Rehat  

Allahu Akbar, Jenazah Hafidz Quran Tetap Utuh Meski Sudah 32 Tahun Dikubur

Seruni – Dalam sebuah acara pengajian di Dawuan, Subang, Jawa Barat yang digelar tiap Sabtu, Ajengan Toto Ubaidillah Haz mengutip sebuah riwayat yang menyatakan bahwa di liang kubur jasad seorang hafidz (penghafal) Al-Qur’an akan tetap utuh.

Muballig yang akrab disapa Kang Toto itu mengisahkan pertemuannya dengan Bu Supaedah. Ia adalah anak seorang hafidz Al-Qur’an yang sekarang ini berprofesi menjadi bidan di sebuah klinik. Pertemuan itu terjadi beberapa waktu lalu saat Kang Toto mengantar anaknya berobat. Dalam pertemuan itu keduanya berdialog cukup serius.

“Pak Ustadz, kira-kira kemana kalau mau mondokin anak ya?” tanya bidan Supaedah. Kang Toto itu menjawabnya dengan pertanyaan, “Memangnya ibu maunya di pesantren daerah mana?”

Bidan Supaedah menjawab bahwa ia asli Cirebon dan ingin anaknya bisa masuk pesantren yang ada di daerah Cirebon supaya bisa dekat dengan keluarga besarnya. Selain itu, ia pun menegaskan bahwa pesantren yang diinginkannya adalah pesantren tahfidz Al-Qur’an.

“Kalau pesantren Al-Qur’an ada di Kaliwadas Cirebon, Pesantrennya Uwa saya almarhum KH Nashir, nama pesantrennya An-Nashr. Ada juga di Ambit, Kecamatan Waled pesantren milik KH Abdul Basith, pesantren itu dikelola anak-anak dari Pesantren Rawamerta, Karawang,” jawab Kang Toto.

Namun benak Kang Toto sedikit termenung, karena biasanya para orang tua menginginkan anaknya mengikuti dan melanjutkan jejak orang tuanya, tapi bu bidan yang satu ini malah menginginkan anaknya masuk ke pesantren Al-Qur’an, bukan ke sekolah kesehatan.

Kenapa ibu mau masukin anak ke pesantren? Enggak dimasukin ke kedokteran atau yang sesuai dengan profesi ibu?”

Bidan Supaedah kemudian menjawabnya dengan sebuah kisah nyata yang dialami keluarganya. Suatu hari, karena alasan tertentu makam ayah Bidan Supaedah yang telah wafat 32 tahun yang lalu hendak dipindahkan, proses pemindahannya disaksikan oleh seluruh keluarga. Saat makam dibongkar, semua orang terkejut menyaksikan jasad penghuni makam itu masih utuh sempurna dan tidak hancur.

“Anak-anak saya bertanya, Mah, kenapa tubuh kakek tidak hancur? Kok masih utuh, apakah dia orang yang terkenal ampuh? Kan kakek sudah meninggal puluhan tahun lalu?” ungkap Supaedah menirukan pertanyaan anak-anaknya.

Dengan berlinang air mata, Bidan Supaedah kemudian menjawabnya dengan sejarah sosok sang kakek yang belum diketahui oleh cucu-cucunya itu.

“Jasad kakek kalian tidak hancur dan masih utuh karena kakek kalian semasa hidupnya adalah seorang hafidz Al-Qur’an, kakek kalian seorang kyai pengamal Al-Qur’an, Nak…”

Sejak saat itu, anak-anak Bidan Supaedah ingin menjadi hafidz Al-Qur’an dan minta dimasukkan ke pondok pesantren supaya bisa seperti kakeknya di kemudian hari.