PERLU diketahui bagi Anda yang sudah menikah, bahwa membina sebuah rumah tangga bukanlah langkah mudah. Bahkan pernikahan yang terbaik pun akan mengalami kejenuhan kalau tidak dihangatkan. Mempertahankan pernikahan agar terus berjalan langgeng dan harmonis bukanlah semudah membalikkan telapak tangan. Komunikasi yang baik, menurut sejumlah pakar, merupakan resep jitu dalam menghangatkan pernikahan.
Menurut Jennifer Wider, M.D, pasangan suami istri yang hidup bahagia bisa terlihat dari jenis aktivitas yang dilakukan bersama-sama. Berikut tiga kegiatan yang sering dilakukan banyak pasangan suami istri yang hidup bahagia serta saling mencintai.
1. Berdoa dan meditasi
Berdoa, beribadah, dan meditasi membuat detak jantung Anda bergerak lebih tenang. Anda akan merasakan nyaman dan damai.
Wider mengatakan bahwa pasangan yang berdoa atau beribadah bersama-sama memiliki ikatan emosional yang kuat. Sebab, hubungan makhluk dengan Tuhannya merupakan sesuatu yang personal. Jadi, jika Anda melakukannya bersama pasangan, maka Anda dan suami ingin selalu bersama baik saat beraktivitas duniawi maupun religi.
2. Masak
Aktivitas memasak itu sangatlah romantis dan menenangkan. Memasak membutuhkan kolaborasi yang seimbang dan saling mengisi. Sebab, memasak bukanlah sekadar mengolah makanan, tetapi ada seni dalam proses pengerjaannya.
3. Liburan
Berjalan-jalan dengan pasangan tak hanya bertandang ke tempat baru dan mengeksplorasi bersama, melainkan memanfaatkan waktu untuk lebih saling mengenal.
Selain aktifitas tersebut, sebagaimana dikutip dari situs psychologytoday.com, ada hal lain yang bisa jadi perhatian untuk para pasangan yang ingin hubungannya kembali hangat.
4. Hangatkan hal-hal kecil
Buatlah paling tidak dua komentar positif tiap hari. Ingat pujilah dia terhadap hal-hal yang spesifik, seperti : “Aku suka ketika kamu sangat lucu melontarkan lelucon pada pertemuan kemarin. Tapi ingat juga jangan terlalu mengumbar pujian, karena itu juga tak sehat.
5. Berdamai dengan kritikan
Banyak pasangan yang bisa saling mengkritik di awal pernikahan. Tapi seiring waktu, kritikan tersebut justru membuat arlegi. Maka berhati-hatilah terhadap lidah Anda, meski Anda mencoba bersikap jujur. Ketika Anda membuat kritik, buatlah maksimal dalam tiga kalimat atau kurang. Ingat, tidak ada yang bisa bertahan dalam sebuah pernikahan jika mereka merasa lebih banyak dikritik daripada dipuja.
6. Atasi LDD (Listening Deficit Disorder)
Wholehearted Listening atau mendengar sepenuh hati adalah hadiah spiritual terbesar yang bisa Anda berikan ke pasangan. Turunkan pembelaan diri dan dengarlah hanya untuk memahami, tanpa memotong, mengkoreksi fakta atau membalas cerita dia. Simpan pembelaan Anda untuk percakapan lainnya.
7. Tetaplah fokus terhadap diri sendiri
Terhubung dengan teman dan keluarga, mengejar keingan pribadi dan menjadi pelayan bagi orang lain, adalah sebuah tugas yang membutuhkan tenaga dan pikiran ekstra. Jika energi utama Anda tidak diarahkan untuk kehidupan Anda sendiri sebaik mungkin, maka Anda akan berakhir hanya terlalu fokus untuk mengkhawatirkan pasangan.
8. Meminta maaf
Sebuah aktivitas yang sulit, tapi bisa menyelamatkan pernikahan Anda. Anda bisa menyatakan : “Maafkan saya karena terlibat dalam masalah,” meski mungkin Anda hanya patut disalahkan dari 25 persen penyebab masalah ini terjadi.
9. Perhatikan hal-hal kecil
Jika Anda bilang Anda akan melakukan, maka lakukanlah. Sebab apa yang Anda ucapkan dan janjikan berkontribusi dalam sehatnya hubungan dengan pasangan. Maka jangan tidak melakukan aktivitas rumah tangga hanya karena Anda mengucap janji di depan orang lain, lalu di kala sendiri Anda malas melakukannnya.
10. Hentikan sikap emosional
Waktu Anda dalam kondisi setres, jangan menekan siapapun. Jika Anda membuat jarak, maka pasangan Anda akan membuat jarak yang lebih jauh lagi. Itu adalah hukum dasar dalam Ilmu Fisika. Maka, ketika marah, jangan terlalu fokus terhadap pasangan, melainkan pada rencana kehidupan Anda sendiri. Boleh saja membuat saling menjauh, tapi ingat hanya untuk memberi ruang untuk bernafas saja. Setelah reda, segera perbaiki perterngkaran Anda.
11. Ucapkan dengan kalimat yang lebih pendek
Pertengkaran dengan kalimat yang panjang dan bertele-tele apalagi mengulang-ulang justru tak akan membuat pasangan mengerti. Sebab terkadang, penyebab rasa sakit hati adalah ucapan yang berkepanjangan dan tekanan dalam suara Anda. Solusinya adalah perlambat pidato Anda dan pelankan volumenya dan rendahkan intensitas.
12. Tahu batasan prinsip Anda
Bersikap fleksibel dalam menyatakan dua kepala dan hati yang berbeda memang diperlukan. Tapi bukan berarti mengubah nilai-nilai yang Anda hargai, kepercayaan dan prioritas hidup. Pernikahan Anda akan berlangsung pendek jika Anda tak memiliki keyakinan terhadap diri sendiri. (DP)