13 Cara Mendidik Anak Menurut Islam

13 Cara Mendidik Anak Menurut Islam

Seruni.id – Cara mendidik anak menurut Islam perlu diketahui oleh setiap umat Islam. Khususnya bagi para pasangan muda yang hendak memiliki anak. Sebab, cara mendidik anak akan sangat berpengaruh kepada akhlak dan masa depan sang anak.

13 Cara Mendidik Anak Menurut Islam

Berikut Seruni telah merangkum beberapa cara mendidik anak dalam Islam sesuai umur. Harap disimak baik-baik, ya.

1. Memperdengarkan Al-Qur’an Secara Rutin

Mendidik anak dimulai sejak ia masih di dalam kandungan. Caranya yaitu dengan memperdengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Dengan memperbanyak mengaji ketika hamil hingga buah hati lahir dapat membawa ketenangan dan keberkahan. Selain itu, juga akan membuat anak terbiasa dengan firman Allah SWT.

Apalagi, dalam diri anak yang masih suci, akan membuatnya lebih mudah menyerap ajaran-ajaran baik. Bahkan, jika ia sudah bisa berbicara dan rutin diajarkan mengaji, maka kelak ia besar bukan tidak mungkin untuk menjadi penghafal Al-Qur’an.

2. Mengajarkan Dasar-dasar Islam

Selain memperdengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an, sebagai orangtua juga perlu mengajarkannya tentang dasar-dasar Islam untuk bekalnya kelak. Dalam kitab Al-Amali dari Imam Al-Baqir dan Imam ash Shadiq, mengatakan mengenai tahap awal mengenalkan anak pada Sang Pencipta.

Cara mendidik anak menurut Islam berdasarkan umur 3 tahun dimulai dengan mengajarkannya kalimat tauhid “Lailla Ha Illallah” sebanyak 7 kali. Kemudian ketika menginjak usia 3 tahun 7 bulan, ajarkan ia kalimat “Muhammadar Rasulullah”. Hal ini berdasarkan H.R Ibnu Abbas, sebagai berikut:

“Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat Lailaha-illaallah. Dan saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, Lailaha-illallah. Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya Lailah-illallah, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya”.

3. Mengajarkan Shalat dan Berikan Contoh Nyata

Shalat merupakan pondasi utama bagi umat Muslim dalam menjalankan kehidupan. Sehingga mengajarkan anak untuk shalat, hukumnya wajib bagi para orangtua. Ajarkan sejak anak masih usia balita, mulai dari yang simpel terbelih dahulu, seperti cara berwudhu dan shalat secara runtut. Meskipun urutan gerakannya mungkin saja masih saja, tak mengapa. Teruslah berikan contoh yang baik secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, baik ketika wudhu dan shalat.

Dengan begitu, perlahan-lahan anak akan mengikuti dan terbentuklah kebiasaan wudhu dan shalat yang benar. Hal ini karena anak-anak masih dalam masa emas, sehingga mereka akan mudah menyerap seluruh pembelajaran. Mengajarkan shalat pada anak telah tertuang dalam sebuah hadis berikut,

“Suruhlah anak-anakmu shalat ketika berumur tujuh tahun, pukullah mereka jika meninggalkannya setelah berumur sepuluh tahun dan pisahkan tempat tidurnya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

4. Mengajarkan Tentang Tauhid

Cara mendidik anak menurut Islam berikutnya adalah dengan mengajarkannya tentang tauhid. Cara ini sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, melalui adzan dari sang ayah atau kakeknya.

“Dari Abu Dawud dan Tirmidzi Aku telah melihat Rasulullah SAW mengadzankan Al-Hasan bin Ali pada telinganya saat dilahirkan oleh Fatimah dengan adzan seperti adzan shalat.” (HR. Tirmidzi).

5. Mengajarkan Puasa

Puasa adalah rukun Islam ketiga yang wajib dijalankan oleh seluruh umat Muslim. Maka dari itu, sebagai orangtua juga perlu mengajarkan puasa pada anak sejak usia dini. Namun, sebelumnya, mulailah dengan menjelaskan pengertian puasa. Di mana puasa adalah ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari rasa haus, lapar, dan hawa nafsu lainnya, mulai dari terbit matahari hingga terbenam.

Lantas, kapan sih waktu yang tepat untuk mengajarkan anak perpuasa? Orangtua bisa memulai saat anak berusia 6 tahun. Si kecil dapat memulai puasanya dengan latihan, yaitu berpuasa setengah hari. Jadi, anak dapat berbuka atau membatalkan puasanya sewaktu adzan dzuhur. Kemudian, melanjutkan puasa lagi hingga adzan maghrib berkumandang.

Banyak keluarga di Indonesia yang menerapkan cara ini untuk mengenalkan anak pada puasa. Dan hasilnya pun cukup baik, cara ini memberikan gambaran mengenai puasa pada anak. Dengan belajar berpuasa sejak dini, anak-anak akan terbiasa dan mampu menjalankan puasa secara penuh saat bulan Ramadan. Selain berlatih puasa, jelaskan anak mengenai keutamaan puasa beserta dalilnya. Beri tahu juga manfaat dalam Islam dan dari segi kesehatan.

6. Memberi Nama Panggilan yang Baik

Cara mendidik anak menurut Islam berikutnya yakni dengan memberikan nama panggilan yang baik. Biasanya orangtua akan memberikan nama terbaik untuk anaknya, dimana nama tersebut mengandung doa demi masa depan sang buah hati. Bentuk cinta terhadap anak, bukan hanya dari segi perhatian dan kasih sayangnya saja, namun juga melalui nama panggilannya. Dalam sebuah hadis dikatakan,

“Hormatilah anak-anakmu dan perhatikanlah pendidikan mereka karena anak-anakmu sekalian adalah karunia Allah kepadamu” (HR Ibnu Majah).

7. Membacakan Kisah Nabi Sebagai Suri Tauladan

Anak-anak harus mengetahui kisah Nabi sebagai suri tauladan sejak ia masih kecil. Hal ini bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan memberi contoh atau suri taudalan yang baik bagi sang buah hati. Ada beragam kisah Nabi, Rasul, maupun sahabatnya yang bisa kamu ajarkan kepada anak. Dengan membacakan kisah tersebut, setidaknya dapat membentuk buah hati menjadi pribadi yang lebih baik pada masa yang akan datang. Selain itu, anak pun akan menerapkan nilai-nilai baik sesuai syariat Islam dalam kehidupannya.

8. Membiasakan untuk Ucapan Salam

Membiasakan untuk mengucapkan salam adalah salah satu cara mendidik anak menurut Islam yang perlu orangtua perhatikan. Perlu diketahui, salam merupakan bentuk doa kepada orang lain. Kata “Assalamualaikum” yang biasa diucapkan sebagai salam ini memiliki arti, “Semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa.” Biasakanlah anak untuk mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang lain.

Memberikan salam adalah salah satu bentuk sopan santun. Selain mengucapkan salam, ajarkan pula anak untuk menjawab salah. Sebab, menjawab salam merupakan kewajiban. Dengan kata “Wa’alaikumsalam”. Jawaban salam juga berarti mendoakan karena berarti, “Dan semoga keselamatan terlimpah juga kepadamu/kalian.”

9. Membiasakan Bersikap Sederhana

Rasulullah merupakan suri tauladan yang memiliki sikap sederhana. Meskipun beliau memiliki kekuasaan untuk memimpin umat Muslim, tetapi beliau tidak pernah mengandalkan kekuasaan tersebut untuk mengambil keuntungan pribadi. Bahkan, ketika lapar saja, beliau lebih memilih untuk menahannya, bukan meminta dilayani.

Oleh sebab itu, ajarkan pula kepada anak-anak kita untuk bersikap sederhana seperti Rasulullah SAW, sekalipun anak memiliki kekuasaan atau keistimewaan daripada anak-anak lainnya. Dengan begitu, anak tidak anak melakukan hal-hal buruk atau dzolim. Selain itu, orangtua dapat mengajarkan untuk hidup sederhana seperti Rasulullah SAW. Misalnya, dengan menggunakan pakaian yang sederhana dan tidak perlu dengan kain panjang terjuntai yang menampakkan kesombongan.

10. Memerhatikan Pergaulan Anak

Berikutnya, penting sekali untuk memerhatikan pergaulan anak. Pastikan anak berada pada lingkup pertemanan yang positif. Sebagaimana sabda Rasulullah berikut ini,

“Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api.”

Jika anak berteman dengan orang baik, maka hubungan pertemanan dan perilakunya pun akan ikut baik pula. Begitupun sebaliknya.

11. Mengajarkan Sedekah dan Berbagai pada Sesama

Islam telah mengajarkan seluruh umatnya untuk menjalin hubungan baik antar sesama manusia. Dengan cara memberikan kasih sayang, tolong menolong, dan saling memberi ketika ada yang membutuhkan. Sedekah merupakan hal wajib untuk dilakukan. Sebab, setiap harta yang kita miliki, ada hak orang lain yang harus kita tunaikan. Sehingga perlu dikeluarkan dalam bentu sedekah pada orang yang tidak mampu.

Bersedekah perlu diajarkan oleh orangtua sejak dini agar anak terbiasa melakukannya hingga dewasa. Sedekah atau berbagi pada sesama dapat dilakukan dalam bentuk ilmu, barang-barang, atau uang. Hal yang paling penting dari sedekah, yaitu ikhlas. Dengan niat yang ikhlas dan tulus, sedekah pun akan bernilai pahala oleh Allah SWT. Juga akan mendapatkan keberkahan.

12. Mengajarkan Adab-adab yang Baik

Selanjutnya, cara mendidik anak dalam menurut Islam yang perlu orangtua terapkan dalam pengasuhan, yaitu mengajarkan adab-adab kebaikan. Adab-adab yang baik ini meliputi perilaku atau sopan santun anak terhadap orang lain. Orangtua dapat mengajarkan anak untuk menghormati sesama, selalu bersikap jujur, murah hati, dan adil. Selain itu, ajarkan juga si Kecil untuk menjaga kebersihan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist,

“Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan (termasuk kebersihan dan kerapihan).” (HR. Muslim no. 91).

13. Beritahu Perbedaan Anak Perempuan dan Laki-laki

Dan yang terakhir, jangan lupa ajarkan pada anak tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, memisahkan kamar orangtua dengan anak. Terutama jika memiliki adik atau kakak berbeda jenis kelamin. Jelaskan pula beberapa perbedaan antara laki-laki dan perempuan pada anak sehingga anak mengetahui batasan. Cara ini juga dapat mengajarkan anak untuk mengendalikan hawa nafsu.

Baca Juga: Pentingnya Mengajarkan Anak Membaca Surat Al-Fatihah Beserta Keutamaannya!

Itulah 13 cara mendidik anak secara Islami yang sesuai dengan Al-Qur’an maupun ajaran Nabi. Semoga dapat bermanfaat dan bisa diterapkan oleh para orangtua atau pun yang sedang merencanakan untuk memiliki anak.