Menderita Kelumpuhan Otak, Hafiz Cilik Ini Mampu Hafalkan 30 Juz Alquran

google.com

Seruni.id – Keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang bagi siapapun yang ingin meraih mimpinya menjadi seorang hafiz. Justru, dibalik keterbatasan tersebut tersimpan banyak kelebihan yang mungkin tidak dimiliki orang lain. Bahkan, dalam Alquran telah disebutkan bahwa manusia adalah makhluk paling sempurna yang Allah ta’ala ciptakan. Tapi, di antara kesempurnaan tersebut, ada mereka yang terlahir dengan kondisi ‘kurang‘ jika dilihat dari pandangan manusia.

Hasil gambar untuk naja peserta hafiz indonesia
tarbiyah.net

Seperti Hafiz cilik bernama Naja ini, ia adalah salah satu peserta Hafiz Indonesia asal Mataram (NTB), mungkin kita akan mengakui, bahwa anak tersebut memang berbeda dari yang lain karena kekurangan fisiknya. Namun, keurangan tersebut membuat dirinya lebih istimewa di antara yang lainnya. Mengapa? Sebab, sejak kecil ia telah divonis menderita kelumpuhan otak. Namun, keterbatasannya itu justru menuntun Naja untuk dapat menghafalkan 30 juz Alquran.

Naja adalah salah satu peserta Hafiz Indonesia yang diselenggarakan di stasiun televisi swasta, acara ini berlangsung ketika bulan Ramadan tiba. Program ini menampilkan anak-anak penghafal Aquran dari berbagai penjuru Indonesia. Tahun ini adalah musim ke-7 Hafiz Indonesia menampilkan jawara cilik yang mahil membaca, menghafalkan serta mencintai Alquran.

Dalam acara tersebut, Naja tampil dengan menggunakan kursi roda. Namun, hal tersbut tidak membuatnya patah semangat ataupun berkecil hati. Naja tetap berusaha semaksimal mungkin tampil di atas panggung demi membacakan ayat demi ayat.

Menurut pengakuan sang Bunda, yang ketika itu hadir mendampingi Naja, anak lelakinya itu menderita Cerebral Palsy, atau dalam Bahasa Indonesia berarti lumpuh otak (saraf motorik untuk menggerakan anggota tubunya rusak). Naja memang lahir dengan premature, gejala penyakit itu pun tidak langsung diketahui orangtuanya.

Kala itu, sang Bunda mengaku sangat khawatir. Lantaran, saat Naja memasuki usia 6 bulan, ia tidak seperti bayi pada umumnya, dia hanya bisa telentang saja. Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter awalnya mengatakan wajar, karena Naja memang lahir secara premature. Sampai akhirnya, lama-kelamaan, kedua orangtuanya baru mengetahui jika Naja lahir dengan lumpuh otak.

Meski lahir dengan keterbatasan fisik, bocah bernama lengkap Muhammad Naja Hudia Afifurrohman ini tak menyerah. Ia mengatakan bahwa sejak usianya 3,5 Naja sudah mampu menghafalkan Alquran hingga saat ini. Proses penghafalan Alquran tersebut, ia sambil dengan terapi. Menurut pengakuan sang Ibu, Dahlia Andayani. Istimewanya, di usia sekarang, Naja sudah menhatamkan 30 juz hafalannya.

Yang lebih luar biasa, Naja tidak hanya mampu membaca ayat Alquran saja, tetapi dia juha hafal letak halamannya, serta ayat pertama dan terakhir di halaman tersebut, dan juz dan surat apa. Kemampuan yang Naja miliki, belum tentu ada pada mereka yang terlahir dengan fisik yang normal. Sang Bunda justru tak menyangka dengan kelebihan paling istimewa yang dimiliki buah hatinya.

“Saya juga sebagai ibunya tidak pernah menyangka, kok dia sebegitu cepatnya menghafal alqur’an dan yang membuat saya kagum itu dia hafal sampai halaman-halamannya, padahal saya tidak pernah mengajarinya,”

Ada banyak pelajaran yang bisa kita petik dari kisah Naja ini. Bagaimana keadaan kita, jika mau bersungguh-sungguh pasti Allah akan memberikan jalan seluas-luasnya. Dan setiap orang tentu memiliki kelebihannya masing-masing, untuk itu, kita jangan hanya fokus pada kekurangan tapi beralihlah pada apa yang dapat kita lakukan dan berikan dengan kelebihan yang kita miliki saat ini.

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Meski Tak bisa Melihat, Anak ini Mampu Menghafal Alquran
[/su_box]

Semoga apa yang dilakukan Naja dapat menjadi pecutan untuk kita semua agar selalu bisa berbuat baik kepada sesama. Naja telah mengajari kita untuk tetap bersyukur atas apa yang Allah berikan, serta tidak memandang rendah orang lain yang lebih ‘kurang’ dari kita. Jika Allah mau memberikan ia keistimewaan, apapun kondisinya, tetap akan diberikan pula.