KETIKA ijab-kabul sudah terucap, resepsi pernikahan sudah tergelar, dan nama depan Anda pun berubah dengan titel ‘Nyonya’, mengapa Anda masih ragu dengan pilihan hati? Hati Anda seperti masih menerka-nerka apakah ia orang tepat untuk menjadi pasangan hidup.
“Cepat atau lambat, akan ada waktunya di setiap hubungan ketika Anda berbaring di tempat tidur, bercinta, mendapati seseorang yang ada di sisimu dan berpikir ini semua kesalahan yang mengerikan,” ujar Terrence Real, terapis keluarga di Boston, Amerika, seperti dilansir psychology today.
Hal yang menyebabkan timbulnya perasaan negatif adalah romantisme pernikahan itu sendiri. Konsep tentang pernikahan ala Cinderella yang melahirkan ide tentang yang hanya ada satu untuk setiap dari kita. Sehingga ketika menjumpai ketidakbahagiaan di dalam pernikahan, pasanganlah yang sepatutnya dipersalahkan.
Di kehidupan nyata, menikah berarti menemukan banyak realitas, terutama tentang pasangan. Kekasih yang kita cintai karena pintar dan baik, ternyata hanya penggila permainan daring atau penggila bola.
“Ketergila-gilaan pun (pada akhirnya) memudar pada setiap orang,” kata Meinecke, penulis buku Everybody Marries the Wrong Person.
“Anda lalu jadi fokus pada kesalahan mereka. Mereka harus mengerti tentang hal-hal apa saja yang harus diubah (untuk bisa membahagiakan Anda),” imbuhnya.
Pertanyaan ini bisa terjawab jika dia memiliki ciri-ciri yang dikutip dari aboutrelationship.com berikut. Perhatikan baik-baik agar terjawab semua galau di hati.
1. Kejujuran
Anda tahu tidak salah memilih pasangan jika ia percaya pada Anda. Ia tidak kepomemeriksa semua akun sosial, ponsel, dan email Anda. Ia juga tidak mengisolasi Anda dari lingkungan pertemanan dan keluarga yang Anda sayangi.
2. Kasih sayang
Anda tahu tidak salah memilih pasangan jika ia menyatakan sayang setiap harinya. Bukan hanya lewat ucapan, tapi lewat perbuatan. Ia juga rela menghabiskan waktu bersama Anda hanya untuk sekadar mengobrol, berkirim kabar, mendengarkan keluh-kesah, dan sabar ketika Anda meledak dalam emosi. Malah kadang ia mencium dan memeluk Anda tanpa alasan yang jelas.
3. Dukungan emosional dan intelektual
Anda tahu tidak salah memilih pasangan jika merasakan dukungan emosional dan intelektual yang kuat. Ingatlah pasangan yang baik mau orang yang disayangnya sehat secara emosional dan bisa mandiri. Dengan kata lain, bersamanya Anda merasa percaya diri, aman, dan terlengkapi. Sebaliknya, Anda salah memilih pasangan ketika ia hanya mementingkan dirinya sendiri, rajin mempermalukan Anda sekaligus sangat kritis.
4. Tata-krama dan kesopanan
Anda tahu tidak salah memilih pasangan jika merasakan kesopanan darinya. Ia tidak keberatan membukakan pintu, membawakan tas Anda, dan mengucap ‘terima kasih’ tiap kali Anda berbuat baik. Tapi ingat, terapkan juga norma-norma kesopanan untuknya.
5. Hubungan intim yang setara
Anda tahu tidak salah memilih pasangan bila memandang hubungan suami-istri dalam level yang setara. Jika libido Anda berbanding jauh, bisa menjadi salah satu resep pudarnya indah pernikahan.
6. Cita-cita dan tujuan
Anda tahu tidak salah memilih pasangan jika memiliki tujuan dan cita-cita hidup yang sama. Bilapun berbeda, ia bersedia kompromi dan membicarakannya bersama Anda dalam posisi seimbang dan pemikiran yang dewasa.
Perlu diketahui, bahwa jatuh cinta kepada pasangan bukanlah hal yang sulit. Jatuh cinta merupakan hal yang sangat alami dan pengalaman yang begitu spontan. Ngga perlu berbuat apapun. Makanya dikatakan “jatuh” cinta!
Orang yang sedang kasmaran kadang mengatakan “aku mabuk cinta” Bayangkan eksprisi tersebut! Seakan-akan anda sedang berdiri tanpa melakukan apapun lalu tiba-tiba sesuatu datang dan terjadi begitu saja pada anda.
Jatuh cinta itu mudah. Sesuatu yang pasif dan spontan. Tapi? Setelah beberapa tahun perkawinan, gempita cinta itu pun akan pudar, perubahan ini merupakan siklus alamiah dan terjadi pada SEMUA ikatan. (DP)
