita kecil pun, kita sering mendengar bahwa kita adalah versi kecil dari ibu kita. Ketika ada orang yang mengatakan bahwa kita mirip dengan ibu, kita pasti langsung teringat dengan wajah ibu. Apa ya sudah besar begini wajah kita masih memiliki kemiripan dengan ibu? Selain kemiripan fisik, ada juga kemiripan lain yang bersifat kasat mata. Selera makan, hobi, bahkan kebiasaan kita bisa saja menjiplak ibu. Hal ini tak bisa dipungkiri karena ibu adalah sosok yang kita lihat setiap hari. Dan ketika ada orang yang tak sengaja menunjuk kebiasaan kita yang mirip dengan ibu, kita kadang tak bisa mengelak,
“Ah, memang buah nggak jatuh jauh dari pohonnya.”
“Kamu seperti ibumu saat masih muda”
Melihat anak-anak berjalan dengan ibunya
Ingat kah kamu saat masih kecil, sering sekali berpergian dengan ibu. Entah pergi ke pusat perbelanjaan atau bahkan tradisional. Seiring waktu, kebiasaan itu semakin berkurang karena kesibukan kita. Melihat anak-anak yang bergandeng tangan saat belanja dengan ibunya, pasti kenangan saat kalian pergi bersama dulu muncul dengan sendirinya. Apa saja yang kita lakukan dengan ibu saat berbelanja, makanan kesukaannya di tempat-tempat tertentu, tempat belanja favoritnya dan lain-lain. Selain rasa kangen pergi dengan ibu, kita lalu sadar sudah berapa lama kita nggak pergi jalan-jalan dengannya.
Nggak sengaja mendengar lagu kesukaannya
Waktu kita kecil, ibu sering memutar lagu kesukaannya. Ketika suasana hatinya sedang cerah pun ia nggak segan bersenandung lagu kesukaannya. Walaupun kita nggak begitu memperhatikannya, pasti setidaknya kita hafal entah itu melodi atau lirik lagunya. Suatu ketika, kita mendengar lagu kesukaannya secara tidak sengaja. Memori ibu yang sedang menikmati lagu kesukaannya otomatis berputar di kepala kita. Sampai-sampai raut wajah bahagianya ketika bernyanyi lagu kesukaannya pun bisa kita bayangkan dengan jelas.
Mendengar lagu tentang ibu
Klasik memang ketika mendengar lagu tentang ibu salah satunya lagu Melly Goeslaw kita langsung teringat dengan ibu. Padahal lagu Bunda sendiri termasuk lagu yang sudah lama. Namun mendengar alunan melodi lagunya yang pelan dengan lirik lagu yang to the point jelas-jelas mengapresiasikan betapa cintanya Melly terhadap sang Bunda, kita tak bisa mengelak untuk ingat dengan ibu kita sendiri. Melly Goeslaw memang bisa menuturkan seberapa besar rasa sayangnya terhadap ibunya. Bagaimana dengan kita? apakah kita sudah menunjukan rasa sayang kita pada ibu?
Melihat foto masa kecil
Ibu selalu ingin merekam pertumbuhan buah hatinya maka sedari kita masih kecil. Ia rela menghabiskan rol-rol film untuk menangkap momen-momen berharga kita. Kadang fotonya kita sendiri, ada juga foto bersamanya. Saat kita melihat foto kita dengannya pasti kenangan pada saat foto itu diambil bermunculan. Di sinilah bukan hanya kita rindu pada sosok kita dulu, tapi juga sosok ibu. Manusia berubah, kita berubah, ibu juga berubah. Kita mungkin rindu dengan bagaimana saat kita kecil, untuk bahagia itu sederhana. Salah satunya dengan menghabiskan waktu dengan ibu.
Waktu adalah musuh manusia yang mungkin tidak ada cara yang pasti untuk mengalahkannya. Terkadang waktu begitu jahat hingga tega memisahkan kita dengan orang-orang yang kita cintai, termasuk ibu. Mari luangkan waktu untuk ibu kita sebelum waktu keburu mendahului kita dan hanya penyesalan yang tertinggal. (AH)
“God could not be everywhere and therefore he made Mothers.”- Anonymous
Tuhan tak bisa ada dimana-mana sekaligus, karena itu lah Ia menciptakan Ibu.