Tanda-tanda Penyakit Ain dalam Pandangan Islam

Tanda-tanda Penyakit Ain dalam Pandangan Islam
muslima.hops.id

Seruni.id – Tak sedikit dari kita mungkin sudah mengetahui tentang penyakit ain. Penyakit yang tak terlihat secara fisik, tetapi sangat membahayakan bagi penderitanya. Meski tak terlihat, kita bisa mengetahui tanda-tanda penyakit ain. Penyakit non medis ini, diyakini sebagai dampak negatif yang muncul akibat pandangan kagum atau takjub yang disertai dengan perasaan iri dan dengki dari seseorang. Lantas, apa saja tanda penyakit ain? Mari simak pengertian serta tanda-tadanya berikut ini:

Apa itu Penyakit Ain?

Tanda-tanda Penyakit Ain dalam Pandangan Islam
kumparan.com

Ain memiliki beberapa pengertian. Salah satu di antaranya adalah yang dilansir oleh NU Online sebagai berikut:

والعين نظر باستحسان مشوب بحسد من خبيث الطبع يحصل للمنظور منه ضر

Artinya: “Ain adalah pandangan kagum atau takjub disertai dengan rasa iri dengki dari seseorang yang memiliki tabiat buruk yang mengakibatkan adanya bahaya pada orang yang dilihatnya,” (Syekh Ibu Hajar al-‘Asqalany, Fath al-Bari, juz 10, halaman 200).

Meskipun begitu, ain tidak selalu berkaitan dengan perasaan dengki. Ain juga dapat diartikan sebagai pandangan kagum dari seseorang yang tidak memiliki rasa dengki, tetapi pandangan kagum tersebut tidak diiringi dengan zikir dan pujian kepada Allah SWT.

 

Asal Mula Penyakit Ain

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, penyakit ain tidak datang dengan sendirinya. Hal ini bersumber dari pandangan kagum dari seseroang. Ain bukanlah penyakit baru, ain sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW.

Meskipun banyak yang membantahnya, namun ain adalah fenomena yang nyata dan telah terjadi. Jika ada yang mengatasi atau melebihi takdir yang telah ditentukan, itu dapat dikategorikan sebagai ain. Rasulullah SAW pernah bersabda,

العين حق، ولو كان شيء سابق القدر سبقته العين

Artinya: “Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ain itu yang bisa,” (HR. Muslim no. 2188)

Apa yang membuat penyakit ini menjadi sangat mengerikan adalah bahwa ain bisa mendahului kematian seseorang. Hal ini sebagaimana dengan hadis yang diceritakan oleh Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, dimana Rasulullah SAW bersabda.

أكثرُ مَن يموت بعدَ قضاءِ اللهِ وقَدَرِهِ بالعينِ

Artinya: “Sebab paling banyak yang menyebabkan kematian pada umatku setelah takdir Allah adalah ain.” (HR. Al Bazzar dalam Kasyful Astar [3/404], dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih Al Jami’ no. 1206)

 

Ain Tidak Hanya Menimpa Makhluk Hidup

Tahukah kamu? Rupanya penyakit ain tidak hanya terjadi pada manusia atau makhluk hidup saja. Ain juga bisa terjadi pada benda-benda mati. Para ulama mengatakan, bahwa benda mati bisa terkena ain. Ain pada benda mati bisa menyebabkan benda-benda tersebut rusak atau hancur secara tiba-tiba. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah berdoa,

اللهم إني أسألك العفو والعافية في ديني ودنياي وأهلي ومالي

Artinya: “Ya Allah, aku meminta ampunan dan keselamatan pada agamku, duniaku, keluargaku, dan hartaku.” (HR. Abud Daud no. 5074, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud)

Adapun ayat yang menjadi dalil bahwa benda mati atau harga bisa terkena ain sekaligus diperbolehkannya ruqyah terhadapnya adalah sebagai berikut:

“Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu, ‘MasyaAllah laa quwwata illa billah’, sekiranya kamu anggap aku lebih lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan,” (Q.S Al Kahfi: 39)

Dari hadis dan penjelasan tersebut, Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan bahwa sebagian salaf mengatakan jika seseorang yang kagum pada harta, keadaan, atau kepada anaknya, hendaknya ia mengucapkan maa syaa Allah, laa quwwata illaa billaah.

 

Tanda-tanda Penyakit Ain

Setelah memahami definisi penyakit ain, penting untuk mengenali ciri-ciri utamanya. Ciri yang paling mencolok adalah perubahan dari keadaan sehat menjadi tidak sehat, dengan efek yang bervariasi, seperti penyakit, kesialan, atau bahkan kematian. Menurut Syaikh Abdul Azi As-Sadhan, berikut tanda-tadanya:

  • Sakit kepala yang berpindah-pindah.
  • Wajah menjadi pucat
  • Sering buang air kecil.
  • Nafsu makan yang menurun.
  • Mati rasa.
  • Panas atau dingin di anggota tubuh.
  • Detak jantung lebih cepat bahkan tidak beraturan.
  • Rasa sakit yang berpindah dari bawah punggung dan bahu.
  • Bersedih dan merasa sempit atau sesak di dada.
  • Berkeringat di malam hari.
  • Perilaku dan emosi yang berlebihan.
  • Rasa kebencian yang tidak wajar.
  • Sering bersendawa.
  • Menguap atau terengah-engah.
  • Kerap menyendiri dan suka mengasingkan diri.
  • Diam atau malas bergerak.
  • Senang atau terlalu banyak tidur.
  • Adanya masalah kesehatan tertentu tanpa ada sebab medis yang diketahui.

Walaupun demikian, tidak semua ciri di atas sudah pasti ain. Penyakit sebenarnya adalah hasil dari izin Allah SWT. Kewajiban kita adalah mencari penyembuhan sesuai dengan petunjuk-Nya dan tindakan yang sesuai dengan sunah Rasulullah SAW.

 

Cara Mencegah Ain

Penyakit ain bisa diderita oleh siapa saja. Tetapi ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah hal tersebut. Berikut caranya:

  • Selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
  • Rutin berzikir setiap hari dan berdoa untuk diri sendiri dan anak-anak kit agar terhindar dari orang hasad.
  • Sering membaca Tri-Qul (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas).
  • Menghindari sikap suka pamer dan berhias diri. Hendaknya kita memiliki sikap tawadhu (rendah hati).
  • Hindari menyebut kesuksesan, kekayaan, dan kebahagiaan keluarga. Hal ini bisa menyebabkan orang lain kagum berlebihan bahkan bisa menimbulkan iri hati.
  • Membaca zikir, seperti zikir pagi dan petang.
  • Ketika melihat sesuatu yang menakjubkan, hendaknya kamu berdoa untuknya dengan mengatakan barakallahu fik.
  • Selain itu, kamu juga bisa membaca doa yang biasa diucapkan Rasulullah SAW untuk meminta perlindungan untuk Hasan dan Husain, yaitu:

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

“Audzu bi kalimaatillahit taammati min kulli syathanin wa haammatin wa min kulli’ainin laammatin”

Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan, binatang yang beracun, dan ain yang menyakitkan,” (HR. al-Bukhari, no. 3371).

 

Cara Mengobati Penyakit Ain

Jika sudah terkena penyakit ain, langkah pertama yang sebaiknya diambil adalah menjaga kesabaran. Setelah itu, kamu dapat melakukan beberapa tindakan sesuai dengan sunah Rasulullah SAW untuk mengobati penyakit ain. Berikut beberapa cara yang bisa ditempuh.

1. Mandi Menggunakan Air Bekas Mandi Orang yang Menyababkan Ain

Jangan tersinggung ketika seseorang memintamu untuk mandi. Pasalnya, kemungkinan orang tersebut merasa terkena ain darimu. Mandi dengan menggunakan air bekas mandi orang yang diduga menjadi penyebab penyakit ain bisa menjadi salah satu upaya untuk mengobati penyakit ain dalam diri seseorang. Namun, langkah bisa kamu lakukan ketika kamu sudah mengetahui secara pasti bahwa orang tersebut yang menyababkan ain.

Hal ini sebagaimana hadis dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhum, Nabi SAW bersabda,

“Ain itu benar adanya. Andaikan ada perkara yang bisa mendahului takdir, maka itulah ain. Maka jika kalian mandi, gunakanlah air mandinya itu (untuk memandikan orang yang terkena ain).” (HR. Muslim no. 2188)

 

2. Mandi dengan Air Bekas Wudhu Orang yang Menyebabkan Ain

Selain menggunakan air bekas mandi, kamu juga bisa menggunakan air bekas wudhu dari orang yang menyebabkan ain. Ini juga pernah terjadi di zaman Rasulullah SAW. Dalam sebuah riwayat, Sahl bin Hunaif sakit seketika saat ‘Amir bin Rabi’ah melihat dan memuji indah Sahl. Kemudian, air bekas wudhu ‘Amir disiramkan kepada Sahl, kemudian Sahl pun kembali sehat.

 

3. Ruqyah Syar’iyyah

Jika tidak mengetahui secara pasti siapa orang yang menyababkan ain, makan diperbolehkan untuk melakukan ruqyah sayar’iyyah. Di antara doa yang digunakan untuk meruqyah orang yang terkena ain adalah doa yang ada dalam hadis Aisyah radhiallahu’anhu. Beliau berkata:

Ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam merasakan sakit, malaikat Jibril meruqyahnya dengan doa berikut,

باسْمِ اللهِ يُبْرِيكَ، وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إذَا حَسَدَ، وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ

“Bismillahi yubriik, wa min kulli daa-in yasyfiik, wa min syarri haasidin idza hasad, wa syarri kullii dzii ‘ainin,”

Artinya: “Dengan nama Allah yang menyembuhkanmu. Ia menyembuhkanmu dari segala penyakit dan dari keburukan orang yang hasad dan keburukan orang yang menyebabkan ‘ain” (HR. Muslim no.2185).

Tak selalu membaca doa tersebut, kamu juga bisa membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Sungguh Al-Qur’an merupakan obat untuk penyakit hati, jiwa, maupun fisik.

Baca Juga: 10 Solusi Mengatasi Depresi Menurut Islam

Dalam Islam, penyakit tersebut dianggap sebagai salah satu bentuk gangguan gaib yang dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang. Penting bagi umat Muslim untuk menjaga diri mereka dari irikan atau pandangan yang penuh hasrat, serta mencari perlindungan dari Allah SWT dalam menjaga kesehatan mereka. Meskipun tanda-tanda penyakit ini bisa beragam, kesadaran akan gejala-gejala ini dapat membantu dalam mengambil langkah-langkah pencegahan atau pengobatan yang sesuai dalam pandangan Islam.