Mengonsumsi Jamu Bisa Redakan Gejala Covid-19, Benarkah?

Mengonsumsi Jamu Bisa Redakan Gejala Covid-19, Benarkah?
jovee.id

Seruni.id – Kekayaan Indonesia berlimpah ruah, tak hanya dalam budaya maupun kekayaan alam, tetapi juga olahan dari kekayaan alam itu sendiri. Salah satunya yaitu jamu, yang manfaat sudah tersohor sebagai ramuan tradisional.

Mengonsumsi Jamu Bisa Redakan Gejala Covid-19, Benarkah?
halodoc.com

Jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang menggunakan bahan atau ramuan yang berasal dari tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, atau campuran dari bahan tersebut yang sudah turun temurun digunakan sebagai sarana pengobatan.

Bahkan, digadang-gadang, ramuan tradisional ini bukan hanya dapat menyembuhkan beberapa penyakit saja. Kabarnya, dengan mengonsumsi secara rutin, dapat meningkatkan imunitas tubuh, loh. Benarkah demikian?

Sebagaimana yang dikutip dari laman resmi Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) menyebutkan, bahwa jamu atau obat tradisinal tidak bisa menggantikan kebutuhan vaksin Covid-19.

“Jamu (obat tradisional) ini adalah untuk komorbit dari Covid-19, artinya bisa dipergunakan untuk meringankan gejala-gejala penyerta,” ujar Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes Kemenkes) Akhmad Saikhu.

Jadi, apa sih sebenarnya kegunaan jamu untuk penderita Covid-19? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini, ya!

Vaksin adalah Satu-satunya Obat untuk Covid-19

Walupun jamu sangat baik untuk kesehatan tubuh karena terbuat dari bahan-bahan alami, namun ramuan tradisional tersebut tidak dapat digunakan sebagai obat utama. Jadi, satu-satunya obat yang dapat mencegah penyakit menular adalah vaksin.

Hal ini karena vaksin dapat memberikan pertahanan pada tubuh dan perlindungan dari berbagai penyakit atau infeksi yang berbahaya seperti Covid-19 ini. Sehingga, ramuan tradisional seperti jamu, hanya digunakan untuk meringankan gejala penyertanya saja.

“Jamu (obat tradisional) ini adalah untuk komorbit dari Covid-19, artinya bisa dipergunakan untuk meringankan gejala-gejala penyerta,” ujarnya pada Agustus 2020 lalu melalui Youtube BNPB.

Ia menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan obat tradisional terdiri dari tiga kategori yaitu jamu, obat herbal terstandarisasi dan fitofarmaka.

Jamu Hanya Salah Satu untuk Meringankan Gejala Penyerta Covid-19

Sebagaimana yang disebutkan oleh Akhmad Saikhu, obat tradisional yang dimaksud tidak bisa sembarangan. Sebab, obat-obatan tersebut harus memenuhi syarat tertentu, salah satunya seperti tidak menimbulkan efek samping dan tidak mengganggu fungsi hati ataupun ginjal.

Balitbangkes Kemenkes sendiri sudah mengeluarkan daftar ramuan jamu yang dapat dikonsumsi secara langsung sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan.

Disarankan Meningkatkan Konsumsi Jamu Selama Pandemi

Selain itu, ia juga mengimbau agar seluruh masyarakat mengonsumsi jamu secara rutin. Hal ini dilakukan guna meningkatkan daya tahan tubuh atau meringankan gejala penyakit. Karena dengan adanya daya tubuh yang kuat, kita tidak akan mudah terserang suatu penyakit ataupun virus.

“Takaran (obat herbal) juga bisa ditingkatkan untuk masa-masa Covid ini. Tapi nanti kalau sudah selesai ya kembali ke dosis-dosis awal,” jelasnya.

Jika Dirasa Bermanfaat untuk Daya Tahan Tubu, Bisa Terus Dikonsumsi

Banyak masyarakat kita, yang kerap mengandalkan resep turun-temurun dari keluarga untuk membuat ramuan tradisional. Misalnya, daun seledri, daun pegangan, daun kumis kucing, rimpang temulawak, rimpang kunyit, dan herbal menira untuk mencegah hipertensi ringan.

Lalu, untuk mencegah gula darah tinggi, racikan herbalnya berupa daun salam, daun sambiloto, kulit kayu manis, dan rimpang temulawak.

“Dari beberapa ramuan-ramuan yang ada di masyarakat ini sudah kami teliti, kita buktikan dengan data-data ilmiah, data keamanan dan manfaatnya, cukup aman dan bisa dikonsumsi masyarakat dengan dosis tertentu,” ujar Saikhu.

Obat herbal memiliki berbagai manfaat untuk tubuh dan bahannya mudah ditemukan. Ia juga mengungkapkan bahwa sepanjang jamu ini bisa meningkatkan daya tahan tubuh atau meringankan gejala penyakit maka bisa terus dikonsumsi. Tak heran, jika hingga kini jamu masih tetap berkembang dan tetap eksis di Indonesia.

Itulah tadi fakta jamu yang disebut dapat menjadi obat Covid-19 dan sempat beredar di masyarakat. Sebagai pembaca, tentunya kita harus selalu waspada terkait kabar yang beredar, ya. Lebih baik kita mencaritahu terlebih dahulu.

Baca Juga: 8 Tanda Sistem Imun Tubuh Sedang Menurun

Jadi pada intinya, yang dapat mencegah kita dari virus Corona adalah vaksin. Namun, sebelum vaksin tersebut belum beredar di masyarakat, sebaiknya kita tetap menaati protokol kesehatan, ya. Caranya mudah sekali, hanya dengan 3 M yaitu, menggunakan masker, mencuci tangan sesering mungkin, dan tentunya menjaga jarak. Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kita semua.